Pencet bintang dipojok kiri dulu.
Dan,
Happy reading...
Hari terus berjalan, selama seminggu ini Bika terus mengikuti Didi di sekolah. Tak jarang ia datang berkunjung ke rumah Didi. Bagaimana Bika bisa tau alamat rumahnya? jawabannya adalah Dito. Hanya dengan Tiga mangkok mie ayam, Dito rela memberitahu gadis itu dimana rumahnya. Murahan sekali cowok itu... Eh, cowok mana ada yang murah ya? Yang ada cewek? Kan udah semestinya cowok ngejer cewek. Loh.
Dito juga semakin gencar mendekati Didi, Dito yang tak pernah malu menyatakan cintanya didepan umum membuat siswa-siswi yang lain bahkan guru juga kepala sekolah ikut tau. Didi risih dengan omongan orang, tetapi semakin kesini ia makin kebal.
"Di," panggil Bika.
Didi sekarang mulai bisa menerima Bika masuk ke dalam hidupnya. Setelah beberapa hari ini Bika terus meyakinkan dan akhirnya membuat Didi luluh. Menurut Didi juga Bika masuk dalam kategori yang bisa dijadikan teman dekatnya. Kepribadiannya yang sabar, jujur, ramah, punya pendirian juga setia membuat Didi yakin untuk menerima Bika sebagai sahabatnya.
"Apa?" tanya Didi malas.
"Lo mau ikut eskul apa?" tanya Bika.
"Biologi," jawab Didi tanpa ragu.
"Gue bingung nih mau ikut apa?" ucap Bika tak bersemangat.
"Yang lo suka," saran Didi kepada Bika, yang kini menjadi sahabatnya itu.
"Gue nggak suka apa-apa, gue cuma suka Oh Sehun seorang," ujar Bika dramatis.
"Ck" Didi mendecak malas ketika Bika mulai halu seperti ini.
"Hahah... jadi gue ikut apa nih?" Bika meminta saran kepada Didi, dengan waktu kurang dari satu menit sifat Bika sudah kembali berubah. Dasar bunglon.
"Malah nanya gue," respon Didi malas.
"Gue ikut modeling aja deh." Putus Bika tersenyum sumringah.
Didi memperhatikan Bika dari atas hingga bawah kemudian melanjutkan langkahnya.
"Kenapa?" tanya Bika bingung, "nggak cocok ya?" Bika kembali bertanya.
"Cocok," ucap Didi singkat.
"Serius?" tanya Bika tersenyum senang.
"Iya." Jawab Didi tersenyum tipis.
"Boong ya lo!" tuduh Bika masih tak percaya, kini wajahnya kembali ditekuk.
"Lo cantik," ucap Didi membuat mata Bika berbinar.
"Barusan lo ngomong apa? Gue cantik? Gue nggak salah denger kan?" Bika menepuk-nepuk pipinya tak percaya.
"Hm," Didi berdehem.
"Akhirnya ada orang yang ngakuin gue cantik, lo orang pertama yang bilang gue cantik. Kantin yuk, gue traktir deh, mumpung lagi good mood, nih." Ajak Bika bahagia.
"Yuk," setuju Didi, semangat45 kali ini dia.
"Giliran gratisan aja lo laju." Cibir Bika.
"Iyalah," ucap Didi santai.
"Sialan ya lo, Di." Cela Bika.
"Bodo amat." Didi tak peduli.
Bruk
Bika kaget, "Siapa yang berani nabrak sahabat gue?" marah Bika melihat Didi tersungkur dibawah. Bika membantu Didi berdiri.
"Maaf, Kak." Didi meminta maaf kepada Mahesa. Sebetulnya yang menabrak bukan Didi, tetapi dialah yang meminta maaf duluan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontrizon
RomanceAKU MENANTANG KAMU UNTUK MEMBACA CERITA INI, MEMASUKAN CERITA INI KE DALAM LIBRARY & STAY IN THIS STORY HINGGA TAMAT!!! BERANI TERIMA TANTANGANKU? COME ON TEMAN... Delidi Ambita Britanita, kerap dipanggil Didi oleh orang sekitar. Gadis pendiam tetap...