6

16.9K 1.7K 38
                                    

Selesai mengikuti mata kuliah, Zhan berdiri dan hendak keluar dari kelasnya namun tangannya di genggam oleh sebuah tangan yang halus. Zhan menghentikan langkahnya dan berbalik menatap seseoranh yang berada di sampingnya.

"Sayang?". Sapa Zhan lirih.

"Mau kemana?". Tanya Lin Mey dengan sedikit tersenyum.

"Ahh---emmm---". Zhan sangat gugup. Apa yang harus dia jawab? Saat ini dia seperti sedang kepergok oleh kekasihnya saat ingin menghubungi selingkuhannya.

"Lin Mey". Sebuah suara memanggil gadis itu dari arah pintu. Dengan cepat kedua orang ini melihat ke arah sumber suara.

"Ya, ada apa bu?". Tanya Lin Mey pada orang yang memanggilnya. Dia adalah seorang dosen yang di hormati anak-anak, dia tersenyum mendengar pertanyaan Lin Mey. "Mari ikut ibu sebentar".
Lin mey membalasnya dengan anggukan dan melepaskan genggaman tangannya dari Zhan. "Sayang, tunggu aku disini ya?". Ucapnya sambil tersenyum dan berjalan menghampiri sang dosen. Zhan hanya mengangguk sebagai jawabannya. Setelah sang kekasih keluar dari kelas. Zhan memegang dadanya dan sedikit tertunjuk sambil menghela nafas panjang.

"Hah------syukurlah". Gumannya sambil dengan cepat melangkah keluar menuju gedung fakultas ekomoni dimana si 'bocah' itu berada. Setelah tiba disana dia mengintip di balik kelas memperhatikan seseorang yang tidak kelihatan. Zhan tau kelasnya yibo karena yibo telah memberitahukan hal ini padanya melalui pesan singkat tadi pagi. Penasaran kenapa mereka sudah saling bertukar nomor ponsel? Itu bukan mereka lakukan sendiri. Orang tua mereka masing-masing memaksa untuk menyimpan nomor sang tunangan. Dan hal itu sukses membuat keduanya kesal. Dan hari ini adalah pertama kalinya si yibo menghubungi Zhan lebih dulu. Ya memang selama ini mereka belum pernah sih saling menghubungi dengan ponsel milik mereka. Zhan menutup sedikit wajahnya dengan syal yang dia bawa dan di lilit di lehernya.

Dimana bocah itu?

Saat ini zhan terlihat seperti penguntit yang sedang mengawasi mangsanya. Saat sedang serius melihat-lihat kedalam kelas melalui jendela, Zhan dikejutkan dengan suara yang menegurnya.

"Apa yang kau lakukan?"

"ehh??". Sontak zhan terkejut dan tubuhnya berbalik menghadap pria di hadapannya. Sedangkan pria di hadapannya menatapnya dengan bingung.

"Ah---it---ituu---" zhan sangat gugup. Tapi dia mencoba untuk tetap tersenyum. Dia sedikit mendekat pada sang pria dan berbisik pelan. "Apa kau tahu dimana yibo berada?".

Yang pria yang di tanyai menatap Zhan dari ujung kepala hingga ujung kaki. Wajah zhan yang mulus dan terlihat cantik, di tambah tangan kurus yang halus dengan sebuah kotak makan yang ia pegang. Yubin tahu, sangat banyak orang yang datang mencari yibo karena tertarik padanya. Hingga dia kewalahan untuk menyembunyikan tempat dimana yibo berada karena dia terus mendapat desakan dari para gadis yang menginginginkan yibo ini. Tapi kali ini datang pria cantik yang bertanya dengan halus padanya membuat hatinya luluh.

"Ehem---ehem-- kau ingin bertemu dengan yibo?".

Zhan mengangguk cepat.

"Baik, mari ikuti saya". Pria itu berjalan di depan dan zhan berjalan di belakang mengikutinya.

Fuiihhh--- syukurlah dia tidak berada di kelas.

Ada perasaan lega di hati Zhan. Dia lega karena setidaknya tidak ada banyak mata yang melihatnya saat memberikan bekal itu pada yibo.
Langkah merekapun berhenti di depan sebuah ruang club. Itu adalah ruang club basket. Pria yang tak lain adalah yubin itu membuka pintu dan menyuruh zhan untuk masuk. Zhan melangkah masuk dengan cepat dan matanya menatap sosok yang sedang duduk sendirian menatap sendu ke luar jendela. Seperti sangat hampa. Zhan merasa hatinya tergerak menatap sang tunangan yang sedang duduk dengan tatapan sendu itu. Tapi dia kembali tersadar dan dengan geram dia mendekati sang tunangan.

"Bocah bodoh, ternyata kau disini". Ucap zhan dengan nada kesal yang seketika membuat yibo menoleh menatap kearahnya dengan raut wajah senang. Tak dapat di pungkiri bahwa dia sangat senang dengan kedatangan Zhanzhan. Sedangkan yubin. Dia hanya berdiri melongo karena sangat terkejut dengan ucapan zhan yang menyebut yibo "bocah bodoh". Selama ini tidak ada yang berani mengatai yibo seperti ini. Tapi pria manis ini? Mengapa dia sangat berani? Dan yang membuat yubin merasa lebih aneh adalah tingkah yibo saat ini yang tidak menanggapi apa-apa saat pria itu mengatainya bodoh. Bahkan yibo malah tersenyum.

Oh tuhan. Apa yang sedang terjadi? Apakah aku sedang bermimpi? Atau dunia sudah terbalik. Dimana yibo yang ku kenal dingin dan datar itu?.

"Kau datang?". Tanya yibo pelan. Tapi ada perasaan sesal dalam dirinya.

Harusnya aku menunggunya di kelas biar semua orang melihat kami. Ahh sial!!.

"Nah--". Zhan meletakan kotak makanan di atas meja di hadapan yibo dengan cukup keras. Yibo tau, zhan tidak akan menyerahkan itu dan langsung pergi.

"Kamu pikir aku tidak ada pekerjaan hah? Kalau mau bawa bekal juga harusnya kau meberitahuku ketika kau bangun, agar aku bisa memasak lebih. Ah aku lupa. Kau kan selalu bangun terlambat. Mengapa kau selalu menganggu waktuku? Aku ini sedikit sibuk, bukan cuma bersantai sepertimu" Yibo tidak mempedulikannya. Dia membuka kotal makan itu dan menyantapnya sambil membiarkan zhan mengomelinya.

"Ahh kepalaku. Mengapa kau terus membuatku pusing. Kau ini kan sudah besar, mengapa kau tidak bisa mengurus dirimu sendiri? Berhentilah merepotkan orang lain. Apa sih yang bisa kau lakukan? Kau bahkan berani mengirimkan pesan saat aku sedang mengikuti pelajaran. Apa kau tidak tu waktu? untung aku tidak ketahuan. Dan kekasihku. Dia pasti sedang mencariku. Sial!! Lain kali katakan bahwa kau ingin membawa sarapan biar aku memasaknya. Jangan mengambil milikku seenaknya. Padahal kau bisa makan di kantin. Merepotkan saja. Sudah sebesar ini tapi kau masih seperti bocah yang kekanak-kanakkan".

Yibo menghentikan makannya dan menatap zhan sekejap. "Kau tidak makan?". Dia bertanya pelan.

"Makan saja sendiri! Kau membuat napsu makanku hilang. Ahh, benar-benar kau ini sangat menyebalkan".
Zhan terus mengomel dan yubin yang sedari tadi ada disana tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Dia bertanya-tanya, mengapa yibo membiarkan pria ini memarahinya? Bahkan telinga yubin juga ikutan panas mendengar makian yang keluar dari mulut manis milik zhan. Bahkan dia terheran-heran. Yibo bukannya menyuruhnya berhenti mengomel tapi malah menawarkannya untuk makan. Sebenarnya siapa anak ini?. Karena sudah tidak tahan mendengar semua ocehan zhan, yubin yang sedari tadi diam pun mengangkat bicara.

"Anu--- maaf, saya tidak tau apa yang terjadi, tapi bisakah kau berhenti berbicara?".

Ucapan yubin sukses mengalihkan pandangan zhan kearahnya. Zhan menatapnya dengan tatapan tajam dan membuat yubin sedikit merinding.

"Hah". Yibo meletakan senduk di atas bekalnya lalu menatap yubin. "Biarkan saja dia mengomel. Dia akan berhenti begitu dia bosan".

Yubin melongoh menatap tajam yibo karena terkejut akan ucapan yibo. Ini pertama kalinya yibo berbicara dengannya dengan kalimat yang cukup panjang. Dan apa? Dia bilang biarkan saja pria ini mengomelinya? Sebenarnya apa yang sedang terjadi?.

Zhan menghela nafas pelan sambil memijat kepalanya. "Hah, sudalah, aku akan kembali ke kelas. Jangan mengangguku. Mengerti?".

Yibo hanya mengangguk dan menatap zhan yang berjalan keluar dari ruangan itu.

"Hah". Yubin menghela nafas seolah-olah jantungnya akan loncat keluar. Ada apa dengan yubin? Padahal yang di marahi adalah yibo, tapi dia yang jantungan.

"Yibo, siapa dia?".

"Calon istriku". Jawab yibo datar dan sukses membuat yubin terkejut.

"I----istri?? Yibo, kau sedang bercanda?". Mata yubin menatao yibo lekat, mencari-cari kebohongan, namun mata itu tidak memperlihatkan kebohongan disana.

"Kau ingatkan perjodoha yang pernah ku katakan?".
Yubin mengangguk cepat.

"Dia tunanganku".

"Hah?" Sontak yubin menjerit kaget. "Kalian sudah bertunangan?".

Yibo mengangguk. Yubin benar-benar tidak menyangka bahwa yibo akhirnya menuruti perjodohan itu. Padahal dia selalu mengatakan pada yubin bahwa dia akan menolaknya. Dan kali ini, dia bahkan menyebut pria itu sebagai 'calon istri?'. Sebenarnya, seberapa banyak yibo berubah?.

I LOVE YOU BUNNY(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang