09❥៚

202 35 5
                                    

Memasuki ruangan kelas, kakinya terhenti tak langsung menuju kearah bangkunya untuk duduk.

Kedua netranya mengamati gerak-gerik seluruh siswi secara detil.

Beruntung bagi Sora yang sedang tiduran di bangkunya sambil mendengarkan musik, membelakangi tatapan tajam sang pemuda. Karena jika gadis itu kedapatan balik menatap, maka semua rencana yang telah ia susun akan berantakan oleh tingkah lakunya yang akan jadi serba salah dan mencurigakan.

Mingi yang baru datang menatap Wooyoung aneh. Namun pemuda itu lebih memilih untuk melewatinya begitu saja.

Bel tanda mulai pelajaran menyadarkan Wooyoung. Ia lantas tergesa menuju bangkunya sebelum kedatangan pengajar.

Begitu juga dengan Sora yang terduduk tegak, melepaskan kedua earphones bersiap untuk memulai pelajaran.
.
.
.
Sepanjang jam pelajaran, pemuda itu sama sekali tak dapat berkonsentrasi.

Pikirannya bercabang.

Apakah sang pengirim cokelat benar salah satu dari teman sekelasnya atau berbeda dari yang ia pikirkan.

Wooyoung sama sekali tak menemukan petunjuk yang mampu menjelaskan.

Apa sebaiknya Wooyoung bertanya saja?

Membereskan peralatan tulis dan bukunya, pemuda itu lantas mulai berjalan menuju barisan paling ujung dekat jendela.

Tiap langkahnya terasa lambat di mata Sora.

Gadis itu sontak mengurungkan niat untuk beranjak dari duduknya.

Jantungnya mulai berdegup kencang.

Derap langkah pemuda itu terdengar berhenti.

"Yak Kim Hyunjin," ujarnya berdiri tepat di hadapan salah satu teman sekelasnya.

Untung saja keadaan Sora yang sudah tak dapat digambarkan lagi dengan kata-kata terhalang oleh besarnya tubuh Mingi si lamban, yang saat ini belum juga selesai menyalin tugas dari papan di depan.

"Apa?" jawab Hyunjin sinis.

"Kamu tau nggak siapa yang menaruh ini ke dalam tasku?" tanya Wooyoung to the point seraya menunjukan kotak cokelat yang telah kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu tau nggak siapa yang menaruh ini ke dalam tasku?" tanya Wooyoung to the point seraya menunjukan kotak cokelat yang telah kosong.

"Mana aku tau," jawabnya sinis. "Kenapa kamu tanya aku?"

"Ya, mungkin aja kamu tau."

Hyunjin yang hari ini moodnya sedang buruk karena suatu hal tentu saja tak ingin ambil pusing dengan tudingan Wooyoung.

"Awas!" bentaknya seraya beranjak pergi.

"Aduh! Kamu sengaja nginjek kaki aku? Yak Kim Hyunjin!"

Sang pelaku penginjakan itu terus berjalan, sama sekali tak memperdulikan Wooyoung yang kesakitan.

Heartthrob [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang