• d u a b e l a s •

2.1K 216 11
                                    

"emhh"

Seungmin terbangun, dan melihat tangan Hyunjin masih melingkar diperutnya. Seungmin bangun perlahan memindahkan tangan Hyunjin lalu menoleh ke jam yang ada dimeja,

"masih jam dua, gue pikir udah waktunya berangkat kerja"

Saat dia ingin turun dari tempat tidur, tiba tiba tangannya ditahan.
"apa Hwang? gue mau mandi, lo peluk lama jadi bau"

"mulutnya gaboleh gitu sama calon suami"

"jorok! lepasin atau gue potong tangan lo?!"

Hyunjin langsung ciut dan melepas genggamannya, dimata Hyunjin, Seungmin kalau sedang marah memang lebih menakutkan dari siapapun.

Seungmin akhirnya masuk kekamar mandi dan langsung membasuh dirinya yang sedikit gerah karena Hyunjin tidak melepas pelukannya berjam jam.

.
.
.
.

Hyunjin dan Seungmin sama sama sudah mandi.
Mereka duduk dimeja makan, menunggu mie yang mereka buat matang.

itu pop mie. hehe.

"jelek banget lo kalo kayak gini" Seungmin menyisir rambut Hyunjin ke belakang dengan tangannya, "ternyata lo bisa nangis kaya gini"

"ya gue pasti nangis karena gue udah sayang banget sama lo, harusnya bersyukur punya pacar kaya gue"

"emang kita pacaran?"

Hyunjin mengangguk lalu tersenyum miring menatap leher Seungmin,

"kenapa mata lo?!" Seungmin buru buru menutupi bagian lehernya,

"gue udah nandain lo, berarti lo udah jadi milik gue, Hwang Seungmin"

Seungmin langsung melempar garpu plastik yang ada di meja ke wajah Hyunjin,
"geli banget anjing!"

walaupun berbicara dengan nada marah, tetap saja Seungmin tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah karena perkataan Hyunjin barusan.

Bocah.

"geli tapi pipi lo merah gitu" goda Hyunjin,

"udahlah makan, terus tidur, udah hampir jam tiga, besok--"

mereka menghela nafas bersamaan,

"kerja"

.
.
.
.

Jam menunjukkan pukul tiga, mereka sudah selesai dengan masalah perut, dan sekarang mereka juga sudah memakai baju tidur.
Mungkin beberapa menit lagi mereka sudah terlelap karena kasur Hyunjin memang senyaman itu untuk Seungmin.

Hyunjin memeluk Seungmin sambil sesekali mencium pipi mulus pemuda manis itu.

"udah Hwang, gue mau tidur, diem ya" Seungmin berbalik membelakangi Hyunjin lalu menaikan selimutnya.

"gue suka sama lo"

"gue tau" ketus Seungmin tanpa membuka matanya,

"gue juga suka sama bibir manis lo itu"

"gausah ngerayu ga mempan"

Hyunjin menghela nafas, ternyata sesusah ini menghadapi kekasihnya.

"Hwang, lo ada kaos kaki?"

Hyunjin diam sebentar lalu mengangguk,
"di situ kayanya ada deh" dia menunjuk lemari kecil yang ada disamping tempat tidurnya.

"gue pinjem ya"

"buat apa?"

"buat nyumpel mulut lo! ya buat di kaki lah"

"galak banget sih, tapi segalak apapun lo, masih tetep keliatan imut dimata gue"

Seungmin tidak memperdulikan Hyunjin, dia bangkit lalu membuka lemari itu, mencari kaos kaki, karena biasanya kalau udara semakin dingin, tidur dengan menggunakan kaos kaki akan membuat tidurnya lebih nyaman.

TAP

Sesuatu jatuh saat Seungmin mengambil salah satu kaos kaki yang ada di lemari itu.

Dan membuat dia mematung sambil menatap kotak yang dia yakin tau apa isinya.

"kenapa min?"

Seungmin menoleh, dan ternyata Hyunjin sudah berdiri dibelakangnya. Keliatannya Hyunjin belum menyadari apa yang baru Seungmin temukan, dia terlihat tenang.

"ini" Seungmin dengan cepat meraih kotak itu,
"lo pake sama siapa?"

Hyunjin terkejut, sekaligus sedang meratapi betapa bodohnya dia karena lupa menyimpan benda itu.

"min--"

"apa arti air mata lo? lo bisa milih yang lain, yang bisa muasin nafsu lo" Seungmin tersenyum hambar lalu berdiri dan berniat pergi,
tapi Hyunjin menahannya, memeluk badan Seungmin yang terasa dingin.

Seungmin diam, menatap tangan Hyunjin yang sedang melingkar di pinggangnya.

"minnie" bisik Hyunjin sambil menenggelamkan kepalanya di leher Seungmin yang masih diam,
"gue siapin ya buat kita, mau buat siapa lagi?"
Hyunjin membalik tubuh Seungmin agar menghadapnya.

"lo boleh itung, jumlahnya masih lengkap, gue belum pernah make, gue belum pernah sama siapapun, gue cuma mau lo, gue nunggu lo Seungmin"

mata bereka bertatapan seakan sedang berbicara, Seungmin terlihat lega, malu karena sudah salah paham.

"lo percaya kan sama gue?"

Seungmin mengangguk pelan, tapi entah kenapa tiba tiba pipinya terasa panas saat sadar apa yang sudah Hyunjin siapkan.

"--gue ga perlu kondom, lagian gue gabakal hamil kalo lo keluarin didalem" lirih Seungmin yang masih bisa Hyunjin dengar, dan berhasil membuat pria bersurai gelap itu terdiam.

Seungmin tidak sepolos yang Hyunjin pikirkan selama ini.

"min?"

"gue udah yakin kalo lo orang yang tepat, dan gabakal gue nyesel kalo gue ngasih semua yang gue punya ke lo"

Hyunjin menelan ludahnya, saat Seungmin memeluk dan memberi kecupan di lehernya.

TBC

udah mau end :(

Debolezza • HyunMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang