AGAM#6

4.8K 325 14
                                    

MAAF TYPO BERSEBARAN

___

"Dari mana aja kamu Gla?! " tanya seorang wanita paruh baya pada Gladia.

Gladia menutup pintu rumahnya. "Dari rumah temen. " jawab Gladia.

"Jam berapa sekarang?! Kamu mau jadi jalang?! " omel wanita itu.

"Cukup ma! Gladia cape sama omongan mama yang nyakitin hati Gladia! Gladia juga punya hati! Kalo emang mama nggak suka sama Gladia seenggaknya jangan nyakitin hati Gladia dengan ucapan sampah mama! " ucap Gladia penuh emosi.

Lalu Gladia pun melangkahkan kakinya menuju kamarnya, Gladia menutup pintu kamar dengan keras membuat Meriska atau mama Gladia itu mengumpat.

"Dasar anak tiri tidak tau di untung! " grutu Meriska.

Di dalam kamar Gladia menangis, ia membanting semua barang yang ada di kamarnya. Bersandar di tembok kamarnya.

"Kenapa tuhan, kenapa hidup gue kayak gini. " ucap Gladia sambil menangis. "Kenapa nggak ada kebahagiaan yang dateng buat gue. " sambungnya.

Gladia mengakup kedua kakinya. Ia merasa sakit dan sepi, semenjak ayahnya meninggal semua berubah. Tentang Meriska, ia hanya ibu tirinya ia adalah orang yang di butakan oleh harta.

"Kalo emang gue udah nggak bernilai di mata orang-orang, nggak ada harganya dan nggak ada perhatian, gue bakal buat mereka perhatian sama gue! " ucap Gladia sendiri.

___

"Mau kemana kamu Gladia?! " tanya Meriska yang melihat Gladia keluar dari kamarnya

Gladia terus melangkahka kakinya tanpa mendengar ucapan Meriska.

"Anak sialan! " umpat Meriska.

Gladia melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata, jam menunjukan pukul 11.45 jadi jalanan sudah sepi.

Sesampainya di tempat yang di tuju, Gladia langsung masuk ke dalam tempat itu. Suara musik yang begitu keras menggema di seluruh ruangan, lampu kerlap kerlup juga ikut menghiasi ruangan itu.

"Hai cantik. " goda seorang cowo yang berbau alkohol.

Gladia sebenarnya takut, tapi ia sudah pasrah dan menyerah, ia membiarkan dirinya untuk menjadi badgirl.

Gladia berjalan menuju arah di mana banyak sekali minuman yang membuatnya mabuk. Gladia memesan minuman itu, pelayan itu memberikan satu gelas minuman untuk Gladia, awalnya Gladia ragu untuk meminum tetapi ia memberanikan diri.

Satu tegukan, Gladia merasa aneh dengan minuman itu, tenggorokannya terasa sakit dan panas, tapi Gladia tak menyerah ia terus meminum minuman itu.

Jam menunjukan pukul 12.30 Gladia sudah meminum 2 botol alkohol, dan ia pun sudah mambuk kepayang. Gladia memutuskan untuk menyewa kamar untuk tidur.

Saat dirinya hendak berjalan menuju kamarnya, ia tak sengaja menabrak orang.

"Eh eh. " ucap lelaki itu sambil menopang tubuh Gladia.

Gladia merengek, tiba-tiba menangis dan memeluk orang itu.

"Lo- lo kenapa? " tanya lelaki itu.

Bukannya menjawab Gladia malah tambah menangis.  Dan akhirnya orang itu tau kalau Gladia sedang tidak sadar. Orang itu mencium tubuh Gladia, dan benar Gladia mabuk parah tubuhnya pun sangat bau alkohol.

Lelaki itu mengambil kunci kamar dari tangan Gladia dan masuk ke kamar itu, Gladia di baringkan di kasur yang cukup besar itu. Setelah selesai membaringkan Gladia, lelaki itu menuliskan nomornya pada kertas dan menaruhnya di samping Gladia. Setelah itu lelaki itu pergi dari kamar Gladia.

___

"Eengghhhh." keluh Gladia ketika sadar dari tidurnya.

Gladia membuka matanya, ia terasa sangat pusing dan lemas.

"Apa gue minum banyak? " tanya Gladia pada dirinya sendiri.

"Arrghhh! Mana bau banget lagi tubuh gue. " Gladia.

Gladia bangkit dari tidurnya, ia mencari ponselnya. Setelah menemukan ponselnya Gladia mengambil kertas putih yang ada di sampingnya.

"Hah? Rian? Siapa dia? Ada apa sama gue semalem? " tanya Gladia pada dirinya sendiri.

Gladia panik, ia langsung mengetik nomor itu dan menelfon nya.

Halo?

Gue Gladia, lo apain gue tadi malem?

Hah? Gue nggak ngapa-ngapain lo, gue cuman bantuin lo ke kamar karna lo pingsan.

Yakin?!

Iya.

Oke makasih.

Tut.

Gladia segera bangkit dari kamarnya dan meninggalkan tempat itu.

___

"Bener-bener jadi jalang ya kamu! " omel Meriska ketika mendapati Gladia yang baru saja pulang.

"Dapat uang berapa dari lelaki hidung belang?! " Meriska.

Gladia tidak menghiraukan ucapan Meriska, ia terus melangkahkan kakinya dan masuk ke dalam kamar.

"DASAR ANAK TIDAK TAU DIRI! " teriak Meriska di luar sana.

Gladia menangis, ia merasa sakit dengan ucapan Meriska, kenapa ia tidak pernah mendapat perhatian setelah ayahnya meninggal.

"Apa gue harus jual diri gue supaya gue dapet duit terus pindah dari sini? " ucap Gladia pada dirinya sendiri di depan kaca.

Gladia mengepalkan tangannya.

"Liat aja! Gue bakal hancurin orang-orang yang buat gue menderita, terutama lo Meriska! " ucap Gladia marah.

___

Next ga gaes?
Yuhuuuuu yuk next
Jangan lupa vote

AGAM [ Sudah Terbit ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang