Kalian boleh menyebutku bodoh, lemah, tidak berkomitmen atau apa pun. Karena itu semua memang cocok untukku. Aku memang lemah dan bodoh karena dengan mudahnya kembali luluh hanya karena sebuah perintah dari seseorang yang sedang memboncengku di atas motornya. Bahkan aku tidak menolak saat dia menarik tanganku untuk memeluknya.
Aku sangat bodoh karena membiarkan debaran jantung ini kembali berirama hanya untuk dirinya.
"Cepat jelaskan soal rencanamu yang akan membenciku." Itu adalah kalimat pertama saat kami tiba di sebuah taman. Aku ingat taman ini, ini adalah taman saat kami melihat kembang api di malam tahun baru. Saat dia secara diam-diam menautkan jari kami.
"Apa harus? Itu tidak penting dan itu bukan urusanmu!" Aku langsung turun dari atas motornya dan hendak pergi. Aku tidak mau perasaanku saat ini di campur aduk dengan perasaan masa lalu.
"Itu urusanku dan semua tentang dirimu akan menjadi urusanku!" Dia berteriak dan membuatku menghentikan langkah. Dengan amarah aku berbalik dan menatapnya.
"Apa maumu sebenarnya, Manoban? Jangan bersikap egois seolah kau masih menginginkanku di saat kau masih memiliki seorang kekasih? Aku bukan perempuan murahan!"
Aku bisa melihat dia yang sama sepertiku, tersulut emosi. Limario turun dari motornya dan berjalan ke arahku. Sekarang kami kembali berhadapan. Aku harus mengadahkan kepala karena perbedaan tinggi kami yang sangat kentara.
Oh bagus aku bisa mencium bau parfumnya yang sangat menggoda.
"Lalu kau mau aku melakukan apa? Memutuskan Anne? Katakan!"
Aku membola tak percaya. Jadi hanya opsi itu yang ada di pikirannya sekarang. Sesederhana itu dia mengambil kesimpulan?
"Kau tidak waras!" Aku hendak pergi tapi lagi-lagi dia menahanku dengan menarik tanganku.
"Jangan pergi sebelum aku mendapatkan jawaban darimu."
"Jawaban apa yang kau harapkan hah? Aku tidak mau berhubungan denganmu lagi. Kau bahkan tidak bisa menyebut dirimu sebagai seorang laki-laki." Aku menepis tangannya dengan keras. "Jangan pernah bicara padaku lagi dan jangan pernah kau menyebut namaku lagi."
Aku kembali berjalan menjauh dan enggan berbalik.
Tapi lagi-lagi dia berhasil membuatku berhenti hanya dengan sebuah peringatan.
"Jika sampai aku mendengar kabar kau berpacaran dengan Hanbin atau Taehyung aku tidak akan segan-segan menghabisi mereka berdua!"
Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang barusan dia katakan.
"Bahkan siapa pun itu, akan aku habisi, Jennie Kim."
Lim sudah berubah.
"Kau hanya milikku."
Dia bukan Limario yang aku kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANAMI-(I'll bring you to the true love)
FanfictionLimario Manoban, wajahnya tampan, hidungnya mancung dan bibirnya tebal. Tapi sayang dia tidak terlalu tinggi, aku lima senti lebih tinggi darinya. Limario itu orang yang aku sukai, tidak ada yang spesial pada dirinya. Tapi entah kenapa aku jatuh ci...