PART 5

3K 71 0
                                    

"Sudah kukatakan bukan, akui sekarang jika kau tak ingin kubunuh!"

"Sampai matipun aku tak akan memberitahu padamu! Dasar mafia sampah!"

Gerald memajukan tubuh,ditatapnya pria didepannya tepat dimanik mata. "Katakan sekali lagi."

"Kau sampah Gerald! Sampah!"

"Ha ha ha ha ha kau benar pak tua, aku ini sampah, aku sampah!  ha ha ha" Gerald terus tertawa dengan gaya yang dibuat buat, Leo dan beberapa Mafioso menatap heran boss besarnya itu. Sebenarnya apa yang dia pikirkan itu?

Plakkk
Gerald menampar keras pipi mulus pak tua itu hingga kepalanya tertoleh ke samping.

Dor dor!
Masih dalam posisi setengah berdiri, Gerald menembakkan peluru pada betisnya.

"Sekarang ikat dia . Siksa sampai dia mau buka suara! Dan kau Leo sekarang ikut aku."

Sheila menyaksikan semuanya. Ia melihat Gerald yang seperti kesetanan itu. Ia takut, satu satunya yang dia inginkan hanyalah pulang. Tidur di ranjang kamarnya dan melupakan semuanya. Sungguh dirinya merasa tak tenang disini.

Bagaimana jika nanti dia dibunuh saat tidur?

Bagaimana jika Gerald meracuniku?

Bagaimana jika..

Bagaimana jika..

Sungguh terlalu banyak kata bagaimana jika dikepala Sheila.

Krekkk...

Suara pintu terbuka itu mengagetkan Sheila, matanya tertuju pada pria didepannya

"Kenapa belum tidur?"

"A-aku tak bisa tidur"

"Kenapa?" Gerald mengedarkan pandangannya, ia melihat pintu balkon terbuka. Sekarang ia tau kenapa wanita didepannya tak bisa tidur, pasti sudah melihat kejadian tadi saat ia menyiksa pak tua sialan itu.

"Aku ingin pulang hiks hiks "

"Hei tenanglah, aku tak akan menyakitimu"

"Hiks hiks pulang. Bawa aku pulang"

"Berhentilah menangis. Kau akan membuat semua orang curiga padaku nona!"

"Hiks hiks hiks" tangisan Sheila semakin kencang karena bentakan Gerald. Gerald yang tak pernah menenangkan wanita menangis itu bingung harus bagaimana. Tak mungkin kan ia membekap mulut Sheila? Tak mungkin juga ia minta orang lain untuk menenangkan Sheila? Bisa bisa nanti harga dirinya turun!

"Sheila aku bilang jangan menangis. Maaf karena membentakmu tadi, aku khilaf."

Yang dimintai maaf tak menggubris, malah makin sesenggukan.

"Pulang.. hiks hiks ..aku takut .. jangan mendekat." Membayangkan Gerald yang menembak dan menampar adalah hal yang menakutkan bagi Sheila, ia tak pernah sekalipun melihat orang sekejam itu. Ayah dan bundanya adalah orang yang hangat,penuh kasih dan cinta.

"Diam Sheila atau aku akan-"

"Akan apa hiks hiks..? Akan menembak dan menamparku juga? Hikss bunda...ayah Sheila takut..hikss" entah keberanian dari mana Sheila bisa berbicara lantang dan keras seperti ini. Teriakan Sheila  memancing rasa ingin tau  beberapa orang yang berjaga. Ini adalah yang kedua kalinya mereka melihat boss besarnya dibentak oleh wanita, wanita yang sama.

"Aku ingin pulang!"  Tanpa ragu Gerald menarik Sheila menuju mobil mewahnya, demi apapun ia sekarang akan mengantarkan Sheila ke tempat dimana ia menemukan gadis ini! Kepala Gerald sangat pusing. Wanita ini sungguh membuatnya naik darah.

Seluruh isi rumah memperhatikan Gerald dan Sheila , pemandangan ini membuat tanda tanya besar disini, dari mulai keluar dari kamar,turun tangga hingga berhenti tepat diruang tengah, para maid dan mafiosonya tak mengalihkan pandangannya.

"Leo, kau jangan pergi dulu. Aku akan pergi sebentar."
Leo mendongak, ditatapnya dua insan didepannya dengan kening berkerut. Apa yang terjadi? Kenapa Sheila menangis? Akan dibawa kemana dia?

"Leo"
" Hah? Oh iya aku tunggu disini."
"Good."

Gerald membukakan pintu mobil untuk Sheila , Sheila yang disuruh masuk itu hanya terdiam disamping mobil. "Masuk. Kata kau ingin pulang"

"Katakan dimana rumahmu."

"Aku tidak tau hiks hiks"

"Akan ku turunkan kau ditempat dimana aku menemukanmu heh?"

Gerald memutar bola matanya jengah, akan kubawa kemana wanita ini?

Setelah lama membelah padatnya lalu lintas, Gerald tak mendengar tangisan wanita itu lagi, dilihatnya wanita disampingnya yang ternyata tertidur.

Disatu sisi dia lega wanitanya sudah tenang dan tertidur. Tunggu! Wanitanya? Gerald mengklaim Sheila sebagai wanitanya?

Srekk..
Mobilnya berhenti mendadak, sekuat tenaga tadi Gerald menginjak rem pada mobilnya. Apa  apaan ini? Siapa yang berani melakukan ini?

"Bagaimana? Kaget bukan?"

"Johan?"

"Ya aku Johan! Ternyata kau masih mengingatku ha ha ha."

"Tentu saja aku mengingatmu, kau itu masa lalu yang sangat mengenaskan Johan!" Gerald menyeringai puas.

"Waw sudah punya wanita lain huh? Jalang baru?"
"Jaga bicaramu Johan! Dia bukan jalang!"

"Bukan jalang? Kalau begitu bitch? Right ? "

Buk! Johan terhuyung saat Gerald berhasil memukul pipinnya dengan keras. Entah kenap dia tak terima jika Sheila disamakan dengan jalang yang biasa menemaninya. Rasanya sakit hatinya, ia ingin melindungi gadis itu.

Perkelahian antara Johan dan Gerald tak terelakkan, saling meninju satu sama lain, jatuh, bangkit ,jatuh lagi.   Sampai sampai Gerald tak menyadari wanitanya itu sudah tak berada di mobil lagi.


TERJEBAK DIANTARA MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang