Q10 – Apa alasan kamu berbohong pada orang yang kamu sayang?
Sungguh! Jika habis ini Mirei memintanya pulang dia ingin menuntut Mirei karena sudah menceraikan seorang suami sebaik dia. Ya, Adhitya ingin sombong. Adhitya ingin menunjukkan bahwa dia masih ingin pernikahan ini berjalan. Dia hanya ingin menikahi Mirei di sisa hidupnya. Menua bersama bila mereka punya cukup waktu diberikan oleh Yang Maha Kuasa.
Tanpa basa basi, dia cinta pada Mirei, istrinya. Mirei Mehrunjani, istri dari cowok bernama Adhitya Pahlevi Malaka. Mirei yang membuatnya tahu arti nama cewek itu secara lengkap setelah selama empat tahun bahkan lebih. Mirei yang membuatnya selamat dari kecewa yang amat sangat dari cewek bernama Afina. Mirei yang buruk dalam urusan memilih cowok sebagai tipe idealnya. Mirei yang paling mahir merawatnya saat demam. Mirei yang terlihat gembira begitu reuni diadakan walaupun semasa SMA dia tidak memiliki banyak teman, karena dia menjadi pacarnya Mesa.
Mirei yang tidak pernah ingin menyembunyikan wajah sedihnya di depan Adhitya saat cewek itu patah hati. Mirei yang selalu membujuknya dengan berbagai cara agar dia berbaikan dengan Ahmad—ayahnya. Mirei yang selalu bilang bahwa Adhitya beruntung memiliki ayah seperti Ahmad. Mirei yang selalu menyerah di mata kuliah perhitungan. Mirei yang membuatnya tidak menyerah untuk mengerjakan skripsi setiap malam di saat cewek itu sudah siap untuk diwisuda kapan saja. Mirei yang membuatnya berpikir untuk menikah dengan seseorang setelah dia berpikir akan melajang setidaknya hingga dia berusia 30. Tetapi, apa? Bahkan belum genap 25, dia sudah pergi ke kantor firma hukum, mengurus surat perceraian dengan pengacara terandal di Kantor JS. Beginilah hidup. Tidak pernah pasti, menyebalkan tetapi selalu ada yang ingin dipertahankan karena timbulnya perasaan asli yang terkesan egois padahal untuk menyelamatkan hidup dua orang.
"Terus, kamu enggak pulang dari tadi?"
"Siapa yang jagain kamu, kalo aku pulang?"
Mirei menatap Adhitya canggung, bahunya naik sedikit. Dia ingin menjawab Solla atau Riyan, sepertinya tidak mungkin, mereka sibuk 24/7.
"Kamu udah makan?"
"Udahlah," kata Adhitya. "Kamu kurusan." Mirei mengangkat tangannya sedikit, ingin menyentuh wajah Adhitya yang sedikit tirus daripada terakhir kali dia lihat, namun urung.
"Sentuh aja," ujar Adhitya yang membuat alis Mirei naik sebelah. Mengherankan, Adhitya tiba-tiba saja peka. Adhitya memiringkan sedikit wajahnya dan mendekat pada Mirei. Dengan ragu, tangan Mirei terulur dan menyentuh hati-hati sisi wajah Adhitya.
Wajah yang selalu hadir saat dia merasa sedih, saat dia membuka mata saat bangun tidur entah di tengah malam ataupun di siang hari saat Mirei ketiduran di sofa. Wajah yang tenang dan berwibawa.
"Tapi, Re ...." Adhitya berhenti bersuara, "Bagus, kamu udah kentut," ujar Adhitya dengan wajah menahan tawa. Wajah Mirei langsung memerah. "Hah? Serius?"
"Kamu kayaknya yang terlalu serius liatin muka ganteng aku, deh, Re," ledek Adhitya membuat otomatis Mirei memukul lengan Adhitya keras berkali-kali hingga tawa cowok itu lepas.
Seandainya keadaannya tidak akan membuat canggung bagi mereka untuk bersentuhan satu sama lain. Sewajarnya saja. Seperti pasangan suami istri pada umumnya. Seandainya Adhitya tetap egois tidak setuju dan mengucapkan kalimat yang berujung pada perpisahannya dengan Mirei. Seandainya lagi, dia cukup cerdas mencari cara dan mengekspresikan perasaannya untuk Mirei seperti sebelum dia mempersunting cewek ini menjadi istrinya. Seandainya dia tahu cara menjelaskan bahwa dia menikahi Mirei bukan tanpa paksaan siapapun. Bukan karena ibu Mirei menitip putrinya pada Adhitya. Bukan hanya karena tidak ingin melihat Mirei patah hati atas putus cintanya. Tetapi, sebelum Adhitya sadar bahwa dia memang mencintai Mirei. Yang Maha Pemilik hati mereka sudah menyerahkan seluruh garis hidup Adhitya dan jiwa raganya untuk Mirei seorang, bukan orang lain. Tidak akan pernah orang lain. Hanya Mirei, sampai kapanpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beyond The Memories [Tunda]
Roman d'amourSeperti yang ada dalam kilas kisah, ini hanya tentang dua insan yang telah malas untuk mencari. Mencari apa makna cinta sesungguhnya. Mencari apa cinta sejati itu sungguh ada dinyata yang begitu fana dengan kepalsuan. Mencari seseorang yang kiran...