🌸 14 🌸

681 84 10
                                    

Sejak hari itu aku tidak berani untuk datang ke rumah Jennie atau berpikir untuk menemuinya lagi. Aku takut jika benar Jennie sudah menerima laki-laki dengan senyum kotak itu untuk menjadi kekasihnya. Anne berkali-kali menyuruhku untuk menemui Jennie tapi aku tetap tidak mau. Aku bahkan membatalkan pendaftaranku ke sekolah yang sama, dan hanya Anne yang pergi ke sana.

Aku tetap sekolah, tapi di rumah. Kalian biasa menyebutnya home-schooling. Selama satu tahun aku menjalankannya dan itu cukup terasa membosankan. Anne seperti mata-mata, dia selalu melaporkan apa pun yang terjadi di sekolah dan aku sedikit lega karena laki-laki yang bernama Taehyung itu bukan kekasih Jennie. Jadi dia di tolak? Apa aku masih boleh berharap?

Sepertinya takdir senang mempermainkan kami, tanpa sengaja aku melihat Jennie yang sedang memanjat pohon untuk menolong seekor kucing berwarna abu-putih. Kakinya terpeleset dan dia terjatuh. Aku dengan cepat menolongnya, ini pertama kalinya aku sedekat ini dengannya setelah 2 tahun berpisah. Aku tidak bisa menyembunyikan senyumku saat aku menggendong tubuhnya. Aku membuktikan padanya kalau aku sudah lebih besar dan kuat. Aku sudah bisa menggendongnya dan aku menolongnya. Walau Jennie terpejam dan tidak tahu tapi aku tetap bahagia.

"Kenapa kau menamparnya?! Dia jadi pergi bersama Hanbin!" Aku benar-benar marah pada Anne karena dia menampar Jennie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kau menamparnya?! Dia jadi pergi bersama Hanbin!" Aku benar-benar marah pada Anne karena dia menampar Jennie. Ini sudah sangat keterlaluan. Aku berkali-kali memperingatkannya agar tidak menyakiti Jennie, cukup aku saja. Jika hanya karena ingin rencananya berhasil tidak perlu sampai menamparnya.

Anne menghela napas dan menyisir rambut pirangnya ke belakang. "Baik maaf, aku tidak sengaja. Aku terlalu menjiwai peranku."

Aku mengacak-ngacak rambutku, kacau. Ini sangat kacau! Padahal kemarin hubungan kami sudah lebih baik, aku berhasil terus terang kalau aku ingin berkencan dengannya tapi Anne kembali memperingatkanku soal rencana kami. Hampir saja gagal, bisa berakibat fatal.

"Jennie pasti sangat membenciku sekarang." Aku mengerang dan putus asa. Bagaimana jika Jennie benar-benar sudah tidak menyukaiku lagi. Harapanku akan sirna dan semuanya tidak akan bisa kembali seperti semula.

"Dia tidak akan kembali padaku, Anne." Aku berucap lirih, ini benar-benar sudah di luar rencana. Aku terlalu banyak menyebarkan kebencian padanya dan ini adalah konsekuensinya.

"Kau jangan putus asa, jika Jennie benar-benar mencintaimu dia akan kembali bagaimanapun caranya."

Aku mengusap wajah dan menatap Anne yang sedang melipat tangannya di depan dada. Gadis itu tampak sangat tenang berbanding terbalik denganku.

"Lalu kenapa kemarin kau menghentikanku? Aku yakin jika malam itu aku mengatakan semuanya, Jennie akan kembali."

"Lalu kau akan mengatakan kau adalah gumiho? Jika dia sudah menerimamu kembali tapi kalau saat melihatmu dia lari. Kau tidak akan pernah kembali menjadi manusia, Manoban."

"Jennie tidak akan lari." Aku bergumam lirih.

"Berani bertaruh?"

🌸🌸🌸

HANAMI-(I'll bring you to the true love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang