Dia menatap sejenak huruf timbul berukuran besar yang ada pada lobi sebuah gedung di pusat ibukota. Orang-orang lalu lalang dengan sibuk mereka masing-masing. Tapi, tak hanya dia yang menatap deretan huruf timbul yang bertuliskan JS Law Firm tersebut, mata itu sudah tak asing bagi dia. Mata yang dulu seakan menyuarakan banyak kata tanpa harus bersuara, mata dengan warna cokelat gelap yang beberapa hari lalu masih ia temui di sebuah kafe langganan mereka dengan membawa dokumen yang akhirnya dibubuhi tanda tangan dia setelah menolak untuk beberapa kurun waktu. Setelah sama-sama usai menatap huruf timbul itu keduanya beralih saling melempar pandang. Tak ada permusuhan, tak ada yang berdarah tapi untuk rasa sakit mereka sama-sama memilikinya.
"How's life?" tanya dia menyapa lebih dulu. Bibirnya hendak menjawab namun menarik senyum ulas lebih dulu, setelah itu menjawab tanya dia. "Kita baru ketemu beberapa hari lalu," jawab cewek itu dengan membawa dokumen di tangannya. "Gak ada perubahan yang berarti hanya karena kita gak saling jumpa dua hari ini, Aka."
Hanya cewek ini seorang yang memanggil dia dengan nama 'Aka' ketika harusnya ada sebutan yang lebih nyambung dari itu. Misalkan, Dhit atau Ad mungkin.
Dia bernama Adhitya Pahlevi Malaka. Dan cewek yang berdiri di hadapan dia, yang memanggilnya Aka dan selalu Aka bernama Mireina Mehrunjani.
"Jadi... kabar kalian mau pisah bener?" tanya seorang pria dengan tag identitas yang menggantung di lehernya, menghampiri keduanya dengan tergesa. Menunjukkan dia adalah salah satu pengacara perceraian yang bekerja di JS Law Firm—kantor pengacara terkenal di berbagai bidang dan berpengalaman sejak sedekade lalu. Pria ini pengacara dari pihak Adhitya. Sedangkan dari pihak Mirei datang dengan kesiapan sampai akhirnya sempat kaget melihat pria si pengacara itu.
Dan, keduanya akan mengajukan dokumen perceraian hari ini.■■■
Selamat pagi semua :) jadi akhirnya setelah memikirkan dengan baik-baik cerita apa yang mau aku publis sebagai tugas untuk komunitasku, akhirnya aku memilih Beyond The Memories sebagai pembangkit aku untuk kembali menulis lagi. Sebenernya, ini waktu yang rawan karena akhirnya aku memasuki semester akhir perkuliahan dan sejujurnya ini waktu yang tepat untuk hiatus. Tapi, gak tau kenapa Tuhan seakan nunjukkin kalo apa yang aku lakuin sekarang udah di jalan yang benar.
Jadi itulah mengapa aku nulis ini.
Ide cerita ini ada sebenernya barengan sama Heartbreaker. Gak beda jauhlah. Tapi, bener-bener lupa inspirasi awalnya dari mana wahaha
Kemudian, aku mendengar lagu Fiersa yang judulnya Waktu yang salah dan menurutku itu lagu sangat cocok dengan cerita kedua tokoh utama. Adhitya Pahlevi Malaka dan Mireina Mehrunjani.
Ini bukan friendzone. Cerita ini hadir untuk kalian yang awalnya asing lalu terbiasa bersama sehingga berbagi tawa dan cerita juga air mata, saling bersandar ketika semuanya terasa lelah tanpa menyadari bahwa itulah awal dari suka, cinta ataupun luka.
Aku gak bisa bilang ini cerita sangat romantis, atau sangat sedih, yang jelas sepertinya ini akan jadi cerita genre satu paket nantinya.
Semoga kalian mengikuti perjalanan mereka.
Annyeong 😊😊NB: cerita ini satu universe dengan 2 dekade
KAMU SEDANG MEMBACA
Beyond The Memories [Tunda]
RomanceSeperti yang ada dalam kilas kisah, ini hanya tentang dua insan yang telah malas untuk mencari. Mencari apa makna cinta sesungguhnya. Mencari apa cinta sejati itu sungguh ada dinyata yang begitu fana dengan kepalsuan. Mencari seseorang yang kiran...