I Look U [3]

23 4 0
                                    

"Apa yang kau lakukan disini?"

Bukan Eunbi yang mengatakannya. Dia menoleh. Terkejut. Itulah yang dirasakannya. Dia melihat ada Ji-woon didepan pintu rooftop yang terbuka.

Seketika Eunbi menunduk. Dia bertemu dengan Ji-woon ssaem lagi dan itupun.. mendadak?

"Apa ada masalah?" Tanya Ji-woon sambil menutup pintu dan berjalan mendekat kearah Eunbi.

Eunbi tetap tidak menjawab. Dia merasa malu lagi. Apa Ji-woon ssaem mendengar semua keluhannya? Bodoh sekali kau Eunbi!! Pikir gadis itu.

"Jika ada apa-apa ceritakan saja padaku. Jangan malu. Aku hanya ingin dekat saja dengan muridku" ucap Ji-woon tersenyum.

Eunbi tetap tak membalas. Dia tetap diam ditempat sambil menunduk.

"Ayo duduk sini dulu" ajak Ji-woon. Ji-woon menuju batu yang diukir seperti sofa agar bisa diduduki.

"Kajja Eunbi-ah" ajak Ji-woon lagi

Eunbi menggeleng. Apa guru barunya akan meng'apa-apa'kan dia?

"Tenanglah, nak. Aku tidak akan meng'apa-apa'kan dirimu. Duduk saja"

Eunbi merasa hatinya sedikit luluh saat mendengar ucapan Ji-woon. 'Nak' sebutan itu benar-benar sangat dirindukan oleh Eunbi. Sudah lama dirinya tidak bertemu appa dan eomma nya.

Eunbi perlahan maju dan melangkah. Lalu mendudukkan bokongnya disofa batu itu. Gadis itu memberi jarak pada dirinya dan ssaem nya.

"Kau tidak berniat bunuh diri disini kan?" Tanya Ji-woon membuka pembicaraan dan membuat Eunbi mengerutkan dahinya bingung

"Kau tidak ingin bunuh diri kan?" Tanya Ji-woon sekali lagi dan mendapatkan gelengan cepat dari Eunbi.

"Baguslah jika begitu"ucap Ji-woon tersenyum melihat Eunbi, walau Eunbi tetap menundukkan kepalanya.

"Kau pasti sangat depresi ya?" Tanya Ji-woon lagi. Kini Eunbi menggelengkan kepalanya pelan

"Sudahlah.. jangan berbohong padaku. Aku tau semua kisah tentang kehidupanmu" ucap Ji-woon sambil mengadahkan pandangannya.

Perkataan itu sontak membuat Eunbi mendongakkan kepalanya. Dia sedikit melotot terkejut. Jadi ssaem mendengarnya?

"Aku mengetahui jika kau sering dibully oleh Jin-soo dan kedua temannya itu" ucap Ji-woon. Eunbi masih menatapnya.

"Aku juga tahu latar belakangmu" lanjut Ji-woon. Eunbi membelalakkan matanya. Dia takut jika semua itu terbongkar. Matanya mulai berkaca-kaca. Dia mengadahkan pandangan agar buliran itu tak jatuh. Namun tak bisa.

"Ku-ku mohon.. hiks.. ja-jangan kat-katakan.. hiks.. ap-apapun.. hiks.. pada s-si-siapapun.. hiks" isakan Eunbi terdengar. Dia kembali menunduk. Ji-woon kini menatapnya

"Tenanglah.. Eunbi-ah.. aku tak akan mengatakan pada siapapun. Itu akan menjadi rahasia" saut Ji-woon.

Eunbi mendongak kemudian tersenyum legah karena identitas aslinya tak akan diketahui orang dan membuat rencananya sia-sia saja. Eunbi pun menghapus air matanya.

"Apa aku boleh tau kenapa kau ingin menyembunyikan identitasmu?" Tanya Ji-woon

"Saya hanya ingin menemukan orang yang benar-benar menyayangi saya seperti keluarga dan mencintai saya dengan tulus tanpa melihat latar belakang saya" saut Eunbi yang kini kegugupannya hilang. Dia pikir tidak salah menceritakannya pada gurunya sendiri.

Ji-woon terkekeh, "jangan seperti itu, kau terlihat canggung. Anggap saja aku sebagai ayahmu sendiri, nee?"

Eunbi terkejut. Apa yang harus dia jawab? Eotthoke?? Baiklah. Ini keputusannya. Eunbi hanya mengangguk pasrah.

"Apakah kejadian pingsan tadi pagi disebabkan oleh Jin-soo,lagi?" Tanya Ji-woon yang mengingat-ingat kejadian pagi tadi. Dia menemukan Eunbi yang tergeletak didepan ruang kelas 2-3 namun sedikit jauh, tidak lagi dengan penampilan rambutnya yang acak-acakan.

Eunbi menggeleng. Dia tahu jika Ji-woon ssaem akan melakukan hal yang sama seperti guru lainnya yaitu dengan mengatakan 'biarkan saja dan jangan difikirkan' menyebalkan bukan?

Ji-woon mengedarkan pandangannya, "jika dia melakukan sesuatu padamu katakan saja padaku. Aku tidak keberatan" ucapnya tersenyum.

Apa yang dikatakan ssaem barusan? Dia akan membantuku? Apa itu benar? Apa dia hanya akan mengincar uang appa saja?

"Aku tau dibenakmu pasti kau berfikir bahwa aku mengincar uang appamu karena aku telah mngetahui latar belakangmu kan?"

"Eh?" Eunbi terkejut. Dia langsung menutup mulutnya.

"Hahahah.. kau tenang saja. Bukankah sudah kubilang anggal saja aku appamu" ucap Ji-woon tertawa renyah

"Aku tidak akan mengincar harta milik appamu itu. Aku hanya mencoba merasakan memiliki seorang anak saja. Dan kau adalah anakku sekarang"sautan itu mendapatkan kekehan sendiri oleh Ji-woon

"Dulu aku mempunyai keluarga yang utuh. Keluarga yang ku bentuk sendiri. Istriku hamil anak pertama kami. Kami bahagia bahkan orang tuaku dan orangtua istriku ikut bahagia. Kami memutuskan untuk melakukan reunian keluarga untuk memberikan selamat pada kehamilan istriku. Diperjalanan istriku tak henti-hentinya meminta sesuatu dariku. Intinya dia sedang mengidam. Dia meminta semua yang diinginkannya. Hingga terjadi... kecelakaan maut" Ji-woon tercekat sejenak. Matanya mulai berkaca-kaca. Eunbi yang sedaritadi diam menyimak turut sedih atas kepedihan Ji-woon

"Istriku selamat, namun kandungannya tidak. Hhh.. naas sekali bukan? Rahim istriku rusak dan dia tak bisa hamil lagi. Membuatku frustasi. Dan yang lebih membuatku frustasi adalah orang tua istriku memintaku untuk menceraikannya." Eunbi terbelalak. "C-ce-cerai?"

Ji-woon mengangguk, "karena mereka menganggap bahwa akulah yang bersalah disana waktu itu. Istriku sebenarnya tidak mau,tapi dia dipaksa oleh eommanya. Jadi mau tidak mau dia harus menceraikanku"

Eunbi turut sedih mendengar kejadian itu, "apa kau tidak merasa sedih?"

Ji-woon tersenyum kecut, "tentu saja aku sedih. Ditinggalkan orang yang dicintai itu sangat berat. Sama seperti yang kau rasakan. Tapi aku lebih berat. Setelah sehari aku ditinggalkan anak pertamaku aku diceraikan istriku sendiri. Double kill bukan?"

Eunbi tersenyum tipis menanggapinya. Itu pasti menyakitkan.

"Sudah dulu ceritanya. Kau membuatku menangis..."ucap Eunbi

"Jadi.. kau bisa cerewet juga ya?" Tanya Ji-woon mencoba mencairkan suasana

"Jadi menurut ssaem aku bagaimana?" Tanya Eunbi mengerucutkan bibirnya.

"Jutek"

"Ya! Ups!" Eunbi menutup mulutnya itu. Sembarangan saja jika bicara!

"Hahahahha.. sudahlah.. kita kembali kekelas saja. Bel akan berbunyi, kajja"Ji-woon tertawa renyah dan bangkit dari duduknya melihat itu Eunbi ikut berdiri dan mengekori Ji-woon.

Appa, meski kau tak disini kurasa aku akan mendapatkan kasih sayang darimu meski itu dari orang lain. Tuhan mengabulkan permintaanku dengan cepat. Apa aku terlalu marah saat mengeluhkannya? Tapi aku sangat berterima kasih. Setidaknya aku sudah ada yang mau melindungi:).

Tbc.

Hmm... Eunbi kek ga punya bapak:(. Gagaga
Ji-woon ituh om om ya gengs, but jangan berfikiran negative tentang Ji-woon, kan kesian T.T

Jangan lupa tekan tombol vote dipojok sebelah kiri dan juga comment✔ sebanyak-banyaknya biar makin semangat.

See you next time😉

Nih⤵⤵

I Look U[FF-TXT] Judul Sebelumnya Can't You See Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang