14 - Pandora Box

601 67 20
                                    


🌧Addicted🌧

Azura sedang merenung, sekarang ia berada di dalam kereta menuju Tokyo. Oikawa sudah meneleponnya sekitar 3 kali, memastikan Azura baik baik saja di perjalanan sendiri.

Ia memegang dadanya, entah mengapa setelah meninggalkan Miyagi dadanya terasa sesak. Apakah ia sebegitu sedih dan kecewanya karena Oikawa tiba tiba menyuruhnya pulang? Tapi sakit yang ia rasakan sekarang terasa sangat fisikal. Ia tidak mengerti.

Azura melihat ponselnya lagi, entah mengapa rasanya ada yang hilang. Biasanya pesan Kuroo selalu bertengger di notifikasinya. Sekarang, nomornya bahkan tidak aktif.

Azura akan meminta maaf pada Kuroo saat sampai di Tokyo, ia yakin Kuroo sangat marah.
Saat itu Azura tidak banyak berpikir, ia begitu merindukan Oikawa Tooru hingga dengan mudahnya otaknya tidak sanggup bekerja dengan normal. Kuroo benar, pria itu binatang buas. Ia dan Oikawa hampir saja melakukannya, tapi entah mengapa Azura tidak keberatan. Selama itu Oikawa Tooru.

"Pemberhentian berikutnya Stasiun XXX Tokyo"

Bulan tidak bersinar malam ini, tertutup kabut. Ada sedikit rintikan hujan dan angin yang berhembus cukup untuk membuat tubuh seseorang menggigil. Azura keluar dari kereta bersama dengan orang orang, hidungnya kembali terasa sensitif. Ia bisa mencium aroma alkohol dan keringat dari mayoritas orang orang yang berada di sekitarnya.

Ia masih merasa heran dengan Oikawa dan Kuroo, bagaimana bisa manusia memiliki aroma seperti mereka?

Oikawa benar benar tercium seperti musim panas, hangat, manis seperti vanilla, dan menyenangkan seolah kita sedang berada di ladang bunga. Meskipun terakhir kali, ia juga mencium aroma susu dari tubuh Oikawa, tapi itu menambah manis aroma yang keluar dari tubuhnya.

Sedangkan Kuroo tercium seperti suasana malam hari di musim salju, mint, aroma teh dan rhum ice cream, tidak kalah memabukkan.

Tiba tiba ponsel Azura berdering, menampilkan nama Oikawa Tooru sebagai penelepon.

"Moshi moshi, Tooru?"

"Moshi moshi, Azura. Kau baik baik saja?"

"Iya, aku baik baik saja. Sudah hampir sampai, aku sudah bisa melihat rumahku dari ujung jalan ini."

"Kau tidak ada merasa pusing atau sejenisnya?"

"Eh? Tidak ada sih. Tooru sedang pusing?"

"Ah... iya sedikit."

"Jangan lupa makan, Tooru aku sudah sampai. Tolong jangan matikan teleponnya dulu. Aku mau kau bicara pada Ibu."

Azura membuka pintu rumahnya, baru saja ia melangkahkan kakinya masuk ia disambut pemandangan mengerikan. Rumahnya berantakan, dan sekarang terdengar suara pecahan kaca dan barang barang terlempar.

Baru saja ia ingin kembali melangkahkan kakinya telinganya langsung dikagetkan suara teriakan ayahnya.

"SUDAH KU BILANG KITA TIDAK SEHARUSNYA BAWA ANAK SIALAN ITU KERUMAH INI!"

Deg

Jantung Azura berdetak amat kencang, tiba tiba nafasnya tercekat. Apa maksud ayahnya?

"KENAPA KAU SALAHKAN AZURA UNTUK KEGAGALANMU SENDIRI?"

"KAU MASIH BELUM SADAR? DIA ITU BAWA SIAL! SEMENJAK DIA DATANG TIDAK ADA YANG BERJALAN DENGAN BAIK!"

"BANGKRUTNYA PERUSAHAANMU TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN AZURA!"

"SADARLAH WANITA JALANG! ANAK HARAM YANG KAU LAHIRKAN DARI PERSELINGKUHANMU DENGAN PRIA BRENGSEK OIKAWA ITU BAWA SIAL DI KELUARGA KITA! SEHARUSNYA DULU DIA MATI SAJA DI LAUT!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Addicted || Kuroo Tetsurou X Reader X Oikawa Tooru [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang