╭━─━─━─━─≼✯≽─━─━─━─━╮
Pertemuan adalah pembuka sebuah kisah.╰━─━─━─━─≼✯≽─━─━─━─━╯
Happy reading...
Sudah dua minggu Didi mencari cowok berhoody hitam yang ia temui di taman waktu itu, Sang Pangeran Kebaikannya. Orang yang membuatnya sadar tentang betapa penting hidupnya, namun tak kunjung jumpa dengan cowok itu.Didi bangun pagi-pagi sekali hari ini. Sebab, hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah menggunakan seragam Putih Abu-abu.
Seragamnya sudah terpakai rapih ditubuh mungilnya. Ia memperhatikan dirinya dicermin sembari membenarkan dasinya yang miring. Sebenarnya tidak menggunakan dasi tidak masalah, karena dasi resmi sekolahnya pun belum dibagi oleh pihak sekolah. Kini ia hendak turun kebawah sebelum itu ia mengambil tasnya yang terdapat diatas kasurnya yang sudah ia siapkan dari pagi tadi.
Didi turun menuruni tangga sambil tersenyum.
"Pagi, Ma..." sapa Didi kepada mamamya.
"Pagi, Sayang..." balas mamanya.
"Tata mana, Ma?" tanya Didi tak melihat Tata di ruang makan.
"Nggak tau, mungkin belum bangun dia. Mama keatas dulu bangunin, kayaknya perlu disiram air dia. Kamu sarapan duluan aja." Ujar mamanya kemudian bangkit dan berjalan menuju tangga.
Didi hanya mengangguk sembari mengambil nasi goreng yang ada dimangkok besar.
"Biasanya kalo sarapan gini ada lelucon dari papa." Ucap Didi lirih matanya berkaca-kaca tapi ia masih tersenyum.
Kini Didi sudah berada di halte bus menuju sekolahnya. Tadi mamanya menawarkan untuk mengantarkannya ke sekolah tetapi Didi menolak.
Bus datang dan orang-orang yang sedari tadi menunggu segera memasuki bus dengan berdesak-desakan. Didi tak terbiasa menaiki bus seperti ini, tetapi mulai sekarang ia harus membiasakan hal ini. Mamanya sudah membelikannya motor untuk ia ke sekolah tetapi tidak ia pakai. Karena ia berpikir ia belum mempunyai SIM, maka tak seharusnya ia mengendarai sepeda motor. Dulu sewaktu dia SMP dia selalu diantar jemput oleh papanya bersama Tata. Tetapi sekarang papanya berada jauh di atas sana. Didi mulai mengikhlaskan semuanya dan melanjutkan hidup dengan lebih baik.
Ia duduk sendirian dikursi bus dekat jendela. Ia memperhatikan deretan toko, pohon-pohon, juga gedung-gedung yang seolah berjalan dari kaca jendela bus. Lama-kelamaan kaca jendela bagian luar mulai basah terkena air hujan. Ia memasang earphonenya ketelinga, memutar lagu Itu akan selalu dari voor film dilan. Tak lama bangku disampingnya terisi oleh orang, Didi melihatnya sambil menaikan alisnya sebelah.
Cowok yang ada disampingnya menunjuk orang yang sedang tidur dengan mengeluarkan banyak air liur. Pagi-pagi gini udah tidur aja, pikir Didi.
"Nggak ada orang kan disini?" tanya cowok ber-hoody salem menggunakan topi berwarna putih dengan celana abu khas anak SMA, matanya sayu, berkulit putih, dan hidungnya yang mancung membuat Didi tercenung sebentar.
"Ada." Jawab Didi cuek.
"Siapa?" tanya cowok itu lagi.
"Elo." Jawab Didi sekenanya.
Cowok itu memperhatikan Didi lama dengan wajah tak berekspresi kemudian tertawa hingga matanya menyipit.
Didi yang melihat itu heran. Sereceh itukah humor cowok ini? kemudian Didi menghadap lagi kearah luar jendela sambil menikmati musiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontrizon
RomanceAKU MENANTANG KAMU UNTUK MEMBACA CERITA INI, MEMASUKAN CERITA INI KE DALAM LIBRARY & STAY IN THIS STORY HINGGA TAMAT!!! BERANI TERIMA TANTANGANKU? COME ON TEMAN... Delidi Ambita Britanita, kerap dipanggil Didi oleh orang sekitar. Gadis pendiam tetap...