Q.2 Apakah kamu sudah benar-benar mengenalnya?
Tahun 2005, 3rd Grade
Adhitya menatap Mirei dengan tatapan heran. Dia tidak pernah melihat anak ini sebelumnya, di lingkungan rumahnya. Selama tinggal dengan ayah, sepertinya dia memang jarang main keluar rumah tapi sepertinya dia tidak sebuta itu untuk tidak mengenali tetangganya sendiri.
"Kamu baru pindah?" tanya Ahmad-ayah Adhitya seraya melajukan pelan mobilnya keluar dari kompleks. Mirei mengangguk, "Iya, Om. Papa tadinya kerja di Tasik, kita semua tinggal di sana sama Bibi yang ngurusin aku, soalnya Mama juga sama sibuknya seperti Papa. Tapi, kemudian tiba-tiba aja mereka mau Mirei sekolah di Jakarta dan pindah deh ke sini," ujar Mirei panjang lebar, bagi Adhitya cewek ini terhitung cerewet di sepuluh menit pertemuan mereka.
"Oh, begitu ya...."
"Tapi, Om?"
"Kenapa?"
"Kalau mereka emang mau Mirei buat sekolah di Jakarta, harusnya mereka punya waktu untuk nganterin Mirei dihari pertama masuk ke sekolah baru, bukan?"
"Apa itu artinya mereka egois?"
Ahmad dibuat kaget dengan pertanyaan Mirei. Anak ini pasti sebaya dengan putranya tapi perkataannya sangat cerdas dan justru membuat Ahmad tertawa hingga garis lengkung pipinya muncul. "Emang kamu tahu apa itu egois?"
"Mirei sempet baca kamus sih katanya egois itu punya arti suka mementingkan diri sendiri,"
"Artinya benar, tapi bukan berarti orang tua kamu egois hanya karena mereka gak antar kamu ke sekolah hari ini, mungkin ada masalah mendesak di pekerjaan mereka dan lagi pula, Om gak akan ketemu Mirei kalo kamu diantar Papa atau Mama kamu hari ini."
"Oh iya ya, Om bener juga, he...he...."
"Emangnya kamu itu gak takut diculik apa? Naik mobil orang asing?" tanya Adhitya heran, Mirei hanya memutar matanya lalu menjawab, "Mana ada penculik yang tinggal di kompleks yang kenal sama satpamnya? Terus juga ya, emangnya ada penculik yang nganterin anaknya pergi ke sekolah dengan serapi ini?"
Ahmad tertawa dibuatnya, namun Adhitya hanya tersenyum kecut. Bagaimana bisa ada cewek yang baru kenal selama lima belas menit yang se-sok dan secerewet ini?
"Oh iya, kenalan dulu dong kalian. Ini putra Om, namanya Adhit." Ahmad mengenalkan putranya. Mirei melongok menatap Adhitya yang kembali membalas tatapan Mirei dengan kerutan di dahinya.
"Aku Mirei, pantesan kita bukan musuh? Jadi ngeliatin aku biasa aja dong," ujar Mirei lalu kembali bersandar lagi ke jok bangku belakang.
Ahmad menoleh pada putranya sejenak, "Adh?"
"Iya Yah, maaf." Adhitya menunduk, tapi kemudian dia menoleh ke arah Mirei yang duduk santai di belakang. "Jadi, nama apaan tuh Mirei?"
Tahun 2008, 6th Grade, Graduation Day
"Kamu belum jawab pertanyaan aku waktu itu," ucap Adhitya. Mirei yang lebih dulu mendekati Adhitya yang duduk di belakang panggung. Tadinya berniat menyapa saja, tapi tak diduga Mirei dapat tanya dari Adhitya.
Ada rangkaian acara perpisahan di sekolah mereka. Salah satunya, pentas seni, Adhitya ditugaskan mengurus penampilan adik-adik kelasnya untuk naik ke panggung sementara Pak Yogi, penanggung jawab sebenarnya sedang mendesak untuk urusan toilet.
"Yang mana?" tanya Mirei. Sekarang sedang sesi kesan dan pesan para wali kelas 6 dan pembacaan surat perpisahan dari adik kelas mereka.
"Nama kamu tuh dari mana asalnya?" tanya Adhitya lagi, terkesan tidak peduli tapi cara dia menatap Mirei ingin tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beyond The Memories [Tunda]
RomanceSeperti yang ada dalam kilas kisah, ini hanya tentang dua insan yang telah malas untuk mencari. Mencari apa makna cinta sesungguhnya. Mencari apa cinta sejati itu sungguh ada dinyata yang begitu fana dengan kepalsuan. Mencari seseorang yang kiran...