Ada yang masih melek?
Maaf ya update malem-malem.
Oke happy reading...
"Kepada siswa-siswi harap segera memasuki Aula, untuk turut melihat perhitungan pemilihan ketua osis." suara speaker suara terdengar nyaring di penjuru sekolah.
Siswa-siswi berbondong-bondong memasuki Aula tak sabar ingin tahu calon ketua osis barunya.
Perhitungan berlangsung hikmat. Semuanya nampak deg-degan terutama para calon ketua osis. Hingga akhirnya kandidat nomor urut satu dan nomor urut tiga, mendapat poin seri. Nomor Tinggal tersisa satu lagi kertas yang belum dibuka. Kertas itulah yang akan menjadi penentu siapa yang akan menjadi ketua osis SMA Merah Putih Angkatan 2021 ini.
"Dan inilah yang kita tunggu-tunggu. Pasti pada deg-degan ya, santai aja dong. Hahahah... Tinggal satu lagi nih kertas suaranya. Untuk yang terpilih nanti selamat ya semoga bisa menjadi ketua osis yang baik dan bisa menjadi panutan untuk yang lainnya, dan untuk yang belum terpilih jangan berkecil hati."
"Oke, langsung saja yang akan menjadi Ketua Osis SMA Merah Putih tahun ini adalah..."
Mc sekaligus penghitung suara membuka kertas dan,
"Selamat kepada kandidat nomor urut satu, Fabian Ranggara Lubis dari kelas sepuluh IPA satu sebagai Ketua Osis tahun ini dan nomor urut tiga, Haico Raditya dari kelas sebelas IPA satu sebagai wakil ketua osis tahun ini..."
Semua orang berdiri dan bertepuk tangan.
"Gila keren banget sih, Fabian."
"Apa banget sih, mending juga Haico yang jadi ketosnya."
"Gila, Anak IPA semua."
"Haico itu murid baru, kan ya? Keren banget dah, bisa jadi waketos, berani."
"Haico ganteng banget sih."
"Kan bener tebakan gue, yang kepilih juga bakal Fabian. Sini-sini duitnya kasihin ke gue, gue yang menang."
Berbagai macam suara terdengar riuh. Mereka ada yang senang karena pilihannya terpilih sebagai ketos, ada juga yang tidak terima pilihannya tidak terpilih, Ada pula yang senang memenangkan taruhan.
"Udah ketebak sih bakal Fabian yang kepilih." Ujar Dito tersenyum. Dimana ada Didi disitu ada Dito. Dito selalu mengikuti Didi di sekolah.
"Kenapa gitu?" tanya Didi.
"Fabian walau masih adik kelas dan baru masuk, tapi temannya ada dimana-mana. Dia juga ramah, enak orangnya lah..." jawab Dito sekenanya, "kalo Haico itu murid baru, pendiem..." lanjutnya.
"Oh," Didi ber-oh ria.
Tanpa Didi sadari, ada seseorang yang memperhatikannya yang sedang mengobrol dengan Dito dari arah panggung.
---
Pagi ini, Didi sangat malas untuk berangkat ke sekolah. Tetapi dia tetap berangkat kesekolahnya untuk mencari ilmu. Sayang duitnya, sudah mahal-mahal mamanya membayar sekolahnya tetapi ia malah bermalas-malasan untuk berangkat sekolah.
Didi sampai di sekolah tepat ketika bel masuk kelas berbunyi. Ia berjalan santai menuju kelasnya. Beberapa murid menyapanya, dan Didi balas dengan senyuman. Didi tidak cuek atau sombong. Hanya saja, ia bingung ingin mengatakan apa, dia tidak pandai berbasa-basi.
Sesampainya di kelas ia segera duduk ditempatnya. Teman sebangkunya, Vivi. Belum memasuki kelas, sudah biasa seperti itu sih, bahkan teman sebangkunya itu sering membolos dan malah pergi bermain dengan pacarnya. Entah apa yang ada di pikiran Vivi selain pacaran. Meski begitu, Vivi lah orang yang sering Didi ajak ngobrol panjang di kelas ini. Itupun, karena mereka duduk sebangku, kalau tidak sebangku mana mungkin Didi mengobrol panjang dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontrizon
RomantiekAKU MENANTANG KAMU UNTUK MEMBACA CERITA INI, MEMASUKAN CERITA INI KE DALAM LIBRARY & STAY IN THIS STORY HINGGA TAMAT!!! BERANI TERIMA TANTANGANKU? COME ON TEMAN... Delidi Ambita Britanita, kerap dipanggil Didi oleh orang sekitar. Gadis pendiam tetap...