Chapter 5

28 4 2
                                    

Hanya mengingatkan jangan lupa vote dan komen ya:)

Selamat membaca

-----------------------------------------

Mereka sedang di perjalanan menuju suatu tempat.

"Sebenarnya lo mau bawa gue kemana sih?."  tanya Alea sedikit berteriak.

"Udah lo diem aja deh, bentar lagi juga sampe kok."

Cittt...

Alea dan Devan turun dari motor. Alea sedikit aneh karena Devan membawanya ke sebuah gedung perusahaan, padahal sudah malam begini.

"Bramanta Corp? Ini kan perusahaan papa lo. Ngapain lo bawa gue ke sini malem-malem gini?."

"Ayo deh ikut gue aja, jangan banyak bacot deh lo. Pokoknya lo gak akan nyesel gue ajak kesini."

Baru ingin menjawab, Devan malah menarik tangan Alea buat masuk ke gedung tersebut.

Gedung nya sudah terlihat sepi, karena waktu kerja habis pada pukul 5 sore. Mungkin hanya karyawan yang lembur dan satpam yang menjaga keamanan perusahaan ini yang masih berada di perusahaan milik papa nya Devan.

Devan dan Alea menaiki lift menuju lantai teratas yaitu rooftop.

Terlihat keindahan kota pada malam hari, Alea tak henti hentinya mengagumi keindahan malam kota yang pada siang hari terlihat gersang dan banyak polusi.

Devan sering sekali membawa sahabat-sahabat nya kesini, tempat ini juga menjadi tempat favorit mereka. Apalagi kalau dari salah satu mereka ada yang sedang punya masalah.

Devan dan Alea duduk di sofa yang sudah tersedia di rooftop karena memang sengaja di taruh di situ, Devan yang meminta kepada papa nya.

"Suka ga?." tanya Devan.

"Suka banget! Sumpah gue baru liat kaya gini."

"Gue sering kesini kalau lagi banyak pikiran, entah kenapa kalau di sini tuh bawaan nya adem banget, bikin hati dan pikiran gue tenang."

"Makasih ya udah ngajak gue kesini, gila ini sih tempat bagus banget. Eh btw kenapa sih alasan lo bawa gue kesini, ngajak nya tiba-tiba lagi. Tapi inget ya gue masih kesel sama lo."

Devan hanya tersenyum kecil mendengar ocehan dari Alea.

Devan memperhatikan Alea yang sedang ngoceh, entah kenapa terlihat lucu melihat Alea seperti itu.
Tatapan Devan ke Alea tidak bisa di artikan, dia semakin intens memandang Alea.

"Ternyata cantik juga ya nih cewe, iya sih kalau di liat dari kelakuannya di cewe barbar kagak ada cantik-cantiknya."

"Kok jantung gue kaya abis maraton gitu ya, perasaan gue kagak ada riwayat sakit jantung deh. Apa gue suka sama nih cewe, ahh tapi ga mungkin deh, masa gue suka sama cewe barbar kaya dia. Aduh lo mikir apa si van." batin Devan terus saja mengagumi kecantikan dari Alea.

Tidak ada perkataan dari mulut Devan, Alea melihat ke Devan, ternyata Devan lagi memandangi Alea.

Alea merasa risih di pandang seperti itu, akhirnya dia menyadarkan Devan.

"Heh lo kenapa sih? kesambet ya? Kok liatin gue nya kaya gitu sih, gue tau kok kalau gue cantik." kata Alea sambil menepuk tangan Devan dan dengan percaya dirinya berkata seperti itu.

"Eee..eee..engga kok gapapa, idih pede banget sih lo, cantik kalau di liat dari ujung monas noh." jawab Devan sedikit gugup.

Tidak ada yang membuka suara setelah itu, mereka berkutat dengan pikirannya masing-masing.

Langit malam bertabur bintang dan tambahan lampu-lampu kota yang menghiasi menambah kesan indah pada saat itu.

Drett...drett

Bunyi ponsel Alea menghentikan aksi mereka, tertera nama Daren di situ.

"Hallo de, lo dimana kok belum pulang juga, tadi bilangnya cuman sebentar tapi ini udah jam 9 malam lo belum pulang juga. Lo ga kenapa-kenapa kan? Gue khawatir sama lo." terdengar suara Daren du sebrang sana.

"Ohiya bang sory gue lupa waktu, gue gapapa kok bang, gue lagi sama teman tadi ketemu di jalan makanya gue main dulu. Bentar lagi gue pulang kok bang."

"Syukur kalo lo baik-baik aja, cepat pulang jangan malem-malem gue tunggu di rumah hati-hati."

"Iya bang."

Tutt..

Daren mematikan telpon nya.

"Udah malem nih pulang yu, tapi anterin gue pulang yah, gue kan ga bawa motor."

"Ayo udah malem juga, sory ya sampe lupa waktu."

"Iya gapapa kok malah gue seneng."

Mereka berdiri dari duduknya dan segera ke parkiran. Devan mau mengantar Alea terlebih dahulu, baru dia akan pulang ke rumahnya.

...

Mereka sudah sampai di rumah Alea.
Alea melepaskan helm nya dan pamit masuk ke dalam rumahnya.

"Nih helm nya, makasih ya udah ngajak gue jalan, gue gak akan nyesel deh. Makasih juga udah nganter pulang."

"Iya sama-sama, oh iya gue minta maaf soal kemaren udah nabrak lo dan ga minta maaf malah nyelonong gitu aja. Buat yang tadi itu sebagai tanda permintaan maaf gue."

"Iya gapapa kok gue juga minta maaf sering marah-marah ke lo, sekali lagi makasih ya, gue masuk dulu kasihan bang Daren udah nungguin gue dari tadi."

"Oke gue juga mau pulang."

"Hati-hati."

Devan pergi melenggang meninggalkan rumah Alea. Perlahan Devan mulai menghilang dari pandangan Alea. Dia pun masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, lo kemana aja sih de, kita di sini khawatir sama lo."

"Maaf ya bang, bun, yah, aku ga ada kabar kaya tadi. Dan ga pamit juga buat pulang malem." kata Alea sambil menundukan kepalanya karena merasa bersalah.

"Iya gapapa kok nak, kamu gausah minta maaf, kita cuma khawatir aja sama kamu takut kamu kenapa-kenapa." kata bunda.

"Makasih ya bun." Alea memeluk bundanya.

"Yaudah kamu ke kamar istirahat besok kan sekolah, Daren kamu juga masuk ke kamar." kata ayah.

"Iya yah." jawab Daren dan Alea bersamaan.

Mereka masuk ke kamar nya masing-masing.

Alea langsung berbaring di atas tempat tidurnya kerena merasa lelah. Secara tak sadar ternyata Alea sudah terlelap.

....

Di kediaman Bramanta, Devan baru saja sampai di rumah.

"Assalamualaikum ma pa."

"Waalaikumsalam, baru pulang nak?"

"Iya ma maaf nya lama mainnya."

"Iya gapapa kok."

"Mama sama papa kenapa belum tidur?." tanya Devan.

"Kita belum ngantuk, yaudah ke kamar gih, beresin semuanya dan tidur besok kan sekolah."

"Iya ma Devan ke atas dulu ya."

Daren langsung berbaring di kasurnya. Pikiran Devan tak henti-henti nya memikirkan Alea.

Tak lama kemudian Devan merasa ngantuk dan memutuskan untuk tidur.

Tbc
Sampai sini dulu ya ceritanya.
Makasih yang udah baca cerita ini, meskipun ceritanya ga jelas hhe:)
Kalau suka sama ceritanya jangan lupa vote ya, dan kalau ada kesalahan sama penulisan atau cerita nya mau di lanjut, boleh tulis di kolom komentar.

ALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang