chapter 03; kim doyoung

464 57 16
                                    


Thursday, 21 july 2022.

"Gimana dengan kondisi Jaemin, dok?" tanya Jeffrey dengan nada panik.

Dokter menggelengkan kepalanya. "Kondisi pasien Jaemin tidak begitu baik, pak Jeffrey. Saat pesawat terjatuh di daerah Malaysia mengakibatkan bagian jantung pasien Jaemin mengalami benturan yang cukup keras. Namun kabar baik untuk pihak keluarga Jaemin, pasien Jaemin berhasil ditemukan dan ditolongkan. Mengingat terdiri dari dua ratus penumpang yang meninggal karena hal tersebut, bukan?"

Benar, mengingat dua ratus penumpang meninggal dan Jaemin benar-benar beruntung karena berhasil ditemukan lalu ditolongkan. Namun saat Jeffrey melihat Jaemin dan Olaf mengalami koma, Jeffrey benar-benar merasakan suatu beban yang berat tengah menimpa dirinya sendiri.

Berita ini pun benar-benar menggemparkan seluruh warga Indonesia dikarenakan saat penerbangan tidak dalam keadaan cuaca buruk, rangkaian mesin pesawat tersebut bekerja dengan baik, dan tidak terjadi angin yang berembus sehingga menyebabkan pesawat terbalik. Oleh karena itu, warga Indonesia menganggap masalah ini sebagai hal yang sungguh mistis dan menyeramkan.

"Pak Jeffrey? Pak Jeffrey? Pak—"

"Ah, iya. Kenapa, dok? Maaf, tadi saya melamun," ujar Jeffrey merasa bersalah.

"Tidak masalah," ujar dokter. "Tapi saya ada kabar buruk yang perlu pak Jeffrey tau tentang keadaan pasien Jaemin."

"Hah...." Jeffrey menghela napas lalu menatap dokter yang berada di hadapannya. "Gimana, dok?" tanya Jeffrey.

"Pasien Jaemin harus segera menjalankan operasi tranplantasi jantung, pak Jeffrey."

Tidak menunggu Jeffrey membalas, dokter berkata lagi, "bagian jantung pasien Jaemin mengalami benturan yang cukup serius, jikalau tidak segera menjalankan operasi...." dokter terlarut dalam keheningan.

"Gimana, dok?" tanya Jeffrey khawatir.

"Bagian jantung pasien jaemin akan mengalami kerusakan lalu..... meninggal."

Deg!











Day 3 — 7 days left.

Pagi ini, Mark dan Haechan sudah memintaku dan Jaemin belanja kebutuhan pokok untuk tamu hotel serta Johnny Suh.

Tidak lupa, kebutuhan pokok kami juga.

Daging ayam, daging sapi, daging kambing, tomat, kentang, telur, dan berbagai macam sayur-sayuran adalah kebutuhan pokok yang harus kubeli di pagi hari ini.

Sejujurnya, aku benar benar merasa takut dan juga canggung. Merasa takut, karena kata Johnny Suh aku adalah satu-satunya orang dewasa di desa ini, dan seluruh orang yang berada di dalam pasar benar-benar tengah menatapku dengan tatapan penasaran tanpa mengedipkan matanya. Hum, apakah mata mereka tidak berair karena terus-menerus menatapku?

Merasa canggung, karena Jaemin. Iya, karena Jaemin. Dari hotel hingga tiba pasar, aku benar-benar tidak berbicara dengannya. Bahkan aku tidak menghembuskan napas di hadapannya, Jaemin ini hanya terus berada di belakangku. Seperti... melindungiku?

Tidak, tidak!

Chenle dan Jisung berkata kepadaku Jaemin adalah robot, dan dia akan melindungiku di saat apapun yang terjadi! Astaga, mengapa wajahku terasa memanas?

"Ampuh nggak sih rencana kita pakai Jaemin buat mancing Kim Doyoung untuk keluar?" tanya seseorang di seberang sana.

"Gimana aku bisa tau, Haechan?! Aku bahkan belum melihat batang hidung Kim Doyoung, yang benar saja kamu!" ujar Renjun kesal.

7 New Heroes & JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang