ansell menyadari beberapa hal di bulan keduanya bekerja sebagai bos nadiv.
selain beberapa hal-hal kecil seperti rasa suka nadiv kepada makanan manis (alasan dibalik semua kotak desserts yang sering bermunculan di meja nadiv), ada satu fakta lain yang paling menonjol.
nadiv ternyata sangat, sangat populer di kantor.
ansell mengira karena nadiv bekerja di lantai paling atas bersama ansell seorang, dia tidak akan bertemu dengan banyak orang. dugaannya itu terbukti salah di hari mereka turun ke lantai 10, ansell pada saat itu ada pertemuan dengan beberapa ketua divisi.
perhatian ansell teralih dari layar presentasi kepada sosok nadiv yang menunggu di luar, jas biru donker miliknya terlihat jelas di balik pintu kaca. awalnya ansell pikir dia mungkin salah lihat, tetapi matanya tidak sedang mengelabuinya.
nadiv sedang tertawa dengan seorang karyawan lain, sepertinya seseorang dari divisi marketing. apakah nadiv dekat dengan orang itu? teman?
"pak yoel." bisik ansell kepada seorang pemuda yang duduk di sampingnya, alias sang ketua divisi marketing itu sendiri. "bolehkah saya menanyakan sesuatu kepada anda?"
"tentu boleh, pak." ucap pemuda berkacamata bundar itu.
"apakah nadiv dekat dengan para karyawan di kantor?" selepas mendengar pertanyaannya, tanpa perlu berpikir terlebih dahulu, yoel mengangguk.
"nadiv dekat dengan banyak orang, pak." jelas yoel. "sebelum dia menjadi sekretaris pak adam, nadiv sempat bekerja di lantai bawah juga. karena sifatnya yang mudah didekati, banyak karyawan yang menyukainya."
ansell mengangguk paham. dia mengerti apa yang yoel maksud. nadiv itu ramah, dan seperti apa yang telah diucapkan oleh yoel, dia mempunyai nuansa yang membuatnya terkesan mudah didekati.
"kalau anda sendiri?" ansell terdiam sebentar. "apakah anda dekat dengan nadiv, pak yoel?"
yoel mengangguk perlahan. "kami cukup dekat, pak. dulu kami mengikuti kelas yang sama saat kuliah."
ketika ansell mengira dia mengetahui banyak tentang nadiv, realita menamparnya. masih ada banyak hal tentang nadiv yang dia belum ketahui!
yoel kembali mendekat kearah ansell. "kalau dari apa yang saya dengar, katanya sih nadiv akhir-akhir ini lagi dekat dengan ketua divisi finance."
ansell mengenal jelas siapa yang yoel maksud. orang itu bahkan sedang berdiri di depan ruangan, menjelaskan poin-poin dari presentasinya tanpa menyadari tatapan ansell.
setelah dia pikir-pikir lagi, sepertinya nadiv sangat suka pergi ke divisi finance akhir-akhir ini, terlebih ketua divisi itu juga pernah datang ke lantai kerja mereka untuk bertemu dengan nadiv, bukan ansell.
ya ampun, selama ini semua bukti telah tertera jelas di depannya, dan ansell malah menutup matanya.
"maksudmu pak jerome?"
yoel mengangguk. "ya, saya dengar bahwa rumor mereka sedang trending di kantor, bahwa mereka diam-diam pacaran."
p-pacaran?
ansell mengulum bibir bawahnya. khawatir, takut, gelisah. semua bercampur menjadi satu.
duh, kalau begini jadi lebih susah dong?
tanpa sengaja mata milik nadiv mendarat di sosok ansell, ketahuan olehnya sedang mengobrol dengan yoel (dasar orang itu!), bukannya memperhatikan rapat seperti tugas sebenarnya.
nadiv menghela napas pastah sambil kepalanya digelengkan.
jadi bos kadang becus kadang enggak! bisanya nyusahin orang doang!
Choi Yeonjun as Yoel Saulo Alano
Choi Jongho as Armen Jerome Himawan
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑚𝑦 𝑤𝑒𝑖𝑟𝑑 𝑏𝑜𝑠𝑠 ➻ 𝑤𝑜𝑜𝑠𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑒𝑒𝑧
Fanfiction𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝘁𝗲𝗻𝘁𝗮𝗻𝗴 𝗻𝗮𝗱𝗶𝘃, 𝘀𝗲𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗲𝗸𝗿𝗲𝘁𝗮𝗿𝗶𝘀 𝗯𝗶𝗮𝘀𝗮, 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 𝘀𝗲𝗱𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝘂𝘀𝗮𝗵𝗮 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗺𝗲𝗺𝗮𝗵𝗮𝗺𝗶 𝗽𝗲𝗿𝗶𝗹𝗮𝗸𝘂 𝗮𝗻𝗲𝗵 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗯𝗼𝘀𝗻𝘆𝗮, 𝗮𝗻𝘀𝗲𝗹𝗹. "𝘯𝘢𝘥𝘪𝘷, 𝘴𝘢𝘺...