Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
apakah ini yang orang lakukan jika berteman dengan bos mereka? sebuah suara di kepala nadiv mengatakan tidak, lantas mengapa dia sekarang disini?
"nadiv." pemuda itu menoleh, melihat pintu mobil di sebelahnya sudah terbuka. ansell sedang berdiri di luar, membukakan pintunya.
nadiv melangkah keluar, melihat halaman luas yang mengelilingi properti ini. "pak ansell."
ansell melihat ke arahnya. "ya?"
"ini dimana ya pak?" tanya nadiv, masih terpaku dengan pemandangan perkotaan di bawah.
"oh." ansell mengantongi kunci mobilnya. "ini rumah saya."
ya, sekarang mereka sedang berada di rumah ansell. sebuah rumah besar di atas bukit, itulah mengapa dari tadi nadiv sangat terpukau dengan pemandangannya.
masa sih ansell membawanya kesini hanya agar nadiv bisa megap-megap melihat rumahnya?
ansell juga tidak memberi tahu apa-apa saat mereka berangkat tadi. hanya sekedar 'ini urusan penting', tidak lebih. bodohnya, nadiv malah ikut-ikut saja dengan bosnya, tidak terlalu curiga.
mereka berjalan ke pekarangan rumah, menaiki tangga di depan, sebelum berhenti di depan pintu besar itu. ansell dengan santai memencet tombol bel, sementara nadiv mengecek kembali rambut dan bajunya.
"bagus kok." ujar ansell, melihat semua yang nadiv lakukan dari ujung matanya.
"tapi kan, pak–"
"ansell! akhirnya kau sampai juga!"
seorang wanita cantik melangkah keluar, sebelum menarik ansell dalam pelukan singkat. melihat dari kemiripan wajah mereka, nadiv mengasumsi bahwa dia adalah ibu ansell.
setelah pelukan mereka selesai, wanita itu akhirnya menyadari keberadaan nadiv di samping ansell. "oh! kau pasti nadiv, ya? akhirnya kita bisa bertemu juga!"
nadiv baru sadar, setelah sekian lama bekerja untuk ayah ansell, dia baru pertama kali bertemu dengan istrinya.
wanita itu tertawa. "tidak perlu terlalu kaku denganku! ayo masuk!"
nadiv menghela napas pelan, melangkah masuk ke dalam rumah besar itu.
sampai sekarang, dia pun masih tidak tahu alasan dia dibawa ke sini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
nadiv sekarang sedang berada di ruang makan milik keluarga bosnya, ansell sendiri sedang sibuk bercengkrama dengan orang tuanya. sepertinya membahas pekerjaan dan beberapa hal lain yang tidak nadiv mengerti.
ingin makan dengan lahap pun rasanya tidak sopan, padahal jelas-jelas nadiv disuruh untuk merasa 'seperti sedang di rumah sendiri'.
kursi di sebelah nadiv tiba-tiba bunyi. ansell berdiri dari tempatnya, menaruh serbet yang tadi di atas pahanya di meja. "aku izin ke kamar mandi dulu."
dengan kepergian bosnya itu, meja makan menjadi sedikit lebih hening.
"nadiv?" mendengar namanya terpanggil, nadiv akhirnya mengangkat kepalanya. yang baru saja memanggilnya adalah ayah ansell, alias bosnya dulu.
nadiv mengangguk. "iya, pak adam?"
tersenyum, keriput di sekitar bibirnya muncul. nadiv menyadari senyumnya mirip sekali dengan senyum milik ansell. "kalau boleh tahu, menurutmu ansell itu seperti apa di kantor?"
nadiv menaruh alat makannya. seperti apa ansell di kantor? mungkin pak adam penasaran dengan cara kerja ansell.
"banyak yang bilang pak ansell itu dingin dan tegas." ucap nadiv. "namun dengan ketegasannya itu, semua pekerjaan jadi cepat selesai. terlebih, dia akan membelikan semua karyawan makanan untuk, ya, bisa dibilang hadiah."
"jika ada masalah, pak ansell selalu berusaha untuk menyampaikannya dengan cara yang baik dan tidak membuat panik. menurut saya, dia adalah bos yang dewasa dan perhatian kepada karyawannya."
ibu ansell, nyonya maria, terkekeh pelan. "anak tersayangku memang tumbuh dengan baik. siapa sangka anak yang dulunya manja dan cengeng itu bisa menjadi seperti ini?"
tunggu. manja? cengeng?
"pak ansell dulu seperti itu?" tanya nadiv tidak percaya. mana mungkin bosnya yang pendiam, disiplin, dan kaku itu dulu seperti itu?
"memang susah untuk dibayangkan." balas maria. "setiap kali dia melakukan kesalahan, dia pasti akan menangis sambil meminta maaf. ansell suka sekali menempel dengan orang, dan dia tidak bisa tidur tanpa ditemani sebuah boneka anjing bernama 'shiber', bahkan sampai dia SMA."
nadiv tertawa di belakang tangannya. tidak bisa dipercaya ansell yang dia lihat setiap hari juga mempunyai masa lalu yang lucu. mana mungkin nadiv bisa membayangkan bosnya itu melakukan semua hal tadi sekarang?
"satu lagi pertanyaan untukmu, nadiv." ucap adam. nadiv mengangguk, siap menjawab pertanyaan yang diberikan kepadanya.
"sejauh ini, apa kamu menyukai ansell?"
apa aku menyukai ansell?
nadiv tersenyum.
"iya pak, saya sangat suka."
suka sebagai bos kan?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
maaf banget baru updatez aku baru selesai pekan ulangan sama remedial 😭😭 makasih juga ya yang udah baca, vote, sama comments saat aku lagi off :)