AGAM#21

3.5K 249 13
                                    

MAAF TYPO BERSEBARAN

___

"Ada apa sih Gla?" tanya Agam ketika sudah menemui Gladia.

"Kaka kenapa berubah sih? Pasti gara-gara Ka Aurel iya kan?!" Gladia.

"Dengerin gue ya Gla, semua yang ada sama diri gue sekarang nggak ada hubungannya sama sekali sama Aurel" jelas Agam.

Gladia tersenyum kecut, "Terserah! Gue disini nggak mau ngomongin itu, disini gue mau ngomongin reputasi lo!" Gladia.

Agam merasa sedikit aneh, Gladia yang di depannya ini bukan seperti Gladia yang ia kenal, Gladia yang di depannya ini hampir mirip dengan iblis.

"Kenapa sama reputasi gue?" tanya Agam.

"Reputasi lo nggak akan lama bakal hancur ka, lo yang jadi king off handsome ataupun apalah di sekolah ini bakal hancur dengan sekejap di tangan gue!" Gladia.

"Maksud lo apa sih Gla?" tanya Agam.

Gladia tersenyum kecut. "Jadi pacaran gue ka, tanggung jawab sama kehamilan gue, kalo enggak gue bakal bilang ke semua warga sekolah kalo lo itu anak haram" Gladia.

Rasanya Agam ingin sekali mencekik Gladia, tetapi ia ingat akan pesan bundanya ia harus menyayangi dan menghormati seorang wanita.

"Lo nglindur atau gimana? Apa obat lo abis?" ucap Agam yang masih berusaha tenang.

"Lo nggak tau kan ka kalo orang tua lo itu nikah muda" Gladia.

Agam terdiam.

"Orang tua lo nikah muda karena bunda lo itu hamil di luar nikah!" Gladia.

Agam sedikit terlonjat kaget, apa benar?

"Dan orang yang ngehamilin bunda lo itu pergi nggak tau kemana, jadi aslinya lo itu anak haram, anak nggak tau dimana bapaknya, dan anak tiri dari seorang pengusaha yang sukses!" ucap Gladia begitu menusuk.

Sungguh kali ini Agam sudah mengepalkan tangannya, ia ingin sekali memukul orang yang ada di depannya ini.

"Gue tau semuanya ka, kalo lo nggak mau reputasi lo hancur di sekolah, jadi pacar gue dan tanggung jawab sama kehamilan gue!" ucap Gladia.

"DASAR PEREMPUAN NGGAK TAU DIRI!"

Plak!
Gladia terhempas ke bawah, tamparan itu cukup keras membuat Gladia terjatuh kebawah.

Agam membulatkan matanya, bukan ia yang menampar Gladia tetapi Aurel yang tiba-tiba datang.

"LO KIRA REPUTASI AGAM ITU PENTING BANGET BUAT DIA? ENGGAK! KALO LO MAU ANCURIN SILAHKAN ANCURIN! KARENA SEMUANYA NGGAK NGARUH SAMA SEKALI BUAT AGAM!" bentar Aurel.

"SEHARUSNYA LO MALU SAMA DIRI LO SENDIRI GLADIA! LO ITU UDAH KAYA SAMPAH! BAHKAN LEBIH DARI SAMPAH. SELAMA INI GUE DIEM ATAS SEMUA KELAKUAN LO SAMA AGAM! TAPI UNTUK KALI INI ENGGAK! KALO LO JATUHIN AGAM GUE YANG BAKAL LINDUNGIN DIA PALING DEPAN!" ucap Aurel.

Gladia hanya bisa terdiam sambil melihat sinis kearah Aurel.

Tak mau emosinya memuncak lebih tinggi, Aurel menggandeng Agam untuk pergi dari hadapan Gladia.

Gladia emosi, ia mengepalkan tangannya.

"Liat aja nanti" gumam Gladia.

___

"Duduk Gam gue beliin minum dulu" ucap Aurel ketika keduanya sudah sampai di taman sekolah.

"Nggak usah!" ucap Agam lalu pergi dari hadapan Aurel.

Hati Aurel terasa nyeri, tiba-tiba Agam berubah. Aurel terduduk lemas, ia harus bisa tenang dan sabar keadaan saat ini sedang kacau, ia tidak boleh egois ia harus mengerti perasaan Agam.

"Astaghfirullah" ucap Aurel sambil mengelus dadanya.

Tidak mau berlamaan di taman seorang diri, Aurel ikut pergi meninggalkan taman.

Agam berjalan dengan perasaan yang campur aduk, ia memasuki kelas dan mengambil tas nya.

"Loh Gam mau kemana lo?" tanya Razi.

Agam sama sekali tidak menjawab, mulutnya masih bungkam. Setelah selesai mengambil tas ia langsung pergi dari kelas.

Di luar Agam bertemu dengan Aurel, mata Aurel membulat saat melihat Agam menggendong tas nya.

"Agam lo mau kemana?" tanya Aurel.

"Sekarang kita putus!" ucap Agam lalu pergi dari hadapan Aurel.

Aurel tidak bisa berkata apa-apa lagi, hatinya sakit sekali mendengar kalimat Agam. Aurel berjalan menuju kelas dengan kepala yang menunduk.

"Loh Rel lo kenapa?" tanya Razi yang baru saja ame lihat Aurel memasuki kelas.

Aurel tak menjawab, ia terus melangkahkan kakinya dan duduk di bangkunya.

"Lo kenapa Rel?" tanya Pita.

Tiba-tiba Aurel menangis, hatinya terasa nyeri sekali. Razi dan Anfa yang melihat Aurel menangis, ia langsung beranjak dari duduknya dan menemui Aurel.

"Lo kenapa Rel? Ada masalah sama Agam?" tanya Razi.

"Gue di putusin sama Agam" Aurel.

Semua yang ada di kelas kaget.

"Kok bisa?" tanya Pita.

"Gue nggak tau" Aurel.

"Nggak mungkin lah Agam mutusin secara cuma-cuma pasti ada sebabnya" Razi.

Aurel tertunduk lemas, rasanya pembelaannya di depan Gladia tadi sia-sia.

"Pulang sekolah lo ceritain semuanya sama kita ya Rel apa yang terjadi" Pita.

Aurel mengangguk. Pita mengusap tangan Aurel.

"Sabar Rel" Pita.

"Iya Rel sabar aja, Agam lagi kebawa emosi jadi dia ngomongnya seenaknya" Razi.

"Tapi dia mutusin gue segampang itu Zi, gue sakit" Aurel.

"Lo kan tau Agam orangnya gimana, songong kan?" Anfa buka mulut.

Semuanya terdiam, Aurel menghela nafasnya panjang dan mengusap air matanya.

"Makasih udah mau perduli sama gue" Aurel.

"Yaelah kita kan friend" Razi.

Aurel terkekeh kecil.

___

Helowwwww!
Gimana sama part ini? Suka?
Allhamdulilah kalo suka deh hehe
Jangan lupa vote ya
Ily!

AGAM [ Sudah Terbit ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang