Almeera✯

65 8 2
                                    

"Balik kelas yok, udah mau bel nih" ucap Fanya sang rambut pirang.

Dia bukan keturunan bule, ketika ditanya oleh guru ia hanya menjawab bahwa rambutnya yg diwarna itu terkena sinar matahari terus menerus. Ya, karena dia seorang atlet Basket disekolah.

"Ayok lah, eh btw, Lo ga suka beneran sama si cupu tadi itu kan An?" Tanya Catherine. Justru Rin inilah yg bule.

"Engga lah, kek biasanya aja, gue ga suka nyakitin orang yg suka sama gue" jawab Anne.

"Yaelah si kutu gajah, ya pantes lah pada ngejar-ngejar elo, inner beauty Lo aja tebel, setebel buku sejarah, ahahaha"

Tawa mereka pecah sepanjang koridor menuju kelas XI MIPA 1. Hingga tawa Anne berubah menjadi senyuman riang.

"Bang Devannn" teriaknya lalu berlari.

Sedangkan yg diteriaki hanya menoleh lalu berlari menjauh, layaknya pangeran yg dikejar monster.

Kedua sahabatnya lalu tertawa terbahak dan memukul bahu sang monster.

"Kasian bener sih Lo ahaha"

"Lo tu ya An, banyak yg ngejar Lo tapi Lo nya malah ngejar si Pangeran Es itu" jujur Fanya.

"Gapapa, gue kuat, gue yakin dia bakal jadi punya gue"

Mereka segera berlari ketika bel masuk kelas telah berbunyi beberapa detik lalu, mereka memburu sang waktu karena setelah ini adalah pelajaran sang guru killer.

----✯----

Seperti biasa, Anne menunggu kakak laknatnya sepulang sekolah. Bagaimana tak laknat kalau tak ingin terlihat kakak beradik di lingkungan sekolah.

Alzeera Alvian. Vian, salah satu sahabat Devan. Karena itulah ia tak mau terlihat seperti akrab dengan para most wanted disekolah ini. Dan karena ada alasan lain.

Ketika sekolah mulai sepi, saat itulah Vian mulai meninggalkan kelas dan menuju parkiran, menemui sang adik tercintanya, walaupun ia dianggap laknat tapi ia sangat menyayangi Ara.

Ya, Ara adalah panggilannya untuk Anne. Sedangkan Anne memanggilnya Al.

"Lama banget sih Lo Al" keluh Anne yg mulai lelah terus menerus menunggu kakaknya itu.

"Kek gak biasanya aja sih Ra" jawabnya lembut lalu membukakan pintu mobil untuk adiknya itu.

"Ya capek aja Al ga Lo anggep adek terus-terusan"

"Iya maaf, bakal ada waktunya gue kenalin Lo ke semua murid sebagai adek gue, oke" ucap Vian lembut lalu mengecup singkat puncak kepala adiknya itu.

Dilihatnya sang adik masih terduduk kesal padanya, Vian menghela nafas lalu membujuknya.

"Lo mau denger soal Devan hari ini ga?" Ucapnya memancing sang adik tersenyum.

Sontak saja Anne tersenyum riang dan menjawab dengan anggukan.

"Tadi dia cerita soal Lo ke kita, katanya dia dideketin sama si most wanted XI MIPA 1, gue kaget dong ya secara itu adek gue..."

Diliriknya sang adik yg tengah tersipu malu dan tersenyum. Vian pun ikut tersenyum.

"...terus katanya Lo nembak dia tapi dia tolak, ceritanya sih sama judes gitu, kayaknya dia ga suka sama Lo deh ahaha..."

AdevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang