Saat kesempatan itu datang, memilih menjauh adalah hal yang terbaik yang bisa kamu lakukan, tapi kapan lukaku akan sembuh?
Dejun masih disana, di balik pintu pagarnya. Ia mendengar semua teriakan itu. Ia juga mendengar suara mobil Aya menjauh dari rumahnya.
Dejun masuk ke dalam rumah sambil tersenyum geli mengingat wajah Aya yang shock
"Jun, kok kamu senyum-senyum gitu, kenapa?" tanya Bundanya.
"Gapapa, Bun. Aku ke kamar ya, selamat malam!"
Dejun masih tersenyum dan sedikit tertawa geli mengingat kejadian tadi, Bundanya lah yang menemukan 'barang' Aya. Dejun cukup berterimakasih pada Bundanya, sebab karena kejadian ini dia puas membuat Aya malu seperti tadi.
Tapi beberapa menit kemudian dia tersadar, "GILA!"
Dejun menampar pipinya berkali-kali, "Gila, gila, gila! Masa iya gue mikirin dia gara-gara bra doang?"
~~
~~
Aku terbangun di pagi hari dengan sinar matahari memasuki celah gorden kamarku. Lalu aku mengingat kembali kejadian tadi malam. Sial. Mau ku taruh dimana wajah ini?
Aku bersiap-siap untuk ke kampus dan mencoba berdamai dengan diriku sendiri. Ayolah itu hanya sebuah penopang, hal yang wajar untuk dimiliki seorang perempuan remaja sepertiku.
Sentuhan terakhir dan prepare hari kesekian diri ini belajar di fakultas itu telah siap.
Aku sampai di tangga terakhir dan melihat ada Papa disana, "PAPA!"
Papa menoleh lalu merentangkan kedua tangannya, "Pagi sayang, sini!"
Aku menyambut hal tersebut dengan bahagia,
"Papa kapan nyampe rumahnya?"
"Tadi malem, Papa gak tega bangunin kamu, toh kita juga ketemu di meja makan kan sekarang."
Aku mengangguk dan melihat Kak Hendery memberikan tatapan tidak suka padaku,
"Kak, itu matanya hampir copot ngeliatin aku, hari ini aku cantik banget ya?"
Kak Hendery hanya memutar bola matanya malas, dengan nada angkuh Kak Hendery membalas, "Jijik banget, harus banget ya makhluk macam lo dateng ke meja makan suci ini?"
"Eeits, makhluk suci kayak aku emang cocoknya disini, ditemenin Mama, Papa sama Kakak ganteng macam kalian tau!"
Mama membanting garpunya di piring dan pergi dari meja makan, "Ma!" panggil Papa
"Liat? Bahkan Mama langsung pergi," ucap Kak Hendery
"Dery, kamu gak boleh gitu ngomong sama ad-"
"Aku berangkat sekarang ya Pa, ada kuis." potong Kak Hendery dan bergegas pergi.
Bahkan aku belum duduk di kursi meja makan ini, anggota keluarga kami sudah berkurang dua.
"Aya boleh duduk?"
"Boleh cantik."
"Aya ngeselin banget ya, Pa?" tanyaku sambil mengambil roti bakar
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reason
RomanceKalau ada Q and A bersama malaikat yang mengurus seleksi manusia yang akan dilahirkan ke dunia, aku akan bertanya mengenai apa motivasinya untuk meloloskanku lahir ke dunia ini? Dejun bilang aku menyebalkan. Mama dan Kak Hendery bilang mereka tida...