chapter 04; membunuh olaf dan jaemin

390 50 21
                                    

hari ini aku double update,bisa langsung swipe upke chapter selanjutnya, ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hari ini aku double update,
bisa langsung swipe up
ke chapter selanjutnya, ya!














Day 3 — 7 days left.

"Ada masalah? Kamu tampak murung, John," tanya Mark lalu memberikan Johnny secangkir kopi hangat.

"Ada masalah? Kamu tampak murung, John," tanya Mark lalu memberikan Johnny secangkir kopi hangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hanya kelelahan, Mark. Ngomong-ngomong, terima kasih atas kopimu," ujar Johnny setelah menerima secangkir kopi dari Mark.

"Kelelahan di alam mimpi terus?" tanya Mark sembari terkekeh. Tak lama, Johnny pun juga ikut terkekeh terhadap apa yang telah dilontarkan oleh Mark barusan.

"Tentu saja, Mark. Aku sudah berada di alam mimpi selama delapan ratus tahun. Menurut kamu, apakah aku nggak muak terhadap atas segala hal yang terjadi?" tanya Johnny.

"Benar-benar beda kasta dengan kita, ya? Tapi penderitaan ini akan segera berakhir kok, John. Tujuh hari kemudian, kita akan benar-benar terbangun dari alam mimpi ini," ujar Mark sembari menepuk bahu Johnny.

"Mark, kamu nggak perlu berusaha untuk menghiburku. Kamu dan keluargamu juga nggak kalah jauh menderita dibandingku, kan? Selama dua-ratus tahun terjebak di alam mimpi pasti sungguh sulit bagi kalian."

"Emang sulit, John. Namun mengingat nggak hanya aku yang ingin meloloskan diri dari alam mimpi, aku pun menjadi lebih semangat. Benar-benar berkatmu John, terima kasih."

Mark menjeda sejenak, "terima kasih juga udah menolong Jaemin yang sebenarnya telah meninggal, John. Aku benar-benar berterima kasih."

Johnny tersenyum tipis. "Tidak perlu, Mark. Membahas hal berterima kasih, kalian harus benar-benar berterima kasih kepada seseorang sih, yaitu Olaf."

"Ratumu ya, John," Mark mengejek.

Dalam sekejap waktu, kedua netra Johnny menyinari tatapan kesedihan. Namun sedetik kemudian, Johnny tersenyum tipis.

"Tapi... kenapa Olaf bisa memasuki alam mimpi ini, ya? Mengingat alam mimpi ini penuh dengan rasa kebencian dan kesedihan, sepertinya masa kecil Olaf bahagia saja, bukan?" Mark mengernyit kening, merasa kebingungan.

7 New Heroes & JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang