Sekesal-kesalnya Wang Yibo, anehnya dia masih tetap menuruti perintah Xiao Zhan. Heol?? Kenapa wang Yibo jadi berubah dratis? Dia tetap mencuci seprei seperti yang di perintahkan Zhan, walaupun kadang dia mendengus kesakitan karna kulit tangannya terluka. Maklum orang kaya yang nggak pernah kerja. Sekarang dia telihat seperti seorang bocah yang sedang di hukum oleh ibunya. Setelah sesai melakukan semua pekerjaannya. Dia pun beranjak keluar dari kamar dan mendekati meja makan. Dilihatnya Zhanzhan yang sedang masak disana. Tubuh indah Zhan yang di pandang dari belakang membuat Yibo tertegun dan bisa di katakan dia sedikit bernafsu. Dia berjalan mendekat, menarik kursi dan duduk sambil memperhatikan Zhanzhan yang sedang memotong worter. Yibo terus memasang wajah kesal dan cemberut sejak tadi. Zhan yang menyadari kehadiran yibo membuatnya ingin memarahinya.
"Berapa banyak wanita yang kau kencani akhir-akhir ini?". Tanya Zhanzhan yang membuat yibo mengernyitkan alisnya.
"Emm". Yibo tak menjawab. Dia hanya berguman tak jelas. Zhan memotong wortel dengan keras hingga belah pisau tertancap pada papan iri di bawahnya. Yibo yang mendengar itu tentu saja sangat terkejut.
Jantungku--
Dia memegang dadanya dengan sebelah tangannya. Zhan menghela nafas pelan lalu kembali memotong wortel itu."Aku tidak tahu bahwa kau begitu suka bermain dengan wanita". Ucapan Zhan membuat Yibo menatapnya dengan tatapan tajam. Zhan tidak peduli akan hal itu. Toh dia juga sedang membelakangi Yibo.
"Orang-orang hanya suka memiliki satu pasangan. Tapi kau begitu mudah menggonta ganti pasangan". Ucapan Zhan berhenti setelah dia mamasukan wortel kedalam air yang sudah mendidih dia berencana membuat sup ayam. Lalu dia kembali melanjutkan ocehannya. "Kau bahkan berani membawa wanita kembali dan memasukan mereka ke kamarmu. Sudah berapa banyak wanita yang sudah kau tiduri? Berapa banyak yang terluka karena kau campahkan? Kau ini benar-benar playboy". Yibo yang mendengar semua kalimat itu hanya mengerutkan dahinya tak mengerti. "Jika kau ingin bermain-main dengan wanita, maka hentikan itu. Aku tidak bisa memikirkannya, berapa banyak bibir yang sudah kau cium dan berapa banyak wanita yang kau tidur. Apakah kau tidak kasihan pada dirimu sendiri? Aku berbicara seperti ini karena kasihan padamu. Jika kau terus bermain-main dengan wanita, bagaimana jika tubuhmu terkena penyakit? Bukankah itu sangat mengerikan? Berhentilah menjadi play boy, jika kau ingin bermain-main pergi saja ke rumah pelacuran karena mereka sangat minat dengan wajah tampanmu, tapi jangan menyakiti hati wanita baik yang mengharapkan cintamu, sedangkan kau hanya memanfaatkan mereka untuk memuaskan hasratmu. Aku ingin mengusirmu keluar dan menyuruhmu tidur di luar karena sudah berani membawa wanita kemari. Tapi aku ini masih punya hati nurani dan berbaik hati memaafkanmu. Sudah untung aku tidak mengadukan ini pada orang tuamu". Zhan terus menceramahi Yibo sambil mengaduk-adukkan supnya yang kini sudah matang. Dia meletakan ke mangkuk dan menaruhnya di atas meja, lalu mencuci piring yang kotor sambil meneruskan omelannya. Dia mengambil beberapa lembar roti untuk sarapan mereka, dia mengisi roti itu di piring lalu menaruh di depan wang yibo sambil menuangkan susu ke dalam kelasnya. Yibo yang menatap tangan manis yang sedang meletakan segelas susu di hadapannya itu tiba-tiba membuatnya tersenyum sayangnya senyuman itu hilang karena suara pria di hadapannya ini yang masih terus mengoceh tanpa henti. Entah kenapa yibo tidak peduli dan mendengarkannya begitu saja. Walaupun kadang terasa nyeri di kepalanya karena Zhan kadang mengomelinya sambil membentaknya dan membuatnya merasa pusing. Rasanya dia ingin mencium bibir tipis itu agar omelannya berhenti. Zhan duduk di hadapanya sambil menuangkan kuah ayam di mangkuknya. Karena kuah ayam ini hanya di masak khusus untuknya karena dia sedang ingin memakannya. Yibo hanya menghela nafas pelan melihat kelakuan sang tunangan di hadapannya ini. Yibo sempat berpikir bahwa dia benar-benar seperti seorang istri.
Zhan akhirnya terdiam setelah sudah cukup lama mengomeli pria di hadapannya ini. Dia berhenti dan mereka mulai sarapan bersama. Karena ini akhir pekan jadi waktunua cukup untuk mereka bersantai. Setelah selesai sarapan Zhan membersihkan segala sesuatu di atas meja dan di bawah ke tempat cuci piring. Sedangkan Yibo masih duduk manis disana dan hanya memperhatikan Zhan dari belakang.Kini mereka berdua masih terduduk dan saling berhadapan. Lama suasana menjadi hening. Kini Zhan mulai membuka pembicaraannya.
"Kamu sedang memikirkan cara untuk berpisahkan?".
Yibo yang mendengar pertanyaan Zhan langsung mendongkakan kepalanya yang sedari tadi menunduk dan menatap Zhan. Dia mengangguk dengan cepat menjawab pertanyaan itu."Hah, baiklah, aku juga tidak ingin berlama-lama tinggal dengan kamu yang seperti bocah ini, membuatku pusing saja setiap hari". Yibo membelalan matanya menatap Zhanzhan.
"Bo---Bo--- apa katamu? Bocah?". Yibo berbicara dengan terbata-bata sambil memasang raut wajah kesal. Rasanya dia ingin marah dan mengamuk, tapi dia tidak mau merugikan setiap kaliamat yang dia ucapkan. Karena menurutnya hal itu akan membuat bibirnya capek karena terus berbicara.
"Memang bocah. Kau seperti anak kecil. Apa yang kau lakukan selama kita tinggal bersama? Kau hanya tertidur setiap hari, bahkan menyapu lantaipun kau tidak melakukannya. Mencuci piring saja kau tidak tahu, bahkan celana dalammu juga aku yang mencucinya". Wajah yibo menjadi merah padam mendengar kalimat terakhir Dari zhanzhan.
"Sudah cukup. Jadi apa rencanamu?". Tanya Yibo dengan cepat agar Zhan menghentikan omongannya. Dia tidak ingin sepanjang hari ini hanya mendengar omelan dari pria cerewet ini.
Zhan terdiam sesaat.
"Hmm, jadi begini. Kau kan suka bermain-main dengan wanita, bagaimana kalau kau menghamili salah satu dari mereka dan berpura-pura bertanggung jawab. Dengan begitu kita aka------"."Kau gila? Sepertinya kau sudah tidak waras". Bentak yibo memotong pembicaraan Zhanzhan.
"Memangnya kenapa? Kan menghamilinya bukan hal yang sulit". Ucap Zhan dengan wajah polos.
Yibo mencoba menghela nafas untuk menetralkan emosinya. Tentu saja dia terkejut dengan saran konyol yang di berikan oleh pria manis ini. "Mengapa tidak kau saja yang melakukannya?". Ucap yibo pada Zhanzhan dengan nada mengejek.
Sekilas Zhan terdiam.
"Hmm, sebenarnya aku juga berencana melakukannya, tapi aku dan pacarku belum pernah berhubungan badan".Jangankan berhubungan badan. Mencium bibir cantiknya saja aku belum pernah.
Yibo tertegun mendengar kalimat yang di lontarkan oleh Pria di hadapannya ini. Dia juga sedikit terkejut. "Kau punya pacar?".
Zhan menatapnya dan tertawa. Dilihatnya wajah yibo yang sedang menatapnya dengan ekspresi tak percaya itu.
"Hahahah. Tentu saja aku punya pacar. Bukankah sudah ku katakan? Aku ini pria normal".
"Lalu, mengapa tidak kau beritahu orang tuamu bila kau memiliki pacar? Dengan begitu kita takkan bertunangan kan?".
Zhan memajukan bibirnya dan bersikap sangat menggemaskan. Ini menurut sudut pandang wang yibo bahwa orang di hadapannya ini sangat imut. Walaupun begitu, tidak dapat di pungkiri jika ada perasaan kesal dari yibo setelah mendengar bahwa Zhan sudah memiliki kekasih.
"Aku sudah berulang-ulang mengatakan pada orang tuaku tentang pacarku. Bahkan aku berniat membawanya untuk mengenalkannya pada mereka, tapi mereka selalu menolak dan tetap memaksaku untuk bertunangan".
Mendengar hal itu membuat hati wang yibo sedikit merasa lega. Dia bahkan menampilkan sedikit senyuman di hadapan Zhanzhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU BUNNY(END)
Lãng mạnMereka berdua berada di unniversitas yang sama tapi tak saling mengenal. Tiba-tiba kedua keluarga melakukan perjodohan untuk anak-anak mereka. Kedua orang itu terkejut dengan berita perjodohan ini. Mereka yang tak saling mengenal menimbulkan kebenci...