PART 8

1.8K 40 0
                                    

" Apa Gerald menyakitimu?"
"Dia tidak menyakitiku, hanya saja aku yang terlalu takut dengannya karena dia begitu dingin padaku."

"Hahaha, memangnya kau tak takut padaku?"
Sheila mengernyitkan dahi.
"Tidak, ini hanya bercanda sheila, jangan kaget seperti itu."

"Iya Jo, aku ingin mandi. Apakah boleh?"
"Tentu saja Sheila, tidak ada yang melarangmu. Sebentar ya akan ku panggilkan para maidku untuk melayanimu."

Sheila mengangguk.

"Dave, panggilkan para maid untuk menghadapku disini."

"Baik Mr. " Pria yang di panggil Dave itu mengangguk, Dave adalah tangan kanan dari Johan.

"Saya Mr. Apa yang harus saya lakukan?"
"Ya, layani dia dengan baik Lexa, dan kau Lexi siapkan pakainya."

Lexa dan Lexi, maid kembar yang Johan pekerjakan adalah anak jalanan yang dia tolong dahulu.

Sheila yang melihat diperlakukan seperti ratu itu makin menganggap Johan adalah orang baik.

***
Mansion Gerald, 23 pm.

"Apa kau yakin dengan rencana ini Gee?"
"Sangat yakin Leo, secepatnya akan kubawa Sheila kembali ke mansionku ini."

"Perlu bantuan dari luar?"
"Apa kau ingin membuatku terlihat lemah Leo? Idemu itu mempermalukan ku!"

"Wohoho, tenanglah Gee bukan maksudku."

"Kumpulkan anak buahku dan persiapkan semuanya."
"Ya, anything for you Mr." Leo undur diri, segera melakukan yang disuruh Gerald.

Para maid yang tahu suasana hati tuannya sedang tidak baik baik saja-ya memang biasanya juga tidak baik tapi tidak semengerikan ini. Ini sungguh mengerikan, mereka tak berani mendekat apalagi bertanya.
Untuk makan malam saja para maid lebih memilih kepala maid  untuk berbicara dengan tuannya itu.

"Kau!"

"Ya, saya tuan."

"Bawakan minuman untukku ke ruang kerjaku."

"Baik tuan."

Jangan heran kenapa Gerald hanya menunjuk dan tak menyebutkan nama maidnya itu, sejujurnya Gerald tak pernah tau siapa saja nama maidnya itu kecuali kepala  pelayan aka kepala maid nya itu.

JOHAN ALEXANDER, PENGUSAHA MUDA YANG MEMPUNYAI BANYAK BISNIS PROPERTY

Gerald mengernyitkan dahinya saat membaca headline news malam ini, ia pastikan sekali lagi bahwa Johan yang ada disini bukan Johan rivalnya.

Ternyata benar, Johan yang dimaksud adalah Johan anak dari Mr.Zen Alexander yang dulu dibunuh ayahnya.

Pikirannya berkelana, sebenarnya apa yang direncanakan Johan itu?

***

Sheila sudah selesai dari ritual mandinya, ia sedang memandang dirinya didepan cermin dengan handuk yang melilit di tubuhnya.

"Kau sudah selesai nona? Kau bisa memilih bajumu di lemari sana, tuan sudah menyiapkan itu semua."

Sheila membuka lemari itu, isinya baju baju dengan gaun mewah dengan merk terkenal yang ia tau harganya mahal sekali.

Kenapa Jo menyiapkan ini semua untukku? Sheila membatin.

"Lexa,Lexi sepertinya kita seumuran, jadi panggil saja aku dengan namaku."

"Baik Sheila, kau memilih yang mana?"

"Aku bingung, baju baju ini membuatku bingung. Biasanya dirumahku aku bingung memilih baju karena bajuku tak ada yang bagus, sekarang aku disini bingung memilih baju karena baju disini terlalu bagus." Sheila memanyunkan bibirnya, ia sangat menggemaskan.

"Kau lucu sekali Sheila ,pantas saja tuan membawamu kemari, kau adalah wanita pertama yang datang ke mansion ini."

"Benarkah itu Lexa?"
"Ya benar, setau kami memang begitu, tuan selalu sibuk dengan bisnisnya."

"Apa dia orang yang baik?"
"Tentu saja, dia orang yang hangat, buktinya kami dibawa ke mansionnya untuk bekerja, tuan menyelamatkan kami dari jalanan." Jawab Lexi.

Ya Johan memang menyelamatkan mereka berdua saat mereka ketahuan mencuri di sebuah kedai, Johan membayar ganti rugi ke kedai dan membawa si kembar ini bersamanya ke mansion. Sungguh baik bukan?  

(Hahaha ngga juga-author)

Sheila yang mendengar itu terpaku, ia tak menyangka bahwa Johan sangat berbeda dengan Gerald. Ia tersenyum sendiri dan menjadi salah tingkah.
Obrolan mereka terhenti saat ada seseorang masuk ke ruangan itu.

"Bagaimana Sheila? Apa kau suka bajunya?"

"Ya Jo, terimakasih. Kau baik sekali ti-

"Tidak seperti Gerald?" Johan tersenyum manis, ia tau apa yang akan Sheila katakan. Sheila yang mendengar itu hanya tersenyum malu.

"Kalian maid boleh keluar."
"Jo, bolehkah aku meminta satu permintaan?"
"Katakan saja"
"Aku mau Lexa dan Lexi menjadi temanku selama aku disini"

"Tapi Sheila,kami hanya maid, tak pantas bersanding denganmu" Lexa berbicara dengan sopan.

"Sheila? Kau memanggilnya dengan nama?"
"Iya Jo, aku yang menyuruhnya, lagian aku rasa kami seumuran."

"Ya baiklah, kalian mulai besok temani Sheila, layani dia. Sekarang keluarlah."

" Baik tuan, kami permisi."

Jangan lupa vote+komentar juga yaaa. Terima kasih!

TERJEBAK DIANTARA MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang