Kini aku bukan lagi singa yang mengaum dan menentang. tapi aku awan yang mengikuti anginnya.
-singa jantanCeklekk...
Pintu dibuka terlihat figur seorang mama dari Fina. Ternyata Cindy melihat ada fina dan Tian disana yang sudah tertidur.
Tidak enak membangunkan mereka. Lalu Cindy menelpon orang tua Tian untuk memberikan kabar tentang Tian yang masih di rumah sakit
***
Disisi lain, Elisa dan Egi tengah duduk memasang wajah kesal. Iya mereka kesal karena Tian belum ada kabar. Mereka tengah menduga bahwa Tian pergi jalan jalan ke club dengan teman temannya.
Lalu kemudian handphone Elisa bergetar
Drttt drttt...drrttt...
"Tian ya? Sini biar papa angkat" ujar Egi dan langsung mengambil handphone di tangan istrinya itu
"TIAN! KAMU DIMANA? AWAS AJA KALAU KAMU MAIN SAMA TEMAN TEMAN KAMU, MAMA KAMU DI RUMAH SUDAH KHAWATIR!" ujar egi agak ngegas tanpa basa basi
"Maaf pak, ini saya Cindy. Mamanya Fina"
"Oh, ini mamanya fina. Maaf ya saya marah. Saya nggak bermaksud. Lalu ada apa?" Tanya Egi sungkan. Karena malu, ternyata itu bukan Tian.
Ya ampun, papa malu maluin di depan temen mama. Ujar Elisa dalam hati, namun ia hanya menertawakan suaminya.
"Itu Tian Sekarang ada di rumah sakit. Dia dari siang nemenin Fina ternyata. Anaknya sekarang ketiduran. Saya nggak tega bagunin dia. Boleh ya pak Tian nginep di rumah sakit? Besok pagi saya yang antar ke sekolah" ujar Cindy di telpon
"Oh, Fina masuk rumah sakit? Sakit apa?" Tanya Egi pada Cindy.
Elisa yang mendengar itu merasa kaget dan meminta suaminya untuk menyalakan loadspeaker
"Iya, Fina baru saja operasi kemarin" ujar Cindy menjelaskan
"Oh begitu, yasudah gak apa apa, Tian biar besok pagi saya yang jemput sekalian ke kantor"
"Baik pak, terimakasih" ujar Cindy lalu mematikan telpon.
"Pa, besok mama mau ikut. Mama mau jagain Fina, kasian dia. Pasti Cindy kerja pa" Elisa merasa iba terhadap Fina. Ia sudah tau Fina seperti apa.
"Iya gapapa. Mama di rumah sakit saja" Egi mengijinkan.
***
Esok harinya, si singa jantan dan singa betina masih di kamar rumah sakit. Mereka jadi akur semenjak Fina sakit. Entah keajaiban dunia atau keajaiban cinta.
Tapi sayangnya, pagi itu singa betina lebih dulu bangun. Melihat Tian di sampingnya ia kaget.
"Yan..yan" ujarnya pelan sambil berusaha membangunkan Tian
"Woy...woyy" Fina masih berusaha membangunkan Tian. Karena kalian pasti tau bagaimana Tian. Ya, memang dia itu selalu MALAS BANGUN PAGI
"eeeemmmhhhh"
Tian yang merasa tidurnya terusik mulai bangun. Dan melihat ternyata ada Fina di depannya."Eh ya ampun!! Kok ada lo disini?! Gw ngapain disini?!! Anjir mampus gw telat sekolah" Tian yang kaget langsung mencari jaketnya dan cuci muka. Ia langsung keluar kamar dan...
Jedug!
Waktu dia mau buka pintu, ternyata kepalanya masih oleng😂Dan alhasil Kepalanya nabrak pintu saking terburu buru. Sampe merah sedikit. Namun ia langsung keluar dari rumah sakit, dan menuju sekolah
***
Di sekolah...
"Cok! Nongkrong di warung belakang yok!" Tentu saja ajakan itu datang dari glenn dan ravino. Sahabat karib Tian
"Males gw"
"Lo berubah yan. Lo gak kayak dulu. Pasti karena cewek singa itu kan?! Lo tau gak lo itu anjing! Dengan mudahnya berubah demi cewek gila itu!"
Glenn tampak marah. Sepertinya ia merasa kehilangan Tian yang dulu."APA LO?! LO GAK TAU HIDUP GW! LO BUKAN SIAPA SIAPA GW! TAPI LO NGOMENTARIN HIDUP GW! PERGI LO!"
Tian tak kalah marah ketika merasa dirinya direndahkan."HAH? OKE. MULAI SEKARANG LO BUKAN SIAPA SIAPA GW! BUKAN TIAN YANG GW KENAL! LO CUPU! LO CUMA BISA NURUTIN KATA CEWEK GILA ITU!"
Api amarah glenn makin meledak. Sampai vino membawa glenn pergi dari hadapan Tian.***
Kini Glenn dan vino duduk di warung belakang sekolah. Dengan sebotol minuman, dan satu vape di masing masing tangan mereka.
Sebenarnya, mereka bukanlah anak gengster yang sukanya tawuran, mabuk mabukan dan lain lain. Tapi begini lah mereka. Ketika sudah berantem, kacau semua.
Sekalinya berantem, beh...
Melebihi perang.Iya kan?? Cowok sama halnya dengan cewek. Bahkan lebih parah. Ketika marah lebih baik diam. Tapi beuhhh... dinginnya kayak es di kutub, nggak cair cair.
"Gw gak habis pikir sama Tian" ujar glenn
"Dia ada masalah kali"
timpal vino menenangkan Glenn.***
Disisi lain, Tian yang sedari tadi berusaha meredam emosi, pergi ke rooftop sekolah.
Dengan gitarnya. Vape nya, dan tentu saja minumannya.
Ah ia stres dengan keadaan dunia. Entah bagaimana ia harus mengakhirinya.
Dia gagal jadi sahabat. Dia gagal jadi teman. Bahkan dia gagal jadi dirinya sendiri.
Capek. Kesel. Marah. Gelisah. Semuanya tercampur seperti bubur. Diaduk merata ditambahkan cabe semakin pedas. Begitulah hidup.
Tian melihat ke langit, menatap dengan seksama. Untuk pertama kalinya Ia berpikir, bagaimana awan awan itu tetap di atas langit bahkan ketika ia diterpa angin.
Ternyata, awan itu mengikuti arah anginnya.
#omongan author
Halo. Jangan lupa vote dan komentarnya ya❤️Makasih
KAMU SEDANG MEMBACA
FACRISSA
Teen FictionBahasa kadang agak kasar dan nggak baku Ini sekuel dari Titipan berharga seseorang, tapi bisa dibaca terpisah kok😁 tetep nyambung :) Oke sekian, semoga suka ya💜 ☯️☯️☯️☯️☯️☯️☯️☯️☯️☯️☯️☯️☯️☯️☯️ Saling mencintai bukan berarti harus saling memiliki...