[🌙] O2. Bagian Pertama

563 79 47
                                    

Abhati🍂First chap☁️•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abhati🍂
First chap☁️

"Mitsuki! Bisa kau bantu aku?" teriak pria dewasa dari arah dapur.

Lelaki bersurai biru terang itu menghela nafas malas, ia meletakan ponselnya lalu beranjak pergi ke dapur.

"Apa?" ucapnya malas.

"Buangkan sampah itu ke luar," perintahnya.

"Benarkah? Apa Nii-san bercanda?"
Mitsuki memasang mimik heran, bercampur malas yang ada di dalam dirinya.

"Apa yang bisa ku bercandakan? Aku sedang memasak sekarang, mana bisa aku bercanda."

Log-Kakak Mitsuki-masih melanjutkan kegiatannya, mengaduk-aduk masakan.

"Hey! Kita tinggal di sebuah mansion, apa di dalamnya tidak ada satu pun maid sehingga aku harus membuangkan sampah dapur?" tanya Mitsuki dengan senyum yang dipaksakan.

"Tou-san mengajarkan kita untuk tidak selalu mengandalkan maid, jadi kau harus belajar mandiri mulai sekarang."

Mitsuki semakin geram dengan kakaknya, suka sekali mengganggunya ketika sedang santai. Sebenarnya, ada masalah apa yang menimpanya.

"Hai hai, kau bertambah cerewet saja seperti Tou-san!" teriaknya.

Dengan malas, Mitsuki mengambil kantung plastik yang berisi sampah dari dapur. Lalu bergegas keluar dari rumahnya.

Angin malam bagai merasuki sampai ke dalam tulangnya, suasana sangat dingin di luar sini. Membuat lelaki itu cepat-cepat membuang sampahnya.

Setelah menaruh kantung plastik sampahnya, Mitsuki mencuci tangannya di keran terdekat.

Ketika ia ingin pulang ...
"Hiks ... hiks."

DEG

Detak jantungnya berdetak lebih cepat, bulu kuduknya mulai meremang dengan sendirinya, pikiran-pikiran aneh mulai merasukinya.

"Siapa di sana?" ucapnya pelan.

Setelah mengumpulkan keberanian, lelaki itu mulai mendekati sumber suara dari isakan itu. Isakan pilu yang menyiratkan kesakitan luka yang amat dalam.

Iris gold itu membulat sempurna, detak jantungnya kembali berdetak cepat tidak karuan. Keringat dingin bercucuran membanjiri pelipisnya.

Abhati [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang