"gimana? lo tidur sama dia?" sindir Seungmin pada pemuda yang baru saja datang membawa beberapa berkas yang baru dia cetak,
dia meletakkan tumpukan map itu di depan Seungmin dengan malas."lo yang bener, dan sekarang gue bingung gimana bisa tetep ngomong sama dia, dia pasti udah mikir yang aneh aneh tentang gue" Felix mengacak rambutnya frustasi.
Seungmin menggeleng prihatin, ternyata si gila Felix bisa malu juga.
"emang lo apain?"
Felix menggeleng, "please, jangan tanya apapun soal semalem"
"lo telanjang didepan dia?"
"Yak! Kim Seungmin!"
.
Hyunjin berjalan menuju ke ruangan Changbin sambil menggerutu, harusnya ini jam makan siang, tapi dia malah harus menyelesaikan laporan keuangannya.
'akhh . . . Chang--hhh . . binn . . ah'
'tahan . . sebentar---ah'
deg
Hyunjin yang sudah memegang gagang pintu langsung mematung disitu, karena mendengar suara desahan dari dalam ruangan Changbin.
"kok ga masuk"
"eh? ini, em lebih baik kita jangan masuk dulu deh"
Seungmin menatap pemuda dihapannya dengan bingung,
"kenap--"'enghh . . akhh . . dad--'
keduanya langsung saling melempar tatapan canggung, mereka jelas tau apa yang sedang terjadi didalam.
"em, iya lo bener, mending pergi" Seungmin melangkah pergi lalu diikuti Hyunjin.
Seungmin tidak habis pikir, bagaimana bisa dua temannya itu melakukan 'itu' di kantor, kalau Seungmin pemilik perusahaan itu, mungkin dia akan menurunkan jabatan Changbin menjadi OB dan Felix menjadi pelayan dikafe perusahaan.
.
Mereka berdua duduk di meja mereka lagi, masih canggung, tapi hanya untuk Hyunjin, karena ini pertama kalinya dia tau kalau Changbin melakukan 'itu' di ruangannya. Sementara Seungmin dia masih tidak habis pikir, berkali kali dia memergoki Changbin dan Felix, tapi mereka masih terus melakukannya.
Padahal dua orang itu tau Seungmin anak pemilik perusahaan."nanti gue kerumah lo lagi boleh?"
"hah?"
"iya, kayanya barang gue ketinggalan di lo"
Hyunjin terdiam, lalu mengingat dia menemukan paperbag di dekat sofanya sebelum berangkat kerja beberapa hari yang lalu.
"ah iya, jadi paperbag itu punya lo"
"emang banyak banget ya yang dateng kerumah lo? sampe gatau barang siapa yang ketinggalan"
Hyunjin mengelak, "ya enggaklah, kan gue jarang bersihin rumah, jadi males mindah mindahin barang, gue gatau, itu barang siapa jadi gue biarin disitu"
Seungmin hanya tersenyum tipis lalu mengangguk, "kayanya gue mau tidur dirumah lo lagi, gatau kenapa rasanya nyaman waktu gue ada di sofa lo" Seungmin menghela nafasnya, "boleh? gue gabakal pinjem baju lo lagi kok, em kalo mau, bulan ini uang sewague yang bayar"
"eh gausah min"
Hyunjin menggaruk kepalanya, dia tidak masalah jika Seungmin menginap di rumahnya, hanya saja Hyunjin takut akan ada kejadian seperti waktu itu.
"gue cuma mau ada temen cerita aja sih, tapi kalo lo gabisa, gue gamasalah kok"
"eh engga, lo boleh dateng kapan aja ke rumah gue kok, lagian lo juga ga ngerepotin"
Keduanya saling pandang,
"okay"
"ah" keluh Jisung yang baru saja masuk
"lo kenapa sung?"
Jisung memegangi kakinya, "sialan, tadi diruangan bu Anna gue kena pinggiran meja, sumpa rasanya kaya dipukul palu"
"gausah drama, itu tugasnya Hyunjin"
"kok gue lagi?!" gerutu Hyunjin,Seungmin menggeleng lalu berdiri, "ga ke ruangan Changbin? tadi kan ketunda"
Hyunjin mengangguk lalu mengikuti Seungmin."oh iya sung, nanti gue pulang bareng Seungmin, lo bisa pulang duluan"
Jisung mengangguk.
.
"kira kira udah selesai belum? akh"
itu pertanyaan konyol dari Hyunjin yang mendapat cubitan dari Seungmin."harus ya tanya?" sinis Seungmin.
"sensi banget sih lo"
Seungmin berhenti melangkah saat Felix berjalan keluar dari ruangan Changbin.
"lix?"
"eh, Seungmin, Kak--"
Felix menghindari tatapan pemuda berambut gelap itu, karena masih merasa malu,
"gue minta maaf soal semalem ya" ucap Felix sambil menunduk"em, gapapa lix, mungkin lo lagi ada masalah sama Changbin, tapi kayanya kalian udah baikan ya?" Hyunjin sedikit menggoda Felix, tapi Felix malah bingung.
"gue ga ribut kok, em, maksud kak Hyunjin baikkan apa ya?"
"ya kan tad--mpphh"
Seungmin tiba tiba menutup mulut Hyunjin dengan tangannya, "udah lix, balik aja, kayanya banyak yang mau cetak deh dibawah"
"ah iya, yaudah sekali lagi maaf ya kak Hyunjin" Felix melangkah pergi, lebih tepatnya berlari, karena dia ingat banyak yang harus dia cetak hari ini.
"huh, kenapa sih min?" Hyunjin mengambil banyak nafas, "ada yang salah?"
Seungmin hanya diam sambil memperhatikan Felix yang baru masuk ke dalam lift.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Debolezza • HyunMin
Kısa Hikayeㅡ complete ✓ - warn! bxb. - harsh words. DONT REPORT! JUST LEAVE IF YOU ARE NOT COMFORTABLE.