chapter 08; aku menyukaimu, olaf?

221 35 26
                                    


Day 5 — 5 days left.

Tengah malam menjelang, hotel hanya menyisakan aku, Jaemin, Johnny, dan tamu hotel. Entah lah, aku juga tidak paham mengapa Mark, Haechan, Jeno, Renjun, Chenle, dan Jisung tidak berada di hotel.

Saat menyantap makanan malam pun hanya Jaemin yang menemaniku, sedangkan Johnny sibuk kerja. Oleh karena itu, aku hanya bisa membawakan makanan malam ke ruang kerja Johnny.

Sepertinya Johnny benar-benar sibuk, dia hanya mengatakan 'terima kasih' sembari tersenyum tipis kepadaku, setelah itu Johnny kembali berkutat dengan berkas-berkas yang terletak di meja kerja miliknya.

Waktu sudah menunjuk pukul dua-belas malam, sudah waktunya diriku istirahat.

"Argh..."

Deg!

Suara apa itu?

Apakah telingaku berfungsi tidak normal? Mengapa aku mendengar suara erangan pria?

Sebentar— pria?!

Astaga Olaf, kamu bodoh sekali! Kamu sendiri tau di desa ini tidak ada orang dewasa. Iya benar, sepertinya telingaku berfungsi tidak normal.

Langkahan kakiku kembali melangkah menuju ke kamar—

"S– sakit...."

Aku reflek memundurkan langkahan kakiku, kedua netraku secara perlahan mengangkat dan menatap ke kamar hotel nomor 250, yaitu kamar Jaemin.

Apakah suara erangan pria itu adalah Jaemin? Tapi Jaemin adalah robot, bukan? Jantungku benar-benar berdetak sungguh cepat sekarang! Jikalau di dalam kamar bukan Jaemin, lalu siapa itu?!

Apakah aku harus memberitau kepada Johnny?

"Argh!"

Aku mematung di depan pintu kamar Jaemin. Iya, itu suara Jaemin! Jaemin tengah mengerang kesakitan di dalam kamar!

Aku mendekati pintu kamar Jaemin— "Jaemin?! Kamu baik-baik saja, kan?!"

"O– Olaf..." ujar Jaemin lemah.

"Jaemin, bukakan pintu!" ujarku sembari berusaha memutarkan knop pintu.

Sulit, aku sulit membuka pintu kamar Jaemin, ini seperti ada seseorang yang tengah menggunakan tubuhnya untuk menahan pintu kamar.

"Berhenti, Olaf! J– jangan! Pergi, pergi sekarang juga!" ujar Jaemin dengan tegas.

Aku kembali mematung. Bukankah Jaemin adalah robot? Mengapa nada bicaranya berubah?

"PERGI, OLAF!"

"J– Jaemin...."

"Olaf, aku mohon segera pergi. Cepat..."

"Nggak! J– Jaemin, aku akan segera menolongimu!" ujarku dengan nada gemetar menahan tangisan.

1, 2, 3.

Aku terus-menerus mendobrak pintu kamar Jaemin sekuat, sekeras, dan sebisaku mungkin.

Duk!

Pintu kamar berhasil terbuka!

Namun tak menunggu diriku tersadar, kedua tanganku sudah terlebih dahulu digenggam dan ditahan oleh seseorang di atas pintu kamar.

Aku mendongakkan kepalaku— JAEMIN?!

Mengapa Jaemin berubah menjadi sesosok orang dewasa?!

"J– Jaemin, kenapa kamu—"

"I warned you, didn't I?"

7 New Heroes & JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang