Cantik

30 2 0
                                    

Inspired by HigeDanDism - Pretender.

***

Cantik.

Ia begitu cantik di mata Mahendra Reandro. Perempuan dengan rambut panjang lurus terurai rapi, hampir selalu menggunakan kaos ketika bepergian, dan selalu tersenyum kepada siapapun. Mahen menyebutnya sebagai berkat. Kehadiran perempuan itu telah mengubah hidupnya yang semula kacau, perlahan-lahan terbenahi. Seakan perempuan ini dapat menyelesaikan soal matematika yang begitu sulit dengan hanya sekali coba.

Banyak orang yang berkata, 'Jika kamu jatuh cinta, katakan. Dengan itu kamu tidak akan menyesal.'

Kenyataannya tidak semudah itu. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Entah dengan pengakuan itu kedua pihak akan mulai menjalani hidup bersama, atau malah tidak pernah lagi saling bertegur sapa.

Mahen sadar akan itu, dengan adanya kesempatan untuk berada di sebelah perempuan ini saja, sudah lebih dari cukup baginya. Melihat senyumnya setiap hari, lebih berharga dari segala harta yang ada di dunia.

Pernah Mahen bersumpah, jika ada seseorang yang melukai hatinya, tidak akan ia biarkan hidup dengan tenang. Ia akan memastikan hidup orang itu menderita karena telah membuat ukiran senyum menjadi tetesan air mata. Tapi Mahen melewatkan sesuatu, bagaimana jika ada orang lain yang mampu mengubah air mata perempuan itu menjadi senyuman, dan orang itu bukanlah dirinya?

"Udah jadian, Hen."

Satu kalimat yang disampaikan Raka cukup membuat Mahen terdiam dengan pikiran kosong. Ia mendengus lalu tersenyum. Ia menepuk pundak Raka setelah mengatakan sesuatu, lalu pergi.

"Bagus, harus bahagia dong kita?" ujarnya.

Raka yang melihat sahabatnya berjalan jauh juga tidak tahu harus apa. Raka menjadi salah satu saksi perjuangan Mahen untuk selalu bertahan sebagai pemain pendukung dalam kisahnya sendiri.

Mahen yang tengah berjalan menuju motornya teralihkan pandangannya oleh seorang perempuan yang berdiri di depan gerbang kampus, terlihat memegang handphone sambil sesekali melihat ke arah jalan raya. Senyum di wajahnya langsung terukir ketika melihat seorang lelaki datang menghampirinya. Tak butuh waktu lama, perempuan itu hilang dari pandangannya dengan memeluk punggung lelaki lain.

Yang penting lo senyum.

***

"Kita mesti banget gak sih minta peje?!" ujar Ghea menyindir Nadin.

"Gue penasaran deh, apakah isi otak lo cuma gratisan," jawab Nadin sekenanya.

"Malu-malu banget yang baru jadian, boleh lah diajak pacar barunya nongkrong sama kita," kata Ghea masih terus menyindir Nadin.

Suasana gembira dan tawa banyak terdengar, begitu pula Mahen yang ikut tertawa di sana. Raka yang merasa tidak nyaman melihat sahabatnya harus ikut pura-pura tertawa berusaha mengalihkan pembicaraan, "Udah lama gak karaoke, nyanyi lah kuy!"

"Lo yang bayar ye," kata Ghea.

"Yang penting kita seneng-seneng dari hati, gak cuma ketawa di depan, menangis di belakang," ujar Raka.

Mahen yang tengah asik menikmati kacang pilus seketika tersedak dan langsung diberikan minum oleh Nadin yang sudah tertawa puas.

"Lo kenapa sih makan aja masih kayak anak SD?" ujar Nadin masih sambil sedikit tertawa.

"Demi mempertahankan senyuman seseorang," jawab Mahen sekenanya lalu menyeruput minumnya. "Ayolah cabut karaoke!"

Tiba-tiba saja semua sibuk berebut lagu favorit untuk dinyanyikan, Raka yang masih sibuk memilih lagu, Ghea yang sudah hampir selesai menyanyikan lagu Cinta dan Rahasia milik Yura Yunita, serta Nadin yang baru saja masuk sehabis menerima telepon, entah dari siapa.

Kepada Hujan Aku BerceritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang