PROLOGUE

908 61 10
                                    

Ahn Sora adalah seorang gadis yang terbiasa menghabiskan malamnya dengan rebahan di atas tempat tidur. Kegiatannya tak lain dari membaca beberapa manga atau sekedar bermain game pada ponselnya sambil mendengarkan musik.

Namun tidak dengan malam ini.

"Ah.. selesai," monolognya sambil mengusap bulir keringat pada keningnya.

"Sora, kalau udah selesai cepetan sini!" seru Gahyeon yang merupakan teman sekelasnya.

"Oh-Ok!"

Setelah memastikan isi tendanya sudah rapi dan bersih untuk Sora dan temannya nanti tiduri, gadis itu pun bergegas menyusul Gahyeon menuju api unggun yang terletak di tengah camp ground.

Malam keakraban seperti ini merupakan tantangan bagi gadis penyendiri yang tak begitu suka akan keramaian sepertinya.

Ia hanya bisa menatap ke sekeliling di antara riuhnya canda tawa mereka yang tergabung dalam beberapa kelompok kecil pertemanan.

Tahun ajaran pertama di sekolah menengah atas sudah mencapai pada tahap akhir, tapi dirinya belum juga menjalin sebuah pertemanan yang dekat. Interaksi pun hanya ia lancarkan seperlunya.

Meskipun terbiasa melewati segala situasinya seorang diri, Sora tak menampik kalau dirinya terkadang merasa kesepian pada saat-saat tertentu.

Ya seperti sekarang ini.

Kesepian yang tiba-tiba ia rasakan saat berada di tengah keramaian.

Seandainya saja kegiatan ini tidak diwajibkan oleh pihak sekolah, maka sudah pasti Sora tidak akan mengikutinya.

Menghela nafas panjang, Sora mengelap kacamatanya yang berembun karena cuaca dingin pegunungan.

Satu persatu kalimat yang dilontarkan panitia acara, perlahan menghentikan senda gurau para siswa.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa tiap kelas masing-masing perwakilannya diwajibkan untuk menampilkan sebuah pertunjukan bebas yang menghibur.

Walaupun pada akhirnya kebanyakan dari mereka mempertunjukan bakatnya dalam bernyanyi sambil di iringi petikan gitar acoustic.

Sampai tiba saatnya...

'Umm...?'

'Siapa dia?'

'Sepertinya aku baru pertama kali melihatnya.'

'Dia lumayan tampan. Ah tidak tidak. Dia... Memang tampan.'

'Apakah ini hanya kerena efek cahaya dari api unggun?'

'Dan lagi...'

'Suaranya juga enak didengar.'

'Oh tidak! Dia melihat kearahku.'

'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Heartthrob [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang