🌸 2 🌸

1.3K 142 6
                                    

"Aduh, sakit!"

"M-maaf." Anak laki-laki itu meringis kesakitan saat obat yang aku tetesi tepat mengenai lukanya.
"Yoon tadi curang, aku akan menghajarnya nanti!"

"Tidak usah aneh-aneh, tubuhmu kalah besar dibanding dengannya."

Aku mengambil kapas dan kasa, lalu membungkusnya dan merekatkannya dengan plester, lukanya harus tertutup agar tidak terinfeksi.

Kami memang berbeda kelas tapi aku sering bertugas di UKS untuk membantu perawat di sini mengobati siswa-siswa yang terluka, contohnya seperti sekarang.

Lim memang hebat di pelajaran olah raga, tapi Yoon, teman yang sering mengerjainya itu tidak kalah hebat dan Lim sering kadi korbannya. Bertengkarpun tidak ada gunanya, tubuh kurusnya tak bisa menandingi tubuh besar Yoon.

Layaknya Nobita dan Giant saja.

"Bisa jalan tidak, mau aku bantu?"

"Tidak usah, aku bisa sendiri!" Walaupun sedikit kesulitan dia tetap tidak mau aku bantu, gengsinya memang tinggi tapi sepertinya dia juga marah.

"Kau marah padaku?"

Alisnya berkerut samar namun aku tetap bisa melihatnya.

"Tubuhku memang tidak sebesar Yoon bahkan tinggiku juga belum bisa melampauimu, tapi kau jangan meremehkanku!"

Aku mengerjap, apa ada salah bicara?

"Memang belum, tapi suatu saat nanti jika aku sudah lebih tinggi darimu kau tidak akan melihat aku yang seperti ini. Terluka dan babak belur. Kau jangan menolongku lagi."

"Aku tidak mengerti."

"Pokoknya jangan tolong aku!"

Dia turun dari bangkar dengan sedikit meringis karena luka di kakinya memang cukup besar. Hampir saja jatuh jika aku tidak menahannya. Tapi sepertinya dia tidak senang.

"Lihat beberapa tahun lagi, aku akan lebih tinggi dan aku akan bisa menggendongmu!"

Aku melihatnya pergi dengan terburu-butuh, jalannya sedikit pincang karena kakinya terkilir.

Saat pintu UKS sudah tertutup kakiku terasa lemas dan wajahku tiba-tiba memanas entah karena apa.

Serpihan kenangan kembali muncul di mimpiku, seperti piringan lama milik Kakek yang sering di putar saat dirinya sedang bersedih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Serpihan kenangan kembali muncul di mimpiku, seperti piringan lama milik Kakek yang sering di putar saat dirinya sedang bersedih.

Kepalaku terasa sangat berat saat aku berusaha membuka mata. Silau lampu yang langsung terlihat membuatku mengangkat sebelah tanganku untuk menghalaunya.

Walaupun aku hanya terjatuh dari pohon tapi entah bagaimana aku bisa pingsan, mungkin karena itu adalah pertama kali aku mengalaminya dan aku terlalu syok, kakiku juga terkilir. Aku bisa merasakann nyeri yang sangat kuat saat mencoba menurunkan kakiku dari kasur.

HANAMI-(I'll bring you to the true love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang