𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 15: 𝐃𝐞𝐛𝐚𝐭

39 3 0
                                    

(Haloo! Minal aidzin wal faidzin, ya. Maaf kemarin-kemarin nggak update kareena lebaran ma sekolah jadi ya begitu.

Dan ada yang aku mau perjelas di sini, mengenai timeline dari cerita ini yang lumayan banyak flasback-nya *aku berhrp kalian tidak bingung sahabaat*. Oke jadi, yang pertama :
1. Cerita ini setting utamanya tahun 2020. (copid spill tipis2 nggak bakal kuanu bgt👌
2. Selain tahun 2020 berarti flasback yaaa, nah adanya flasback ini nanti bkl berkaitan samaaa Raiden yang kek nggak bisa bersosialisasi dng baik (inget waktu dia julid mulu sama Zenita pdhl kenal aja nggak?) terus Zenita yang punya hubungan asmara nggak baik sama Raksa, tapi dia ;) ttp merjuangin. (di flasback ada bagian Zenita sama Raksa pas masa-masa SMA kannn, nah itu tu 'reason'nya. Nanti kalian cari tahu aja kelanjutan kenapa Raksa jadi kayak kampret begitu)

Dahhh itu aja, btw semangaaaat sekolah lagiii ;) yok bangun yok, jangan mls, libur masih lamaaa. Oh, yaaa! Satu lagi. Judul di bab cerita ini tu pake bahasa belandaa say, terus yg bawah gambar tulisan di bold itu artinya. Ya udah daaaah jmpa lagiiii!)

***

(perdebatan)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(perdebatan)

and in the end, what was held for a long time and then tried to be covered up will be exposed at an unexpected time

***

"Baik, untuk kuliah hari ini ibu cukupkan sekian. Untuk tadi kelompok yang sudah berkonsultasi dan rencana project-nya ibu setujui tolong konfirmasi ke alana* dan disertakan rancangan sederhana yang tadi kalian jelaskan ke ibu. Paham?"

(alana : tempat pengumpulan tugas berbentuk website)

"Paham, Bu." Seluruh mahasiswa dan mahasiswi di gedung D10 lantai bawah itu serempak menjawab.

"Oke. Ada yang ditanyakan?"

"Tidak, Bu." Kali ini tidak seluruh mahasiswa yang menjawab, melainkan hanya beberapa mahasiswa saja. Bu Dosen yang terkenal kedisiplinannya mengenai absensi itu mengambil tak berisi laptop di atas meja lalu melambaikan tangan sambil mengucapkan salam. Itu tandanya kelas yang berasa simulasi neraka sudah berakhir.

Raiden menoleh ke arah satu-satunya anggota kelompok miliknya. "Mau lo apa gue yang ngirim ke Bu Fitri?"

Yang ditanya malah diam, ia terlihat fokus melihat layar gawainya beberapa detik. Tololnya Raiden bukannya mendesak agar perempuan itu memberikannya jawaban, laki-laki itu malah memandangi manusia di depannya lumayan lama. Hah, konslet sudah isi otak laki-laki itu.

Silent In The Rain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang