Dua tanganku masih berfungsi dengan baik, kugunakan mereka untuk mendoakanmu dan berlatih cara menerima pelukan darimu dengan baik dan benar
Aku memasuki mobil putihku, memukul setir berulang kali, "sakit gak?"
"nggaklah, kamu benda mati!"
Sial, aku mulai lagi. Aku merasa bersalah pada kesayanganku ini, "Uh apa aku begitu menyakitimu? Utututu jangan marah baby." ucapku mengelus setirku dan memeluknya.
Saking lelahnya, aku tertidur disini. Bagus.
Jika saja bukan suara tok tok tok berulang kali di jendelaku, maka sudah dipastikan aku akan tertidur di mobil ini sampai besok.
tok tok tok
Aku melihat ke jendela, kak Hendery.
Aku keluar dari mobil dan melihatnya mengeluarkan satu batang rokoknya, "berulah lagi?"
Pasti bi Jani yang ngelapor, "nggak kok, cuma pegang lengan mama aja!" ucapku membela diri
Sebelum dia menyalakan api, batang rokoknya sudah meluncur tepat ke jidatku, "AW! Sakit tau kak!"
"Sejak kapan gue jadi kakak lo? Gak usah berulah dan gak usah pulang, malam ini lo nginep dimana kek! Asal jangan pulang, itu perjanjian kita kan?"
"Aku mau nginep dimana, lagian kan seka-, woy kak!" padahal aku belum selesai ngomong dia sudah pergi begitu saja.
Perjanjian kami sederhana, mama membenciku begitu juga dengan kak Hendery, jadi kak Hendery bilang kalau aku berbicara dengan mama, maka aku tidak akan makan di meja makan selama seminggu, jika aku menyentuh mama, maka aku tidak akan pulang satu hari.
Intinya adalah keberadaanku saja sudah salah.
Aku bingung, sebenarnya apa yang salah dengan diriku. Papa bilang aku tidak salah tapi mengapa semua perilaku orang terhadapku seolah-olah aku ini pendosa besar?
Pertanyaan selanjutnya adalah malam ini aku akan tidur dimana? Mobil? Ayolah badanku akan semakin kecil jika harus tidur di mobil mini ini.
Lalu aku mulai mengingat nama-nama temanku dari aku mulai belajar berbicara sampai aku berada di umur 19 tahun ini, dan aku baru sadar, aku punya musuh tapi tidak dengan teman.
Ah, aku punya teman dekat!
Dengan skill mengemudiku, aku membawa tubuh dan mobil ini ke indomaret, membeli beberapa pasang pakaian dalam lalu menuju ke rumah teman dekatku.
Bodohnya aku tidak membawa sogokan agar kesempatan untuk numpang tidur terbuka lebih lebar.
tok tok tok
Dia membuka pagar rumahnya, "MALAM DEJUN!"
Dejun melihatku dengan tatapan aneh, oh wajahnya tampan. "Ngapain lo?"
Sudah ku katakan, Dejun ramah tapi tidak denganku, "Gak usah jutek gitu bisa kali,"
"Apa sih?" ucapnya, Dejun mencoba menutup pagarnya lagi namun aku dengan kekuatan superku menahan pagarnya,
"eh bentar! Aku numpang bobo disini dong?" ucapku melihatnya dengan tatapan memelas
"Gak." Singkat, padat dan jelas. Kali ini ia berhasil menutup pintu pagarnya, sial aku gagal.
"Dejun jahat banget! Woi Dejun buka kek!"
Tetap gagal sahabat, bahkan lineku sudah di block olehnya dari jaman SMA. Jadi percuma saja jika aku line Dejun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reason
RomanceKalau ada Q and A bersama malaikat yang mengurus seleksi manusia yang akan dilahirkan ke dunia, aku akan bertanya mengenai apa motivasinya untuk meloloskanku lahir ke dunia ini? Dejun bilang aku menyebalkan. Mama dan Kak Hendery bilang mereka tida...