PART 10

1.3K 35 0
                                    

Sheila POV

Aku benar benar bingung sekarang, aku cuma ingin pulang, tapi kenapa harus serumit ini? Biasanya ya aku tinggal ke halte dan menunggu bus menjemputku seperti biasanya.  Sekarang kenapa aku harus kembali ke rumah manusia gila itu heh menyebalkan sekali!

Johan yang katanya ingin menemaniku ke rumah Gerald itu, sampai sekarang ia belum pulang. Kata maidnya si boss besarnya itu sedang ada urusan yang sangat penting.

"Lexa, dimana Lexi? Kenapa kau sendirian disini?"

"Lexi sedang tidak enak badan, dia sedang beristirahat di kamarnya."

"Ooh."

" Apa ada yang bisa ku bantu nona Sheila?"

"Sudah ku katakan padamu, cukup dengan Sheila. Aku bukan nonamu Lexa."

Lexa yang mendengar ucapanku hanya tersenyum, cih menyebalkan! Tiba tiba aku teringat sesuatu, kenapa tak kutanyakan saja pada Lexa tentang Johan?

"Lexa, apa tuanmu benar benar orang baik?"

"Kenapa bertanya seperti itu?"

"Ah,hanya saja aku merasa aneh saja. Suasana rumah ini seperti suasana rumah seseorang yang aku kenal sebelumnya."

"Suasana?"

"Lexa, sebenarnya apa yang terjadi disini? Kenapa banyak sekali orang yang berjaga? Apa ada hal yang harus di lindungi sampai sebegitunya? Aku sungguh tak mengerti, kenapa rumah mewah ini cuma ada tuanku itu dan banyak sekali penjaga? Memangnya sepenting apa urusannya? Ah aku jadi pusing sendiri."

"Tentu saja kau yang harus dilindungi,Sheila."
Aku membalikan tubuhku saat mendengar suara itu, ya dia Johan!

"J-Johan? Sejak kapan kau ada disana?"

"Sejak kau bertanya apa tuan rumah ini benar benar baik? Sepertinya itu yang kudengar."

"Aku tidak bermaksud seperti itu."

"Ya, aku tau."

Johan berlalu meninggalkan aku dan Lexa yang masih berdiri mematung. Tak kusangka percakapan tadi bisa menjadi seperti ini. Lain kali aku harus lebih berhati hati!

prakkkk...

Pecahan kaca mengagetkanku , aku dan Lexa reflek berjongkok. Takut kalau kalau masih ada serangan lanjutan. Tembakan pistol misalnya.

"Apa itu?"

Kulihat beberapa anak buah Johan menghampiri pecahan kaca jendela itu, mengdarkan pandangan ke semua penjuru tempat.

"Sepertinya ada yang sedang bermain main dengan kita." Johan terlihat bukan seperti Johan yang biasanya, senyum smirk dan tatapannya sungguh menakutkan!

Aku menjadi agak takut disini, Lexa yang mengerti keadaanku langsung menggenggam erat tanganku menenangkan. Kurasa dia sudah sering menghadapi situasi seperti ini.

"Ini tuan, ada batu dan kertas."

"Mari kita lihat hadiah apa yang akan dikirim."

Aku reflek berteriak saat ada salah satu anak buah Johan yang tertembak.  Johan yang melihatnya bukannya menghampiri dan menolong, malah lari dan locat ke luar jendela. Aku heran, sebenarnya apa yang terjadi disini? Sekali lagi aku terlonjak kaget saat mendengar suara adu tembak, ya aku yakin dengan lompat dari lantai dua Johan tidak akan mendapatkan cedera. Siapa tau dia keturunan kanguru bukan? Loncatan yang indah.

Lexa menarik tanganku untuk ikut menolong anak buah tadi yang ku ketahui namanya itu Tom.

" Aku baik baik saja, Lexa tolong kau antar wanita ini pergi dari mansion ini. Jangan tanya kenapa, ini aku kasih beberapa uang dan ponsel. Disitu sudah ada nomorku. Ingat, pergi yang jauh. Kali ini saja Lexa, kau bantu aku mengeluarkan wanita ini."

"Tom, apa apaan kau, apa kau ingin mati oleh Johan? Aku tak mengerti yang terjadi!"

"Akan ku jelaskan nanti, selagi Johan masih berkelahi, kau pergilah! Jangan lupa hubungi aku dengan ponsel itu! Kau tidak akan baik baik saja jika disini nona."

Aku bingung, sebenarnya ada apa ini? Kenapa Tom menyuruhku kabur dari tempat ini? Siapa dia sebenarnya?

"Hei! Bukannya kau ingin pulang? Sekarang atau takkan pernah pulang!"

Aku terlonjak kaget, Tom benar, aku ingin pulang. Aku langsung lari setelah diantar Lexa sampai pintu belakang. Aku lari sekuat tenaga dari rumah mewah itu. Persetan urusan dengan Johan. Aku ingin pulang!

***

TERJEBAK DIANTARA MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang