"Sayang, mau ini..."
"Ambil ambil."
Keira mengulum senyum.
Eits! Tunggu dulu. Itu bukan Keira.
Sepasang kekasih yang berdiri tidak jauh dari posisinya kini, tengah bermesraan di depan salah satu counter kosmetik. Sang perempuan bergelayut manja seraya menunjuk-nunjuk apa saja yang diinginkannya.
"KEY!"
Keira terlonjak. "Aduh! Apaan sih, Prisca!"
"Elo yang apaan anjir! Malah bengong. Di mall nih, pamali ngelamun. Kena hipnotis lo entar! Dirampas nih semua belanjaan lo," gerutu gadis berambut hitam lurus dengan highlight hijau di beberapa bagian. Katanya sih dibuat seperti itu biar mirip Joy Red Velvet, tapi malah seperti siluman pohon beringin.
"Ih, elo mah!" Keira menyikut lengan Prisca. "Jangan ngomong nggak-nggak. Ngeri tahu!" tegurnya seraya memegang paper bag Sephoranya erat-erat.
"Lagian sih." Prisca mengikuti arah pandang Keira. "Lo iri lihat orang bokinan?"
Keira memanggut-manggut. "Sweet banget pasti rasanya. Minta make up, langsung dibeliin."
"Astaga, Key!" Prisca memukul lengan Keira hingga sahabatnya itu mengaduh. "Kalau gue yang ngomong gitu wajar. Lah, elo? Tinggal minta ke Abang ganteng, semua beres!"
Keira berdecak. "Dia medit tahu!"
Prisca melempar tatapan skeptis. "Masa sih? Mukanya manis bener gitu kayak teh Sisri gula batu."
"Apa hubungannya sih?!" pekik Keira tertahankan. "Gue males dengarin dia ceramah. Tiap minta beli lipstick, pasti komen: 'kemarin bukannya udah beli?' halah!" cibirnya, lantas mengibaskan tangan.
"Yaaah, kan, biar elo nggak boros."
Keira melotot penuh. "Eh, nggak usah lo bela-bela si Bang Ben, ya! Percuma. Dia juga nggak bakal suka sama lo."
"Uhuk... uhuk...!" Prisca mendadak batuk, tersedak ludahnya sendiri. "Sialan lo, Key! Kalau ngomong suka bener."
Bukan rahasia lagi bila Benara Wijaya menjadi pujaan hati para gadis di kampusnya, bahkan tanpa perlu merintis pendidikan di sana. Sejak Keira pernah diantar-jemput oleh Ben karena supirnya sedang berhalangan, seluruh mahasiswi yang awalnya kesal karena iri dengannya, langsung berlagak "SKSD" alias sok kenal sok dekat! Cih.
Mereka iri? Tentu saja! Siapa yang tidak mengenal Keira Wijaya? Selain statusnya, paras yang rupawan serta fisik yang menurut orang-orang adalah body goals itu merupakan jimat baginya untuk menarik perhatian kaum Adam.
BRUK!
Keira yang sedang lengah karena tiba-tiba melamun—lagi—pun terkejut mendapati eyeshadow dan contour palette-nya sudah tergeletak tak berdaya di lantai.
Buru-buru Keira bersimpuh, mengecek kondisi "anak-anaknya" yang sudah berbedak, alias HANCUR!
"Oh, maaf maaf!"
Dengan rahang terkatup rapat hingga giginya gemertak, Keira mendongak. Melayangkan tatapan mematikan pada sang tersangka.
"Dasar Om Om nggak tahu diri! Jalan tuh pakai mata dong!" pekik Keira seraya berdiri, menantang tubuh menjulang di hadapannya.
Prisca menelan ludah. Sudah bisa membayangkan apa yang terjadi jika seseorang 'menyentuh' make up Keira. "Key, sabar sabar..."
Keira menepis tangan Prisca yang mengelus bahunya. "Nggak ada sabar sabar! Gue belinya pake usaha rebutan, terus sekarang harus rela gitu aja?!"
Ya, kedua palette yang Keira beli barusan memang baru saja launched di Indonesia dengan stock sangat limited di dunia! Dan Keira adalah pembeli terakhir yang beruntung. Tadi.
Rasanya, Keira ingin menangis saja!
"Halah, gitu aja ribet. Paling berapa sih harganya?"
Suara melengking tersebut membuat Keira menyadari bahwa ada "makhluk" lain di sisi lelaki itu. Keira pun mengamati penampilannya dari atas hingga bawah dengan pandangan menilai. Kesimpulannya? Hell no!
"Oh my God! Pantesan aja tuh eyeshadow-nya patchy banget, brand high end terkenal gini aja nggak tahu." Keira memutar matanya lantas menunjukkan telapak tangannya. "Talk to my hand!"
"Ih, dasar bocah!" Perempuan dengan riasan murah menarik-narik lengan lelakinya. "Udah ah yuk, Yang! Nggak usah kita ngurusin anak kecil. Buang waktu."
Kalau dirinya berwujud animasi, mungkin rahangnya saat ini sudah terjatuh membentur lantai.
"Eh, Tante Girang! Jangan ngadi-ngadi deh kalau ngomong. Enak aja teman saya dibilang anak kecil! Tante noh yang mukanya boros kayak koin jadul!" Prisca membela Keira dengan dagu terangkat tinggi.
Alih-alih menanggapi sindiran Prisca, si tante girang tersebut justru menyeret lelakinya dan berlalu dari hadapan mereka. Aksi tak bertanggung jawab itu pun membuat kepalan sepasang tangan Keira semakin mengeras!
Dalam hati, Keira bersumpah akan menyimpan sosok keduanya dalam Long-term memory. Ya, suatu saat nanti, ia akan membalas perbuatan tidak menyenangkan ini bila dipertemukan kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess and the Boss! [DITERBITKAN]
UmorTelah Diadaptasi ke SERIES di MAXStream & Sudah Terbit, Tersedia di Seluruh Gramedia Indonesia. "Kamu mau nggak jadi pacar saya?" "Excuse me?!" "Nanti saya beliin make up. Sepuas kamu." "Deal!" Naraka Kusuma, pemilik Sky Lounge yang selalu tertarik...