(luruh)
Love does not arrive just because you want it to, or think you are ready for it***
Demi hidupnya yang tak pernah mengenal indahnya cinta selain dari Ibu dan adiknya, Raiden betulan bingung sebab harus bagaimana sekarang. Permasalahannya adalah ... dia tiba-tiba menawarkan ingin melindungi seorang perempuan yang dari awal pertemuan mereka saja sangat kacau.
"Ze?"
Tak ada jawaban. Raiden mengambil kesimpulan bahwa benar perempuan yang menumpukan berat badannya ke belakang punggung miliknya mungkin tertidur?
"Lo tidur?"
Bibir bawah laki-laki yang masih di atas motor itu digigit sambil memikirkan bagaimana caranya ia turun dan membawa perempuan ini ikut turun? Dia sudah sampai kosannya. Oh, Aydan, Sesa, atau Ibnu ada di kosan tidak, ya? Mengingat ini sudah pukul lima sore.
Loh, kenapa tiba-tiba sudah sesore itu? Sebab beberapa jam yang lalu ia pergi bersama Zenita ke sebuah tempat di pojok kota ....
"Mau ke mana, Rai?"
"Nyari angin."
"Ini lumayan jauh tapi. Emang nggak apa-apa? Eh, Itu tembok-temboknya emang pada digambar-gambar gitu? Cantik."
Raiden melihat dari kaca spion. Bisa-bisa cuma melihat pemandangan seperti itu, mulut Zenita sampai terbuka. Matanya melihat begitu tertarik, pipinya terangkat sebab senyumnya belum juga pudar, dan tanpa sadar ... Raiden ikut mengangkat bibir ke atas.
Kemudian ia berdeham. Salah tingkah sendiri, padahal tak ada yang tahu perihal itu selain dirinya sendiri, tapi kenapa rasanya malu?
"Kita bukan mau ke situ,'kan?"
"Nggak, tapi kalau lo pengen liat nanti ke situ."
"Eh, nggak usah. Kalo emang nggak ke situ nggak usah liat."
"Oke, kita nanti ke situ."
"Rai??"
"Ha?"
Terjeda beberapa saat lalu Zenita hanya membalas, "Nggak. Nggak jadi."
Mendengar itu Raiden tersenyum tipis, lagi.
Beberapa menit mereka lalui. Tak ada lagi ocehan dari Zenita. Sungguh Raiden suka suasana sepi, tapi tidak di waktu ini. Eh, eh, kenapa begitu? Entahlah, laki-laki itu hanya ... ingin diajak bicara oleh perempuan yang duduk di jok motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent In The Rain
Fiksi Remaja𝐘𝐨𝐮𝐧𝐠𝐚𝐝𝐮𝐥𝐭 15+ || 𝐂𝐚𝐦𝐩𝐮𝐬 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 Zenita itu seperti titik di mana angin tenggara dan angin timur saling bertemu, iya benar, dalam dirinya memang seriuh itu. Sedangkan Raiden ia adalah wujud dari guntur ketika hujan. Sesuatu yang t...