"sejak kapan lo tinggal sendiri?" Seungmin duduk disamping Hyunjin sambil membawa kopi, lalu menoleh ke pemuda yang belum menjawab pertanyaannya.
"SMA kelas dua" setelah menjawab Hyunjin langsung mengalihkan pandangannya dari Seungmin.
Hampir dua tahun mereka berteman, tapi belum pernah Hyunjin merasa secanggung ini saat bersama Seungmin. Dan entah bagaimana bisa malam ini Hyunjin merasa ada yang aneh saat melihat temannya memakai kaos putih miliknya yang lumayan tipis.
Sementara Seungmin dengan santai duduk sambil meneguk segelas kopi, sepertinya dia belum menyadari sikap aneh Hyunjin.
"min, kok lo pake kaos?"
"oh, jadi gue gaboleh pake kaos?"
Hyunjin langsung menggeleng cepat,
"bukan, bukan gitu""gue biasanya di rumah juga kaya gini kalo mau tidur, kenapa? lo terganggu?"
"hah? ya enggak lah" jawabnya sambil tertawa,
"kalo lo cewek baru gue terganggu""mesum" Seungmin lanjut dengan kopinya sambil melihat televisi yang menyala dalam ruangan gelap milik Hyunjin.
Hening, hanya ada suara dari film yang mereka tonton.
Tidak ada yang berbicara, Seungmin fokus menonton film sementara Hyunjin berusaha mengendalikan dirinya.
Dia tidak bisa berhenti melirik pemuda disampingnya, masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat dan rasakan sekarang.
"masa gue sange cuma gara gara liat Seungmin sih"
"apa jin?" Seungmin langsung menoleh saat mendengar Hyunjin mengatakam sesuatu,
"lo ngomong sama gue?"Hyunjin langsung mengelak, "hah? engga gue ngomong sendiri, udah lo fokus sama film aja hehe"
"oh gue kira lo ngomong sama gue"
Hyunjin menghela nafas lega, sepertinya Seungmin tidak mendengar dengan jelas apa yang dia katakan.
"sorry ya gue ngerepotin lo"
"gausah minta maaf, gue ga masalah kok, tapi kalo boleh gue tau, gimana ceritanya lo bisa santai banget padahal lo baru aja kehilangan mobil?!"
"itu mobil bokap, bukan mobil gue" jawabnya dengan santai,
"ya justru itu lebih bikin stress min, kalo gue mungkin langsung nangis nangis sambil nyium kaki bokap gue"
"kalo lo emang gudangnya drama" Seungmin tersenyum, "mobil itu gaada apa apanya buat dia, bahkan gue juga gaada artinya buat dia"
Hyunjin terdiam sebentar, mencerna perkataan Seungmin,
"lo pasti gatau kan kalo gue anak dari pemilik perusaaan?"
"Hah!" Hyunjin membulatkan matanya, dia benar benar terkejut mendengar apa yang Seungmin katakan, "lo ga bercanda kan?"
Seungmin mengedipkan kedua matanya lalu menggeleng, "gue ga pantes jadi anaknya ya?"
"bukan, bukan itu maksud gue" Hyunjin menggeleng, "tapi lo sama dia gak pernah interaksi, bahkan gue belum pernah liat kalian ngobrol, kaya orang yang ga saling kenal"
Sudut bibir Seungmin terangkat, dia memang asing untuk lelaki itu.
"kayanya jangan ngomongin soal itu, lo istirahat aja, besok gue anter lo pulang" Hyunjin memegang pundak Seungmin, mencoba menenangkan temannya itu sambil tersenyum.
"kenapa? takut gue cerita sambil nangis?" Seungmin terkekeh lalu menatap Hyunjin,
"kenapa lo ga nawarin nganter gue pulang ke apart gue?""l-loh? kok lo gak bilang kalo mau pulang ke apart lo, kan gue ngajak lo kesini buat nenangin lo, yang baru kehilangan biasanya butuh dihibur"
Seungmin tersenyum mendengar jawaban Hyunjin, "em, gausah panik gitu, gue rasa gue lebih tenang disini"
.Hampir jam dua, tapi Hyunjin masih belum bisa tidur, sejak tadi dia hanya melihat langit langit kamarnya sambil sesekali melirik pemuda yang sudah lebih dulu terlelap di sofa.
Tapi dia tidak berbohong, Seungmin memang terlihat berbeda dari biasanya. Hyunjin bertemu dengan Seungmin hampir setiap hari, ditambah meja kerja mereka yang bersebelahan, tapi Hyunjin baru menyadari kalau
Seungmin itu manis.
"Hwang Hyunjin! lo mikir apa sih?!" dia langsung menutup dirinya dengan selimut dan mencoba untuk tidur, sebelum pikirannya makin liar.
Seungmin yang belum tidur, dia hanya menutup matanya, saat mendengar suara Hyunjin dia langsung mengarahkan pandangannya ke pemuda yang sedang menutupi dirinya dengan selimut.
"Hyunjin? lo belum tidur?"
"eh? min, lo kebangun ya? sorry" Hyunjin menurunkan selimutnya dan berbalik menatap Seungmin.
"engga, gue emang belum tidur" Seungmin tiba tiba berdiri lalu berjalan mendekat ke kasur Hyunjin,
membuat Hyunjin mengedipkan matanya berkali kali, sambil mengendalikan dirinya karena sekarang Seungmin benar benar terlihat menggoda dimatanya.
Hyunjin tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Seungmin, bahkan saat Seungmin sudah duduk disampingnya.
"Hyunjin, gue kedinginan"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Debolezza • HyunMin
Short Storyㅡ complete ✓ - warn! bxb. - harsh words. DONT REPORT! JUST LEAVE IF YOU ARE NOT COMFORTABLE.