Chapter 3

29 5 0
                                    

Selamat membaca.

----------------------------------------

Kantin sudah di penuhi oleh para siswa kelaparan:v
Alea dan Kayla sudah mendapatkan tempat duduk, Kayla pergi memesan makanan.

"Le lo mau pesen apa?" tanya Kayla.
"Samain aja kaya lo."

Di pintu kantin ada Devan dan sahabatnya, di situ juga ada Daren yang bergabung dengan Devan dkk.
Mereka sedang mencari tempat duduk yang masih kosong. Daren melihat adik nya dan tempat duduk yang Alea duduki terlihat masih kosong.

"Ikut gue yu." ajak Daren.

"Kemana ren?" tanya Dio.

"Kita duduk sama adik gue aja, keliatannya tempat duduk dia masih kosong tuh."

"Yaudah ayo." kata Devan.

Daren dan Devan dkk menghampiri tempat duduk Alea. Terlihat Alea yang sedang fokus memainkan hp nya.

"De sendiri aja lo?" tanya Daren dengan tiba-tiba membuat Alea sedikit tersentak.

"Eh elo bang ngagetin aja kirain siapa. Gue ga sendiri kok, gue sama kayla dia lagi mesen makanan." jawab Alea.

"Gue sama temen-temen gue duduk di sini boleh ga, tempat duduk yang lain udah penuh nih."

"Duduk aja kali bang santai aja sama gue mah."
Mereka berlima langsung duduk.

"Biar gue aja yang pesan makanan. Kalian mau pesan apa?" tanya Farel.

"Kita samain aja kaya lo" jawab Dio.
...
Diam-diam ternyata Devan sedang memperhatikan Alea yang sibuk dengan ponsel nya.
Devan sengaja duduk berhadapan dengan Alea, ntah kenapa ada yang beda ketika dia berada dekat Alea. Ada perasaan aneh pada dirinya.

"Makanan sampai."
Kayla dan Farel datang membawa nampan makanan mereka.

Mereka makan dengan tenang, tetapi tidak dengan Devan. Dia hanya mengaduk-ngaduk makanannya sibuk memperhatikan Alea yang sedang makan, dia melihat ada sisa makanan di bibir Alea. Dengan sigap dia mengambil tisu yang ada di meja dan mengelapkannya pada bibir Alea.

Alea sedikit tersentak, terkejut dengan apa yang di lakukan Devan. Tak sengaja kedua bola mata mereka bertemu dan terdiam beberapa detik.

"Aduh...jantung gue kenapa ya." batin Devan.

"Kok gue degdegan." batin Alea.

"Ehkem.."

Suara dehaman yang berasal dari Daren membuyarkan tatapan mereka berdua.

"Awas ada yang suka tuh." goda Dio.

"Kayaknya bakal ada yang jadian nih." kevin pun angkat bicara.

"Akhirnya sahabat tomboy gue jatuh cinta." kayla pun ikut menggoda sahabat nya.

"Eh.. Sorry" kata Devan.

"Eee.. Iya gapapa kok." jawab Alea, mereka melanjutkan makannya dengan canggung.

~kring...kring..
Suara bel menghentikan aksi makan mereka.
"Udah bel gue sama kayla ke kelas duluan ya." pamit Alea.

...

Bel pulang sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu, sekolah pun perlahan mulai sepi.
Alea dan Kayla sedang berjalan menuju gerbang.

"Le gue duluan yah, bang Dio udah nungguin gue." pamit Kayla.

"Oke hati-hati ya."

Ponsel Alea bergetar dari dalam kantung rok sekolahnya, dia melihat siapa yang menelponnya.
Tertera nama Daren, Alea mengangkat telpon dari kakaknya.

"Hallo bang ada apa?" Tanya Alea.

"Gue ada kerja kelompok sama temen gue, bilangin bunda yah gue pulang telat." terdengar jawaban dari Daren.

"Oke bang nanti gue sampein ke bunda. Hati-hati jangan terlalu malam pulangnya." kata Alea.

"Makasih adik ku sayang, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam bang."

Tutt...

~Alea Pov

Gue pergi meninggalkan sekolahan.
Di perjalanan tiba-tiba motor nya mati.

"Aduh kenapa lagi ni motor, udah jalanan lagi sepi gini. Yakali gue mau dorong nih motor sampe rumah bisa encok gue." gumam gue sambil mencari bantuan.

Mustahil ada yang bantu gue, jalanan lagi sepi tidak ada siapa-siapa selain gue.

Citt..
Terdengar suara decitan motor di samping gue.

Perlahan orang itu membuka helm nya.
Ternyata orang itu Devan.

"Mau apa lagi lo?" sarkas gue.

"Santai aja kali mba, gue di sini mau berbaik hati nolong lu. Balik bareng gue aja." ajak Devan.

"Jangan sok baik deh lo sama gue, gue gamau pulang sama cowok kaya lo." jawab gue.

"Yakin nih gamau pulang sama gue, jalanan lagi sepi lho... nanti ada hantu yang nemenin lu."

"Mana ada, gue ga takut sama kayak gituan, Yaudah deh pergi aja sana lu."

"Yakin nih gamau pulang sama gue. Gue tawarin sekali lagi mau ga? Gue hitung sampai tiga."

Satu..

Gue berpikir kembali, ikut pulang ga yah.

Dua..

Serem juga sih tempatnya.

Tiga..

"Yaudah deh dengan terpaksa gue ikut pulang sama cowok kaya lo."

"Jangan banyak omong deh cepetan naik kalau engga gue tinggal nih."

"Iyaiya bentar kek, tapi motor gue gimana masa mau di tinggal disini."

"Udah santai aja, nanti gue telpon montir buat bawa nih motor ke bengkel langganan gue."

"Yaudah deh, jangan macem-macem ya lo sama gue."

"Idih lagian siapa juga yang mau macem-macem sama cewek barbar dan tomboy kayak lo."

Gue menaiki motor Devan, dan pulang ke rumah gue.

10 menit kemudian kita sampai di rumah gue.

"Makasih ya udah nganterin gue pulang."

"Sama-sama cantik." goda Devan.

"Apaan sih yaudah sana lo pulang." usir gue.

"Ngusir nih ceritanya? Ga di ajak masuk dulu gitu, tawarin minum kek makan kek." kata Devan.

"Gue tonjok lu kalo berani masuk rumah gue." jawab gue.

"Galak amat neng, Hahaha..."

Baru aja gue mau numpuk nih cowok pake tas gue, dia udah kabur dengan motornya.

"Dasar cowok sialan."

Gue masuk ke dalam rumah dengan perasaan yang ntah seperti apa.

Tbc

Jangan lupa vote dan komennya temen-teman.

ALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang