Sanjaya☯

39 5 4
                                    

"El gue bisa jelasin sama Lo, pacar gue cuma Lo" ucap Vian pada gadis didepannya itu.

"Jelasin apa? Gue udah denger semuanya kali" Jawabnya.

"Se..sebenernya itu bukan pacar gue tapi"

"Halah basi, cowok tampang kayak Lo itu emang buaya Ian, kita putus"

"ELFANYAA!" Tak disangka pernyataan sang gadis membuatnya sangat marah. Terlihat sorot mata tajam milik Vian tapi Fanya hanya terdiam lalu pergi.

Fanya memang sudah lama berpacaran dengan Vian, siapa sangka seorang Vian mempunyai beberapa pacar, tapi sepertinya baru kali ini dia diputuskan oleh salah satu pacarnya.

"Al" panggil seorang gadis mungil yg sudah sejak kapan berada disamping kakaknya itu.

"Ha?" Jawab Vian yg masih dengan mood sangat berantakan.

"Gue lupa bawa obat" pernyataan ini mungkin akan membuat mood Vian lebih dari sangat berantakan.

"Kan gue udah bilang, jangan lupa dibawa, gimana sih Ra, Lo pesen ojol aja suruh ambil kerumah trus anter kesini Lo ambil di gerbang" suruh Vian dengan nada suara agak ditinggikan.

"Emang boleh?" Tanya Anne polos.

"Kalo ga boleh kenapa gue nyuruh Lo" setelah mengatakan itu Vian pergi berlalu dari hadapan adiknya, mungkin ke kelas karena sudah hampir memasuki jam pertama.

Al lagi dapet paling ya, batin Anne.

"Gue daritadi belum ketemu bang Devan sih, kangen juga nih mata liat yg ganteng-ganteng nyakitin"

"Baik bu, nanti saya sampaikan ke teman-teman mengenai tugas dari ibu" terdengar suara lirih didepan sana.

Anne hanya memandang sembari tersenyum,

Panjang umur banget sih bang, batinnya.

Oh iya gue ga bawa es krim vinneto buat bang Devan pagi ini, pesenin ojol aja deh.

Sembari berjalan menuju kelasnya ia menggerakkan tangannya lincah diatas handphone sambil sesekali melirik ke arah jalannya.

"Oke beres" ucapnya lalu memasukkan handphone ke dalam sakunya.

Hampir lima menit ia berjalan, kini sudah terpampang jelas tulisan XI MIPA 1 diatas pintu kelasnya.

It's time to begin the first classes.

"Pas banget sih, mau istirahat bentar padahal" gumamnya memaki sang waktu.

-☯-

Bu Yuli sebagai wali kelas serta guru mapel biologi memasuki ruang kelas Anne. Biologi di jam pelajaran pertama setidaknya lebih baik daripada harus terus menguap di jam pelajaran terakhir nanti, apalagi matematika sudah tidur mungkin para manusia anti matematika itu.

Hampir setengah jam berlalu, Anne tak juga mendapati pesan dari sang ojol. Ia mulai khawatir, apa mungkin ojolnya tersesat pikirnya. Tapi, mustahil seorang ojol bisa tersesat, kan ada mapsnya.

Setengah dari tiga puluh tiga pasang mata tengah fokus didalam kelas, yg lain ya seperti Anne, beradu dengan lintas pikir mereka masing-masing.

Mulai dari hendak makan apa dikantin, kapan jamkos, pulang sekolah hendak melakukan apa, dan ada juga yg tengah memikirkan uang bulanan yg mulai menipis.

Drrtt
Ojol
Sudah ditempat tujuan mba, ini dititipkan di lobi saja ya, saya mau ambil penumpang lain.

AdevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang