05❥៚

215 38 6
                                    

Sora sengaja datang lebih pagi dari biasanya. Langkah kakinya gontai memasuki ruangan kelas yang masih belum ada siapa-siapa.

Ia sangat membenci hari senin.

Meskipun terdengar seperti kebanyakan orang, tapi percayalah gadis itu tak pernah seperti ini sebelumnya.

Manga terbitan baru yang ada di tangan, juga soundtrack anime pembangkit semangat yang terputar sangar, nyatanya tak mampu mengusir berbagai ingatan yang menyakitkan.

Gadis itu kembali memasukan komik dan bluetooth earphonesnya ke dalam tas selempang karena takut kelupaan.

Tangannya terlipat guna menjadi bantalan.

Rasanya Sora ingin cepat pulang.

"Sora?"

Kepala sang gadis mendongak tanpa memberikan tanggapan.

"Ra, kok kamu keliatan lemes gitu sih? Lagi nahan buang air kah?"

Mingi yang terkekeh berujung bingung karena biasanya Sora mudah tertawa meski dengan candaan receh sekalipun.

Sora hanya menatap kosong pemuda yang mengkhawatirkannya itu. Ia lantas memaksakan dirinya untuk tersenyum dengan menarik salah satu ujung bibirnya yang malah terkesan menyeramkan untuk Mingi lihat.

"Hiy! Kamu lagi nggak baik-baik aja ya, Ahn Sora!"

Sora lalu tertunduk cepat hingga kepalanya terbentur ujung meja.

"Aw! Sakit Gi!" cicit Sora mengusap-usap keningnya yang memerah.

"Baka!" Mingi menyentuh kening Sora yang ternyata bersuhu normal. "Mending pulangnya kamu ikut aku latihan aja, yuk!"

"Aku tuh gak bisa main basket, Gi."

"Siapa juga yang ngajakin kamu main? Temenin aja... Yah kan nanti kamu bisa sekalian cuci mata juga sambil liat anak-anak latihan."

Sora pun melirik keatas sambil membayangkan scene dalam anime tentang basket favoritenya... Slam Dunk!

'Kimi ga suki da to sakebitai...
Ashita wo kaete miyou🎶'

Kini bukan hanya kening, melainkan seluruh wajahnya jadi ikut memerah.

"Nggak ah! Aku malu tau!" Sora refleks menutupi wajah dengan kedua tangannya.

"Dih... Ngebayangin apa kamu tuh?" tanya Mingi lagi sambil menjitak pelan kepala Sora.

"Song Mingi! Sakit!"

Pelan bagi Mingi ternyata tidak untuk Sora.

Sang gadis memberikan tatapan tajam sebelum menyerang makhluk tinggi di hadapannya.

"Udah nggak usah banyak ngehayal! Tenang aja kalo masalah pulang mah, ntar aku yang anterin."

"Beneran?"

"Iya, janji deh!"

'Hmm...'

'Sepertinya bukan ide yang buruk.'

Heartthrob [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang