𝟹: "𝚝𝚎𝚖𝚊𝚗"

2.7K 506 28
                                    

nadiv tidak mengira bosnya mempunyai seseorang yang sangat berbanding terbalik dengannya, malah jika nadiv harus lebih jujur lagi, dia tidak mengira bosnya itu bahkan mempunyai teman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

nadiv tidak mengira bosnya mempunyai seseorang yang sangat berbanding terbalik dengannya, malah jika nadiv harus lebih jujur lagi, dia tidak mengira bosnya itu bahkan mempunyai teman.

oke, mungkin itu sedikit terlalu jujur, nadiv.

"yo, sadiva nadiva!"

nadiv menoleh ke arah lift, melihat sosok pemuda tinggi keluar dari dalam lift. tidak butuh lama bagi pemuda itu untuk sampai di depan meja nadiv, ya mengingat betapa panjangnya kaki pemuda itu.

tanpa sadar, nadiv melirik ke arah kakinya sendiri.

syukuri saja apa yang sudah kamu punya, div :)

"pagi juga, pak michael." ujar nadiv. tiba-tiba dia merasa badannya ditarik ke depan, lebih tepatnya masuk ke dalam pelukan michael.

mengerti kan mengapa nadiv merasa bingung? lihat saja bedanya? setiap kali dia bertemu michael, pasti pemuda kelebihan tinggi badan itu akan menyapa dengan pelukan dan sapaan darinya sangat santai.

"bapak mencari pak ansell?" tanya nadiv begitu michael melepas pelukannya.

namun, michael malah menggeleng, "ah, gak usah! ngapain gua nyariin tuh orang? haha!"

bahkan michael menggunakan gue-lo dengan nadiv, seperti mereka teman lama. padahal kedudukannya dengan ansell sama tingginya, mengingat dia punya perusahaannya sendiri juga.

"kalo gitu, ada apa pak?"

"gua mau curi lo bentar aja, boleh gak?"

nadiv mengedipkan matanya. dia gak salah dengar tuh?

"gak tahu juga sih, pak. saya harus izin pak ansell dulu..."

"ey, gak usah lah! bentar aja kok!"

"kenapa gak ngobrol disini saja, pak?" tanya nadiv, mencari titik tengah. mana mungkin dia keluar dari mejanya di jam kerja? apalagi dengan alasan yang tidak jelas, bisa-bisa langsung dipecat dia.

michael hanya menengok kanan dan kiri, sebelum dia mendekat ke samping telinga nadiv, "pokoknya gak bisa diomongin disini, div. kalau disini, bosmu itu bisa dengar nanti."

"dengar apa?"

michael dan nadiv terloncat di tempat mereka, dan melihat ansell yang sedang menatap mereka tajam dari depan pintu ruangannya.

sebenarnya lebih ke arah michael sih, ansell hanya melirik nadiv sekilas.

"eh, my bro! met pagi–"

"jawab, michael. kamu ngapain disini pagi-pagi, terlebih langsung menganggu kerja sekretarisku."

nadiv menunduk, sedikit merasa bersalah, padahal dia juga tadi tidak sedang bekerja, dia malah main solitaire di komputernya.

"gua pengen minjem nadiv sebentar, lagipula kan sebentar lagi masuk jam makan siang. seharusnya gak apa-apa dengan lo, kan?"

benar juga apa yang michael katakan. jika nadiv ingin beristirahat, ansell tidak memiliki hak untuk menghentikannya, kecuali memang ada kegiatan penting in progress. namun hari ini mereka juga sedikit santai daripada biasanya.

ansell menghela napas, "baiklah, tetapi jam 2 siang nadiv sudah harus ada di mejanya. jika tidak, maka akan ada sanksi. mengerti?"

"mengerti pak."

"ya sudah, kalian boleh pergi."

ansell melihat michael menarik nadiv pergi, hampir membuat pemuda yang lebih pendek tersandung karena tidak bisa mengimbangi langkah michael.

tiba-tiba percakapannya dengan michael kemarin malam terngiang kembali di benaknya.

"perasaanku tiba-tiba jadi tidak enak..."

Song MingiasMichael Kenzo Naruna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Song Mingi
as
Michael Kenzo Naruna

Song MingiasMichael Kenzo Naruna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






[last edited]
02-05-20 15:44

𝑚𝑦 𝑤𝑒𝑖𝑟𝑑 𝑏𝑜𝑠𝑠 ➻ 𝑤𝑜𝑜𝑠𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑒𝑒𝑧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang