🌸 7 🌸

788 98 12
                                    

Sejak hari itu aku dan Lim benar-benar tidak saling bicara. Walau memang setiap hari seperti itu. Di kelas hanya Hanbin yang bisa bicara dengannya, selebihnya tidak terlalu. Bahkan Jisoo sekalipun, Lim benar-benar menghindarinya. Seakan dia tidak mau berurusan dengan masa lalunya.

"Kau yakin kakimu sudah baik-baik saja?" Kami sedang berada di ruang ganti, ini sudah masuk jam olah raga. Jisoo tahu soal kakiku dari Taehyung. Dan juga soal Lim yang menjagaku dan setelahnya.

"Sudah." Aku menaruh seragamku saat sudah berganti ke pakaian olah raga. Hari ini akan ada pengambilan nilai lari 100 meter. Dan siapa yang lari paling cepat akan menjadi perwakilan kelas untuk lomba. Aku yakin aku tidak akan jadi perwakilan itu.

"Ayo ke lapangan." Aku menarik lengan Jisoo dan dia hampir terjatuh karena tali sepatunya belum terpasang dengan benar.

"Maaf."

Jisoo berlari sangat cepat tidak seperti biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jisoo berlari sangat cepat tidak seperti biasanya. Aku mengenal Jisoo cukup lama dan dia sangat tidak suka pelajaran olah raga. Tapi kenapa kali ini dia semangat sekali?

Jisoo ada di urutan ke dua berarti dia akan mengikuti babak ke dua untuk seleksi lomba nanti.

"Aku tidak tahu kau mentukai pelajaran olah raga sekarang?" Dia duduk di sebelahku dengan napasnya yang masih belum beraturan. Tubuhnya sangat berkeringat.

Dalam beberapa menit dia belum menjawab dan masih mengatur napasnya. "Bukan begitu, berat badanku naik jadi aku harus lebih membakar kalori."

"Dengan berlari seperti tadi? Setelah ini aku jamin kau akan makan banyak di kantin."

"Tidak, kalau kau tidak menggodaku!" Aku tertawa saat melihat tatapan Jisoo yang mengancam. Kita lihat saja nanti siapa yang menang. Aku yakin Taehyung akan datang dan akan mentraktir kami seperti biasa. Jisoo mana bisa menolak.

Suara sorakan terdengar dan itu mengalihkan perhatianku dan Jisoo. Lim dan Hanbin paling unggul, ini seperti perlombaan sungguhan di mana banyak yang menyoraki nama mereka berdua. Tapi sayang Hanbin lebih unggul dari Lim.

Hanbin datang ke tempat kami dengan wajahnya yang memerah sangat kontras dengan warna kulitnya.

"Hebat sekali kau! Julukan Hanbin si jenius memang bualan belaka." Jisoo menerima high-five dari Hanbin begitu juga aku.

"Jangan terlalu memuji." Hanbin merebahkan dirinya di sebelahku. "Aku tidak tahu Lim hebat dalam berlari."

Entah dia bertanya pada siapa tapi aku lebih memilih diam. Lim ada di sudut lain lapangan. Dia sendirian.

"Hei Lim kemarilah!" Hanbin menepuk tangannya membuat Lim menengok. Dengan wajah yang sedikit malas Lim datang ke arah kami. Jisoo melirikku dan berdehem, untung saja Hanbin tidak menyadarinya.

"Apa?" Dingin sekali, padahal cuacanya sedang panas.

"Di sini saja untuk apa sendirian." Hanbin menepuk rumput di sebelahnya menyuruh Lim duduk. Aku mengalihkan pandanganku darinya. Tidak mau melihat. Tapi hatiku terus memaksa menoleh, melihat wajahnya yang berkeringat dan aku jamin dia semakin tampan.

HANAMI-(I'll bring you to the true love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang