Sebelumnya maaf jika banyak typo. Aku membuat ini hanya untuk mengisi waktu kosong sambil memikirkan beberapa ide. Cerita ini tidak panjang, hanya kisaran beberapa capter daoang.
Silahkan membaca untuk mengisi waktu kalian 😊
Terimakasih 😊❤*
Pagi yang cerah di Sebuah rumah yang cukup besar, tidak bisa di bilang sederhana, Rumah itu cukup mewah untuk di tempati ataupun hanya sekedar dilihat dari luarnya. Di dalam rumah itu hanya terdapat 3 Orang manusia yang tengah menikmati sarapan pagi. Tanpa ada pelayan ataupun pengurus rumah, karena mereka tidak membutuhkannya. Suasana itu terlihat Harmonis sampai pria baruh baya itu mengangkat bicara.
"Zhan, bagaimana dengan perkuliahanmu akhir-akhir ini?".
Pria yang manis di hadapannya ini mengangkat wajahnya yang sedari tadi menunduk menatap hidangan enak di hadapannya dan menatap pria paruh baya yang berbicara dengannya itu sambil tersenyum kecil. "Iya ayah, semuanya baik-baik saja kok". Iya, pria itu adalah ayah dari pria dewasa itu. 3 orang yang berada dalam rumah itu adalah Ayah, Ibu, dan seorang putra kesayangan mereka. Dia Xiao Zhan, bersama kedua orang tuanya, Nyonya Xiao dan Tuan Xiao. Mereka hidup rukun dan bahagia dengan penghasilan ayahnya yang mengelola sebuah perusahaan kecil. Mereka menikmati sarapan pagi seperti biasa sebelum pria manis ini berangkat ke kampusnya.
"Zhan". Suara yang indah dan lembut itu memanggil anaknya, pria muda itu menoleh kearah wanita paruh baya itu sambil tersenyum menunjukkan gigi kelincinya. "Iya bu?". Sahutnya lembut.
"Zhan, apa kamu ingat mengenai perkataan ayah dan ibu saat kamu masih remaja?". lanjut wanita paruh baya itu berbicara pada putranya.
Pria itu menghentikan tangannya yang sedari tadi sibuk memotong sepotong daging sapi di piringnya dan kembali menatap ibunya dengan tatapan yang sulit di artikan. Dia tahu betul apa yang di maksud dari wanita yang dangat ia sayangi ini, tentu saja mereka membicarakan tentang perjodohan yang sempat mereka batalkan saat dia menginjak usia remaja di karenakan calon yang di jodohkan dengannya itu memutuskan untuk bersekolah di luar negeri. Mereka sama sekali tidak saling mengenal satu sama lain. "Bu, apakah ibu ingin berbicara mengenai perjodohan konyol itu lagi?".
"Zhan, itu bukan perjodohan konyol. Kita tidak bisa menolak hal yang sudah di tetapkan".
Xiao Zhan menghentikan sarapannya dan beranjak berdiri dari duduknya. "Aku sudah terlambat, ayah ibu, aku pamit ya". Ucapnya sambil meraih tas yang sudah berada di sampingnya itu lalu beranjak pergi. Ibunya hanya menatap sang ayah sambil menghela nafas dan sang ayah hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Di samping itu di kedian Wang, rumah bagaikan istana yang sangat mewah itu membuat siapapun akan merasa nyaman saat berada di dalamnya. Namun sayangnya keluarga itu tak cukup harmonis karena sikap sang anak yang keras kepala dan dingin. Saat ini di ruang makan rumah mewah itu, duduklah sepasang suami istri dan seorang anak semata wayang mereka yang terus menunjukkan wajah murungnya sejak tadi.
"Yibo, kali ini kamu tidak bisa menolak perjodohan ini, ayah sudah menentukan hari pertemuan kalian, kalian akan bertemu besok dan pertunangan kalian akan di lakukan lusanya". Ucap pria yang tak lain adalah Tuan Wang. Anak itu bernama Wang Yibo, dan kedua orangtua di hadapannya ini adalah ayah dan ibunya. Selesai mendengar ucapan dari ayahnya anak itu menatap lekat wajah sang ayah. "Aku tidak mau ayah! Apa-apaan ayah ini, kami akan bertemu besok dan bertunangan lusa? Apakah ayah sudah tidak waras? Kami bahkan tak saling mengenal yah". Ayahnya tidak peduli dengan coletannya, sedangkan ibunya hanya mengangguk bertanda dia menyetujui keputusan ayahnya. Pria yang berwajah tampan itu mendengus kesal. Dia beranjak berdiri dengan kasar hingga mrnyebabkan kursi yang ia dudukki terjatuh ke belakang. Dia tentu saja tak mampu menolak permintaan ayahnya, karena jika dia menolak, mungkin saja ayahnya akan melarangnya untuk mengikuti balap liar seperti yang biasa dia lakukan. Bisa saja ayahnya juga menyita semua koleksi motornya. Karena tidak mau hal itu terjadi, walaupun kesal dia tetap menerimanya. Dia tidak peduli siapa wanita yang akan di jodohkan dengannya itu, yang dia pikirkan adalah setelah bertunangan dia akan membuat wanita itu pergi dengan sendirinya dari hidupnya. Tapi dia sama sekali tidak tahu, bahwa itu semua adalah awal dari kehidupannya.
Keesokan harinya.
Kedua orang tua dari keluarga Wang dan Xiao masing-masing memberikan alamat restoran mana yang akan mereka datangani, alasan mereka memberikan alamat itu karena mereka sengaja membiarkan kedua anak ini bertemu berdua dulu agar mereka bisa lebih saling mengenal.
"Zhan, ini alamat restoran dimana kita akan bertemu dengan pasanganmu, tapi maaf sepertinya saat ini ayah dan ibu tidak bisa langsung menemanimu, kamu pergi duluan kesana, di situ sudah ada nomor meja dimana kalian akan duduk" . Tentu saja semua rencana itu mereka lakukan dengan matang.
"Tapi bu?". Zhan bertanya dengan ragu sambil mengangkat sebelah alisnya tapi ayah dan ibunya sudah terlanjur masuk kedalam mobil mereka dan hendak pergi.
"Huffftt. Biarkan sajalah, temui dulu anak ini". Ucap Zhan pelan sambil menatap kartu nama kecil itu.
Disisi lain. Di rumah keluarga Wang sama seperti keluarga Xiao, kedua orang tua ini juga mengatakan hal yang sama pada putra mereka. Pria tampan itu hanya mengangguk dengan wajah kesalnya menuruti permintaan kedua orang tuanya.
30 menit kemudian.
Restoran Xipe.Xiao Zhan masuk kedalam restoran mewah itu dan melihat-lihat sekitarnya, dia bertanya pada salah satu pelayan sambil menunjukkan nomor meja yang diberikan oleh ibunya. Setelah melihat kertas itu pelayan itu menunjukkan arah tempat duduk yang sedikit berada di pojokkan dan Zhan mengangguk mengerti sambil tersenyum dan mengucapkan terimakasih.
Dia melangkah berat dan gugup berjalan menuju meja itu, sialnya orang tuanya pun tidak menyebutkan mana orang yang di jodohkan dengannya itu. Dia tiba di meja yang maksud dan mendapati seorang pria tengah duduk santai di salah satu kursi di meja itu.
"Maaf tuan, apakah ini meja nomor 5?". tanya Xiao Zhan dengan sopan sambil tersenyum. Mendengar suara itu pria yang ada di situ mendongkakkan kepalanya menatap Zhanzhan. "Iya benar". Jawab pria itu dengan dingin."Ah, ehem". Zhan tersenyum sebentar dan meneruskan kalimatnya. "Kalau begitu tuan, saya tidak bermaksud mengusir anda tapi bisakah anda mencari meja yang lain saja? Karena meja ini telah di sewa oleh keluarga saya, saya akan menemui calon tunangan saya disini". Xiao Zhan berbicara dengan polos sambil tersenyum. Dia berharap pria yang seumuran dengannya di hadapannya ini bisa mengerti dan beranjak dari tempat itu. Tapi berbeda dengan Yibo. Pria tampan itu tampak terkejut dengan ucapan Zhanzhan.
Bukan Dia kan? Dia berguman dalam hatinya sambil mengontrol dirinya. Jujur saja dia sedikit Syok, karena yang ada di hadapannya ini adalah seorang pria bukan seorang wanita seperti yang dia pikirkan. Lama dia menatap Zhanzhan akhirnya dia tersadar, dia memasukan tangannya dalam saku untuk mengambil sesuatu di dalamnya lalu menyerahkan barang itu pada Zhanzhan tanpa mengucapkan satu kalimatpun. Dia mengambil secartik kertas yang sama dengan milik Xiao Zhan dan menyerahkannya padanya. Sekrtika Zhan terkejut menatap kertas yang sama itu.
"Tunggu--- Jangan bilang kau----???". Zhan membungkam mulutnya dengan kedua tangannya dan menatap Yibo dengan pandangan tak percaya.
"Seorang Pria?". Jerit Xiao Zhan dengan suara yang cukup keras hingga membuat beberapa pelanggan dalam restoran itu menoleh ke arahnya.
"Kau yang akan di jodohkan denganku?". Tanya yibo setelah dia tersadar dari pikirannya yang masih bingung dengan keadaan yang terjadi saat ini. Tentu saja dia sangat bingung. Saking bingungnya dia sampai tidak bisa berpikir.
"Seorang pria?". Ucapnya dengan datar namun dengan pandangan yang menusuk. Xiao Zhan hanya berdiri membeku seperti patung.
"Tu…tunggu, aku…aku akan menelfon ibuku dan bertanya padanya". Ucapnya dengan panik sambil berusaha mengambil ponselnya. Sedangkan yibo masih menatap tajam kearah Xiao Zhan.Tidak mungkin kan?.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU BUNNY(END)
RomanceMereka berdua berada di unniversitas yang sama tapi tak saling mengenal. Tiba-tiba kedua keluarga melakukan perjodohan untuk anak-anak mereka. Kedua orang itu terkejut dengan berita perjodohan ini. Mereka yang tak saling mengenal menimbulkan kebenci...