Angelica☯

39 7 9
                                    

"Lo yg tadi ngasih Devan es krim?" Tanya seorang wanita tinggi didepan pintu gudang.

"Eh iya kak, kenapa ya?" Jawab Anne ramah karena tertera Romawi XII pada bet kelas gadis itu.

"By the way beli es krim nya dimana ya? Gue nyari ga nemu-nemu" Sahut gadis ber name tag Alkarin itu.

"Kurang tau ya kak, kemarin yg belikan teman saya, kakak kelas berapa?" Jawab Anne sedikit berbohong mengenai Vian sekaligus menanyakan kelas Karin siapa tau sama dengan kelas Vian.

"XII MIPA 2" Jawab Karin.

"Temen saya namanya Vian kak, kelas XII MIPA 1"

"Ohh si Vian, oke deh, thanks ya" ucap Karin yg disambut senyum hangat milik Anne.

Anne kemudian memasuki gudang itu, ia tak menampakkan sedikit pun rasa takut dimatanya. Bagaimanapun ruangan ini sudah menemaninya sejak lama, bisa dibilang sudah familiar baginya.

Anne meneguk 3 jenis pil obat yg berbeda, ada yg berukuran kecil hingga yg berukuran sebiji jagung. Tak lama baginya untuk melakukan ritual harian itu, mungkin hanya setengah menit.

"Dev, gue mau ngomong sesuatu sama Lo" terdengar suara perempuan diluar ruangan itu, Anne yg tak ingin mengacaukan suasana hanya terdiam sembari mendengarkan.

"Apa?" Balasan dingin dari orang lain mulai membuat Anne terkejut.

"Gue suka sama Lo, Lo mau kan jadi pacar gue Dev" ungkap perempuan itu.

Pupil mata Anne tersontak kaget, hendak rasanya ia memaki perempuan itu. Ia yg hampir sempurna saja tak bisa mendapatkan Devan, apalagi wanita itu, begitu pikirnya.

"Gausah, makasih" suara beku yg membuat hati Anne lega telah terlempar asal ke arah lawan bicaranya.

Terdengar langkah kaki yg mulai menjauh, Anne berpikir bahwa mereka sudah pergi dari sana, tapi nihil. Hanya satu diantara mereka yg pergi darisana.

"Lo?" Kaget perempuan yg tadi berbicara dengan Devan.

Anne terkejut, ia berlari kencang menyusuri koridor. Tak ia sangka, sedari tadi perempuan itu masih mengikutinya.

Brughh...(suara orang jatoh)

"Aww" rintih Anne sambil memegang lututnya yg sedikit sakit.

"Lo kenapa?" Tumben sekali pangeran es itu peduli dengan lawan bicaranya.

Mata Anne menatap perempuan tadi, bisa dilihat mata Devan yg mulai mengikuti arah pandangnya.

"Lo apain pacar gue?" Pertanyaan sekaligus pernyataan Devan mengundang banyak mata keluar dari tempatnya, bagaimana tidak banyak kalau sekarang mereka jadi tontonan siswa lain.

"Pacar? Itu pacar Lo?" Tanya perempuan yg ternyata bernama Rachel itu.

"Iya! Mulai detik ini!" Jawab Devan dengan menekan setiap kata pada ucapannya.

Devan berpaling dari Rachel, menghampiri Anne yg masih terpaku pada pernyataan Devan.

"Bangun, ayo ke UKS" ucap Devan lalu menopang tubuh Anne ke arah UKS.

AdevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang