"Olaf, kapan kamu bangun? Hm? I miss you so much...""Kak Jeffrey tau kamu adalah gadis yang kuat, Jaemin pun juga. Aku benar-benar berharap kalian bisa bangun dari koma, tolong.... tolong jangan biarkan kak Jeffrey sendiri. K– kakak takut, kak Jeffrey nggak suka."
Pria bernama Jeffrey itu mulai menggenggam tangan Olaf dengan erat, dan dia mulai terisak pelan.
"Cukup ayah dan ibu saja, Olaf jangan."
Entah mengapa, Olaf yang tengah berdiri di sebelah Jeffrey hanya menyeka air matanya. Olaf tersenyum tipis, dan dia tetap terlihat sungguh indah meskipun air mata terus menerus mengalir dari kedua netranya.
Dengan secara perlahan, kedua netra Olaf fokus ke depan yang mendekati arah keterangan. Olaf terus melangkah, selangkah demi selangkah.
"Jaga dirimu baik-baik, kak Jeffrey."
Itulah kata-kata terakhir yang Olaf lontarkan sebelum dia benar-benar menghilang.
Kedua netraku terbuka secara perlahan, aku mengerjap beberapa kali, dan menyadari wajahku basah penuh dengan air mata. Bagian hatiku terasa sungguh sesak, tapi sayangnya aku tidak tau mengapa diriku seperti ini.
Satu hal yang aku tau adalah, aku memasuki sebuah mimpi yang benar-benar panjang sehingga membuat hatiku terasa sesak.
Jeffrey?
Siapa pria yang bernama Jeffrey?
Mengapa dia terlihat sungguh sedih?
Dan.... siapa diriku?
Saat aku tengah terlanda dalam pikiranku sendiri, seseorang membuka pintu dari luar. Tanpa berpikir panjang, aku pun langsung menarik selimut untuk menutupi tubuhku. Tidak ada alasan apa pun, hanya saja aku takut.
Seorang anak kecil yang mengenakan sebuah kacamata bulat, bertubuh mungil, tangan sang empu tengah mengambil sebuah buku laporan, dan kedua netranya sedang menatapku dengan dingin.
Anak kecil itu menghampiriku, dan membuka satu persatu halaman buku laporan tersebut. Kedua netranya tetap menatapku dingin, lalu dia sedikit menaikkan kacamata miliknya yang melorot di bagian pangkal hidungnya.
"Olaf Kaylee, pembantu ke-delapan."
Beberapa detik kemudian, anak kecil itu menutupkan buku laporan tersebut. Setelah itu, dia tersenyum penuh arti ke arahku.
"Ini adalah kali pertama aku melihat orang dewasa, dan ini sungguh menarik bagiku."
Aku mengernyit dahiku kebingungan, anak kecil itu berkata ini adalah pertama kali baginya melihat orang dewasa. Apakah dia sedang bercanda atau hanya sekedar basa-basi? Tapi, mimik wajah anak kecil itu terlihat sungguh dingin dan serius.
Dan menurutku, dia sedang tidak bercanda.
"Ehm, kalau aku boleh bertanya—"
"Tanya saja," ujar anak kecil itu yang membuat aku tersenyum canggung karena dia mendadak memotong kata-kataku.
"Kenapa anda bisa tau namaku? Gimana ya, aku nggak mengingat apapun yang telah terjadi, bahkan aku lupa siapa diriku ini."
"Mimpimu."
"Hah?"
"Mimpimu," anak kecil itu menatapku dengan tatapan datar. "Kamu tidur selama tiga hari, dan kamu terus memanggil nama Jeffrey serta Olaf di mimpimu. Satu lagi, Na.... aku lupa."
Na?
Siapakah Na? Mengapa hatiku terasa sesak lagi saat anak kecil itu menyebut nama 'Na'?
KAMU SEDANG MEMBACA
7 New Heroes & Jaemin
Fanfictionft. na jaemin, nct dream [completed] 1. Sebuah pesawat Indonesia terjatuh di daerah Malaysia, menyebabkan dua ratus penumpang meninggal, dan lima puluh penumpang dinyatakan menghilang. 2. Seorang pembalap liar terkenal asal negara Canada tertabrak o...