Beberapa saat setelah Zhan meninggalkan kamar itu, Yibo pun beranjak berdiri dan berjalan keluar ketika merasa perutnya sudah keroncongan. Dia keluar dan tertegun melihat sekeliling isi apartemen yang mereka tempati. Sangat rapi. Dia berpikir, apakah ada pembantu yang di utus oleh orang tuanya kemari? Atau Zhan yang membersihkan tempat itu sendirian? Ah, bodoh amat pikirnya. Dia berjalan menuju kearah ruang makan yang berada tidak jauh dari ruang tamu. Dia bertanya-tanya kemana pria menyebalkan itu pergi? Dan matanya seketika tertuju pada sebuah sofa panjang yang terletak di depan tv itu. Dia berjalan mendekati Sofa itu dan matanya tertegun menatap seseorang yang terbaring disana. Dengan wajah yang terlihat manis dan bibir mungil yang indah membuat Yibo menelan salivanya dengan kasar. Dia masih melongo menatap Zhanzhan yang terlelap itu untuk beberapa saat. Wajahnya menjadi panas dan pipinya memerah, di tambah lagi jantungnya yang berdegup kencang saat ini.
Apa ada denganku? Aku pasti sudah gila.
Dia mengusap wajahnya dengan kedua tangannya dan kembali menatap wajah Zhan.
Boleh ku sentuh?
Bolehkah?
Bolehkan?.Yibo terus berbicara dalam hatinya dan pikirannya sudah menjalar kemana mana. Reflek tangannya maju dengan cepat dan menyentuh pipi Xiao Zhan.
Lembut--
Seketika dia tersadar dan mendorong tubuhnya menjauh dari Zhan. "Apa yang sedang ku lakukan? Aku pasti sudah gila". Guman Yibo pelan. Dia menatap kembali Zhan yang masih tertidur lelap. "Syukurlah dia tidak bangun". Yibo berbalik dan dengan cepat berjalan menuju dapur. Dia melahap habis semua makanan yang berada di atas meja dan kembali ke kamar untuk melanjutkan tidurnya.
Keesokan harinya Zhan terbangun. Dia melihat bahwa tidak ada yang membrinya selimut. Tentu saja, memangnya apa yang bisa dia harapkan dari pria berwajah datar itu. Dia bergegas berdiri dan menuju ke kamar. Dia membuka pintu yang beruntung tidak di kunci oleh Yibo. Dan menatap jam dinding dan menunjukkan pukul 05:22. Dia melangkah pelan menuju kamar mandi dan memastikan dia tidak membangunkan Yibo. Setelah mencuci muka dia berjalan kembali ke luar dari kamar dan menuju dapur. Dia membuat nasi goreng sebagai sarapan pagi mereka. Lalu mencuci piring dan menyapu lantai rumah. Setelah semuanya selesai dia masuk kembali dan membuka gorden kamar itu, membiarkan sinar matahari masuk dan menghangatkan kamar itu. Yibo yang masih tidur merasa terganggu dengan sinar matahari yang mengenai wajahnya. Dia bergegas bangun dan menatap seorang pria di hadapannya yang tengah memakai baju.
"Apa yang kau lakukan disini? Mengapa kau membuka main gordennya". Bentaknya pada pria di hadapannya itu."Ini sudah pagi tuan. Mau sampai kapan kau akan terus tertidur? Bangun dan bersihkan dirimu, lalu sarapan aku akan berangkat duluan ke kampus". Ucap Zhan sedikit mengomel.
"Sialan! Jangan bertingkah seperti seorang istri. Menjijikan!!". Tekan yibo dengan nada tak suka.
Zhan berbalik menatap Yibo. "Siapa yang sedang bertingkah seperti seorang istri hah? Aku ini hanya menyiapkan segala sesuatu yang kita butuhkan di pagi hari. Kamu pikir aku akan membiarkan saja piring kotor dan lantai kotor tanpa membersihkannya? Kalau kamu tidak ingin harusnya setelah selesai makan kau langsung mencuci piringnya dan setelah melangkah kau langsung menyapu bagian yang kau injak agar tidak terlihat bekas kakimu disana. Setiap bangun pagi kita harus membuka gorden dan membiarkan udara masuk. Kau ingin membuat kamar ini terus tertutup dan pengap di dalamnya? Jika kau tak ingin makan maka jangan makan!! Kamu pikir tenaga untuk memasak tidak capek hah? Kamu hanya tinggal memakannya saja masih begitu banyak protes. Pergi bersihkan dirimu lalu langsung berangkat ke kampus. Tidak perlu sarapan". Zhan mengomeli wang Yibo sambil kesana kemari mengambil segala sesuatu yang akan dia bawa ke kampus hari ini. Sedangkan orang yang di omelin hanya melongo dan terdiam menatap Zhan sambil sesekali tangannya menutup telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU BUNNY(END)
RomanceMereka berdua berada di unniversitas yang sama tapi tak saling mengenal. Tiba-tiba kedua keluarga melakukan perjodohan untuk anak-anak mereka. Kedua orang itu terkejut dengan berita perjodohan ini. Mereka yang tak saling mengenal menimbulkan kebenci...