18

15.6K 1.4K 57
                                    

Zhan benar-benar kewalahan menangani nafsu yibo yang sangat tinggi. Yibo seperti sangat candu pada dirinya. Kadang-Kadang zhan mengutuki dirinya sendiri, menyesal atas ungkapan perasaan jujurnya yang menerima cinta yibo dan membuatnya sering kelelahan. Yibo tidak pernah melewatkannya satu haripun. Walaupun 1 hari hanya sekali tetap akan dia lakukan. Zhanzhan tidak bisa protes lantaran tubuh yibo yang sangat kuat dan dengan leluasa dapat mengukungnya dalam pelukannya dengan mudah. Zhan juga tidak bisa melarikan diri karena statusnya saat ini yang menjadi kekasih sekaligus tunangan dari wang yibo.

2 bulan telah berlalu sejak mereka menjalin hubungan dengan saling mencintai. Yibo masih dengan sifat posesifnya yang hampir selalu mengikuti zhan kemanapun pria manis itu pergi. Dan zhan masih dengan omelannya yang panjang jika yibo melakukan kesalahan kecil.

Hari ini zhan dan yibo berangkat ke kampus hari ini.
Zhan masuk ke dalam kelas. Dia tak lagi duduk di samping lin mey seperti biasanya, kali ini dia duduk di bagian depan. Gadis itu menatap sendu ke arah zhan. Dia sungguh-sungguh menyesali perbuatannya. Dia terus berpikir, jika dia tidak melakukan hal itu pada saat itu, mungkin saat ini hubungan mereka masih baik-baik saja, dan dia akan berjuang dengan kemampuannya sendiri untuk merebut hati zhan kembali untuknya. Tapi nyatanya semua itu sudah terlambat sekarang. Gadis itu terus menatap zhan. Rasa pilu, sakit dan rindu datang bersamaan. Tanpa terasa air matanya menetes. Zhan sesekali melirik ke arahnya. Pria manis bergigi kelinci itu juga merasakan sakit, dia benar-benar tidak ingin wanita itu menangis. Bagaimanapun wanita itu telah memberinya kasih sayang yang tulus selama ini.

Kini ujian akhir semester telah di mulai. Dan hari ini adalah hari terakhir ujian, dimana para mahasiswa akan bersorak gembira karena libur panjang telah datang. Selesai ujian zhan keluar dari kelas hendak menemui yibo. Tapi langkahnya terhenti saat seseorang memanggilnya. Dia berbalik dan menatap gadis bertubuh mungil yang pernah ia cintai itu.

"Zhanzhan". Panggil gadis itu lirih, dia perlahan-lahan berjalan mendekat. Dengan perasaan yang sangat gugup, takut kalau-kalau zhan akan langsung memarahinya atau mengusirnya. Namun di luar dugaannya pria manis itu malah tersenyum tulus padanya.
Melihat itu gadis itu tak mampu membendung air matanya. Air matanya menetes begitu deras membasahi kedua pipinya. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, menghalangi setiap orang yang lalu lalang dan melihatnya menangis.

"Maaf--maafkan aku---aku sungguh menyesal--sungguh". Gadis itu terus berguman dalam isakannya. Zhan menarik lengan gadis itu pelan dan memeluknya erat.
"Maafkan aku juga. Aku melukaimu, sangat, sangat melukaimu". zhan berucap dengan nada yang sangat menyesal. Dia tahu selama ini secara sengaja atau tidak sengaja dia telah melukai gadis ini. Sangat banyak dan dia sangat menyesalinya saat ini.

Gadis itu membalas memeluk zhan dengan erat. "Biarkan seperti ini. Hanya sebentar. Aku sangat merindukanmu". Terlihat jelas di mata gadis itu, bagaimana dia sangat merindukan sosok ceria di hadapannya ini. Hati zhan terasa sangat tertusuk, dia merasa seolah-olah dia melakukan kesalahan besar, menyia-nyiakan seseorang yang begitu mencintainya. Tapi dia juga tidak bisa berbuat banyak. Dia juga tidak dapat menebak bahwa hatinya akan berubah dan mencintai orang lain. Namanya juga manusia, kita tak dapat menebak kemana arah jalan kita selanjutnya di masa depan. Jalan panjang yang kita tempuh, bisa sama di masa depan tapi juga bisa berubah, terkadang perubahannya menyimpang sangat jauh dari tujuan awal kita. Kita tidak dapat menentukan sendiri kemana arah jantung kita akan berdetak. Pada siapa dia akan melaju dengan cepat. Semuanya seperti sudah di atur dan kita hanya tinggal menjalankannya saja.

"Mey, terimakasih banyak". Zhan mengecup puncuk kepala gadis itu dengan lembut. Lin mey memejamkan matanya sesaat menikmati pelukan hangat mantan kekasih yang sangat ia cintai.

"Zhan, aku harap kau bisa memaafkanku, aku sungguh minta maaf, masih bisakah kita berteman?". Gadis itu mendongakan kepalanya menatap zhan tanpa melepaskan pelukannya. Zhan tersenyum melihat wajah imut gadis itu. Dia mengusap rambut lembut sang gadis. Sambil mengangguk dia kembali membawa sang gadis kedalam pelukannya.

I LOVE YOU BUNNY(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang