0.8 pertandingan.

90 26 24
                                    

Dua minggu berlalu sejak Fina masuk Tim futsal.

Kini dirinya dan Tim sudah siap bertanding.

Saat memasuki lapangan, sorak Sorai penonton menyemangati. Ditambah suporter dari SMA mereka bersorak begitu kerasnya.

Gadis itu sedikit melirik ke arah bangku pendukung Tim futsal SMA tunas bangsa.
Namun mata gadis itu tak menemukan Caksa.

Pertandingan kian sengit, namun gadis itu memikirkan caksa. Skor sementara hanya 2-3.

2 untuk SMA Tunas Bangsa dan 3 untuk SMA Nusa. Ditambah lagi Lama pertandingan tinggal 5 menit lagi, waktu kian menipis. Namun gadis itu masih tidak fokus.

Dia kemana? Apa terlalu sibuk sampai tidak datang. Batinnya

"Aw" teriak Fina

Karena tiba tiba pemain lawan curang dan menyepak kaki Fina.

Badan Fina yang hampir jatuh masih bisa tertahan oleh tangannya.

"Biar gw bantu" ucap cowok itu lalu berlari menuju Fina

"Gak usah, bolanya udah mau masuk gawang, cepett ambil alih bola, gw gakpapa" ucap Fina dengan nada khasnya (ngegas)

Tian menuruti perkataan Fina dan mengambil alih bola dari tim lawan. Ia menggiring bola sampai akhirnya mencetak skor untuk tim SMA tunas bangsa. Tepat tiga detik sebelum waktu  permainan habis, Tian mencetak gol. Menjadi penyelamat.

Kini skor sama besar, diadakan pinalti untuk itu.

Karena tidak Fokus, Tian tidak bisa membuat bola memasuki gawang. Pikirannya berlarian memikirkan keadaan Fina.

Bodoamat dengan skor Tim yang kini tertinggal. Tian langsung lari menghampiri gadis itu.

"Finaaaa" teriaknya sambil berlari ke arah Fina yang duduk di pinggir lapangan.

"Lo gak papa?"

"Gw gakpapa, cuma keseleo paling"

"Gw pijitin ya, nih gw bawa minyak"

ucap cowok itu lalu membuka kaos kaki Fina perlahan dan mulai mengoleskan minyak pada pergelangan kaki Fina.

"Aaaw pelan pelan"

Teriakan Fina langsung membuat Tian reflek menoleh. Pandangan mereka bertemu. Membuat Pipi Fina sedikit memanas.

Fina menggerakan Kakinya yg membuat tatapan mereka berdua berhenti.

"Kak caksa nggak dateng ya?"

Kampret, dia nggak peka samsek. Batin Tian

"Iya" jawab Tian sedikit ketus.

"Oh, kenapa emang?"

"Berisik, kepo, nih lo pijit kaki lo sendiri"
Tian berlalu meninggalkan Fina yang terdiam.

Kok gw kesel ya denger nama caksa disebut? ish nggak mungkin.. nggak mungkin.. istighfar Tian, gak boleh suka sama cewek gila itu. Batin Tian
***

Di sisi lain, gadis perempuan itu, bersama Nael-nya sedang duduk di ruang kelas.

Sedang mengisi soal soal matematika. Hari ini saat Fina bertanding Futsal, sahabatnya itu juga bertanding dalam hal matematika.

Dengan susah payah Jesslyn mengerjakan soal itu. Keringatnya menetes perlahan. Dinginnya AC membuat tangan kakinya dingin.

Berbeda dengan Nael yang terlihat santai saat mengerjakan. Namun beberapa kali juga ia sempat menarik napas untuk menenangkan diri, lalu kembali menghadapi soal soal di kertas 2 lembar itu.

FACRISSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang