Sudah tiga hari sejak aku melihat sosok rubah putih yang memiliki sembilan ekor yang ternyata adalah Limario Manoban, laki-laki yang aku sukai. Aku masih ingat dengan jelas bagaimana wujudnya dan bahkan tatapannya yang menusuk. Aku bahkan ingat bagaimana Limario sangat marah terhadapku.
Aku lari malam itu tanpa menoleh dan aku sungguh tidak mau kembali. Aku tidak mau kembali dan bertanya padanya. Aku terlalu takut.
Tapi setelah kejadian itu Limario tidak pernah terlihat lagi, sampai hari ini. Bahkan rumahnya juga kosong tidak ada orang sama sekali.
Aku pikir dia pergi lagi, meninggalkanku seperti dulu.
Hari ke empat, Limario belum kembali. Jisung juga bersikap aneh dia lebih banyak diam sekarang. Aku hampir tidak mendengar suaranya kecuali untuk berpamitan atau salam saat pulang sekolah. Jisung akan menghabiskan waktunya di kamar bahkan saat makan malam dia tidak mau bersama kami."Aku berangkat, terima kasih makanannya." Jisung pergi dan itu persis seperti hari-hari sebelumnya.
"Ibu apa Jisung baik-baik saja? Belakangan ini dia bersikap aneh." Aku menyuap telur saat Jisung sudah sepenuhnya menghilang dari pandangan kami.
Ibu merapihkan piringnya dia juga sudah selesai sarapan. "Mungkin suasana hatinya sedang tidak bagus." Ibu membawa piringnya ke dapur, aku dapat mendengar suara air yang berasal dari keran. "Kalau kau sudah selesai tinggalkan saja piringnya nanti Ibu yang cuci." Aku mendengar suaranya dari dapur.
Aku masih berkutat dengan makananku tapi pikiranku tidak bisa berhenti memikirkan keberadaan Lim sekarang. Aku bertanya pada diriku sendiri apakah itu salahku yang membuat Lim pergi?
Atau karena aku sudah melihat wujudnya yang aku sendiri masih belum bisa mempercayainya. Lim terlalu malu atau takut untuk kembali.
Atau jangan-jangan itu semua adalah alasan dia menjauh dan menghindariku selama ini?
Aku tidak tahu kenapa tapi tiba-tiba pikiranku tertuju pada Anne. Aku yakin dia tahu di mana Lim berada. Tapi kemungkinan aku akan mendapat tamparan baru darinya juga cukup besar.
"Ibu aku berangkat." Aku langsung pamit dan bergegas pergi. Aku memutuskan untuk bertanya pada Anne walau pipiku menjadi taruhannya.
🌸🌸🌸
"Apa Roseanne ada?" Aku bertanya salah satu gadis yang ada di depan pintu kelasnya. Dia memanggil Anne yang sedang mengobrol dengan salah satu temannya. Senyumnya menghilang saat melihatku. Kursinya ada di belakang, persis seperti tempat Lim di kelasku.
"Boleh kita bicara?" Aku bertanya saat aku sudah ada di dalam kelasnya. Aku menghampirinya, beberapa temannya sekilas memperhatikanku dari ujung kepala sampai kaki. Tapi aku menghiraukannya. Anne berdiri dan berjalan keluar. Aku mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANAMI-(I'll bring you to the true love)
FanficLimario Manoban, wajahnya tampan, hidungnya mancung dan bibirnya tebal. Tapi sayang dia tidak terlalu tinggi, aku lima senti lebih tinggi darinya. Limario itu orang yang aku sukai, tidak ada yang spesial pada dirinya. Tapi entah kenapa aku jatuh ci...